Chapter 2

17 1 2
                                    

"Dari mana kamu no?", pertanyaan yang terdengar sesaat setelah Rino menutup pintu rumah.

"Rapat bun, biasa lah", jawabnya sembari masuk ke kamar

"Rino abis mandi, temenin bunda makan malam ya.. ga boleh nolak", teriak bundanya dari ruang keluarga

30 Menit berlalu, Rino keluar dari kamar dengan rambut masih setengah basah dan belum disisir. "Mo makan apa nih bun?", tanya Rino yang duduk menyamping menghadap bundanya

"Ga tau juga nih, bibi lagi sakit soalnya, dia gak masak", kata Bundanya sambil asyik memainkan instagram miliknya

"Kita gofood burger aja", ide Rino sambil mengeluarkan ponselnya dari saku boxernya

"Boleh juga tuh, eh tapi bunda lagi diet"

"Sekali doang gapapa lah bun"

"Oke deh, bunda mozarella pedes XL, minumnya yg gede"

"Got it mom", Rino memencet tombol pesan

"Enak yah bun", kata Rino sambil mengunyah

"Iya dong, kalo pilihan Bunda pasti enak", sambung bundanya yang baru saja meneguk soft drink

Hujan deras malam itu membuat senyum Putri kembali tergambar jelas di langit-langit kamar Rino yang sedari tadi ditatap kosong olehnya.

Aroma harum hujan menguatkan kenangan itu kembali tergambar, bagaimana awal Rino bertemu pertama kali dengan Putri, saat mereka menghabiskan waktu dibawah hujan, saat hujan membenamkan mereka dengan dinginnya di taman hijau itu.

Air matanya mengalir senada dengan aliran kenangan itu, membasahi pipinya, tidak dia hapus sedikit pun, "Kenapa kamu harus pergi Put.. kamu ga tepatin janji kamu malam itu", kata Rino dalam hati.

"Abis aku tanding, kita ke taman yah main hujan kaya dulu, udah jarang kita kaya gitu, mumpung kayanya bakalan hujan deras malam ini", kata Putri di dalam mobil sebelum mereka memasuki bangunan tempatnya bertanding

"Tenang aja, lawan aku gampang kok, kamu kaya baru kenal aku aja", kata Putri sambil memeluk Rino

Tak sadar, itu adalah pelukan terakhir Putri sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya.

"Taman itu udah nungguin kita malam itu, tapi kenapa kamu pergi", tangis Rino sedalam-dalamnya

Tiba-tiba handphoneya berbunyi memecah lamunannya tentang Almarhumah Putri. Panggilan masuk dari Sabrina

"Halo", jawab Rino sambil berusaha meredam tangisnya

"Lo.. lagi nangis ya.. sorry sorry", kata Sabrina yang menyadari itu dari nada bicara Rino

"Enggak kok gapapa, ada apa?",

"Jadi gini, perban gw ini kapan digantinya yah? Terus bisa basah gak?", tanya Sabrina

"Ya engga bisa basahlah, digantinya nanti aja lusa baru diganti, ntar gw temenin lagi deh"

"Ohh btw makasih yah udah nolongin gw"

"Santai aja, kalo gw gak nolongin lo tadi, siapa yang mau kerja nanti?" sambung Rino

"Hahaha, iya kalo udah gak sakit gw bantu kerja kok"

"Ortu bilang apa waktu liat itu?", tanya Rino

"Liat apa?"

"Liat monyet... ya liat tangan lo diperban lah", kata Rino

"Ooh udah jelasin semuanya, makasih kata mama",jawabnya

"Eh jangan lupa obat yang tadi diminum sama salepnya juga dikasih ke yang kecil-kecil tadi.

Rain SaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang