Chapter 18 : The End

3 0 0
                                    

"Besok kamu siap-siap yah, aku mau ajak kamu pergi dulu, pagi jam 7 udah siap" kata Rino melalui telfon malam itu, Sabrina hanya mengiyakan perintah itu.

"Kita mau kemana? sampe kamu suruh aku pake dominan hitam" tanya Sabrina yang baru masuk ke mobil

"Mau Halloween" jawab Rino

"Hah? Udah lewat Rino" Sabrina mendorong kepala cowoknya

"Liat aja, aku bakal bawa kamu ke kuburan"

"Itu namanya ziarah kuburrr" sambung Sabrina

Setelah mereka turun dari mobil, gerimis perlahan mulai turun seolah menyambut kedatangan mereka, keduanya menyusuri rerumputan hijau yang di penuhi makam. "Rino ini mau ke kuburan siapa?" kata Sabrina sambil mengikuti arah tangannya ditarik Rino

Sampailah mereka di makam keramik berwarna hitam yang bertulskan nama Putri Valerina. "Ini makam siapa sayang?" tanya Sabrina sambil berlutut dengan satu kaki, kacamata hitamnya ia tanggalkan untuk membaca nama yang tertera di makam itu.

Rino mendengus berusaha menahan tangis di tengah rintik hujan sembari ikut berlutut

"Nah besokkan kamu udah milikin aku sepenuhnya nih, sebelum itu minta izin dulu sama pemilik sebelumnya nih" kata Rino terbata-bata karena menahan tangis, tapi tak lama setelah itu ia mulai menangis, masih tergambar kuat aroma kenangan bersama Putri selama 2 tahun itu, Putri banyak mengubah hidup Rino, menjadikannya seperti Rino yang sekarang, yang di kenal tegas, dingin, dan berwibawa oleh orang-orang.

Hati Sabrina ikut terenyuh melihat Rino menangis tanpa suara, pandangannya kembali ia alihkan ke makam Putri "Hai Putri, gw Sabrina, besok kita bakal nikah, gw tau gw gak bisa gantiin lo di hatinya Rino tapi gw bisa jaga sepenuhnya Rinonya lo ini kok, gw minta izin yah sama lo, semoga lo tenang disana, gw juga baru tau lo sekarang" terjatuh beberapa tetes air mata Sabrina ke kuburan Putri

"Put, besok aku mau nikah sayang, tapi tenang aja, kamu gak bakal terganti di hati aku, gak bakal bisa. Restuin kita yah, aku harap kamu tenang di alam sana, nanti kita bakal ketemu lagi kok, aku janji." Tangis mereka semakin pecah, bahkan sang langit pun menangis seolah-olah turut larut dalam perasaan mereka saat ini.

Keduanya menabur bunga dan membersihkan makam Putri, setelah mengirim doa, Sabrina berjalan duluan masuk ke dalam mobil. Sementara Rino masih berlutut di samping makam itu

"Putri aku pamit yah sayang, kamu yang tenang disana, aku gak bakal lupain kenangan kita, kebiasaan lama kita, semua tentang kamu itu permanen di hatiku sayang, kamu sering-sering muncul lagi yah, aku kangen soalnya, aku juga inget pesan kamu malam itu, aku janji gak baka ngecewain Sabrina lagi" tangisnya tersedu-sedu.

Tanpa ia sangka Putri muncul kembali di hadapannya, Rino perlahan berdiri menatap Putri dengan pakaian serba putih. Putri pun sembari berkata "Hey jangan nangis inoo, aku udah bilang jangan cengeng, kamu berhak nikah sama yang lain, kamu berhak bahagia di dunia, aku selalu ada di hati kamu yang paling dalam, percaya sama aku Rino. Suatu saat nanti kita bersama kembali pasti, kamu harus bahagia yah sama Sabrina, besok sudah nikah, jangan kecewain dia. Terima kasih udah mau dateng jenguk aku disini, terima kasih udah mau bersihin makam aku, gitu aja cukup kok sayang, aku gak bisa lama-lama nih, aku pergi yah" Putri perlahan menghilang di tengah gerimis.

Rino tak kuasa menahan tangisnya dan berusaha untuk mengikhlaskan Putri tuk pergi selamanya "Putri jangan pergi dulu" teriak Rino. Cowok itu kembali berlutut, memeluk makam itu sambil mengecupnya seraya berbisik "Good bye Putri".


"Kenangan

Sebuah drama yang di atur oleh semesta

Rain SaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang