|6+6-6|

8.6K 700 4
                                        

Mohon apresiasinya 🙏
Jika kalian suka, kalian bisa memberikan bintang.
Kalian juga bisa komen.
Vote ✨ dan komen 💬 kalian sangat berpengaruh pada author. Tetapi tetaplah menjaga kesopanan. TERIMAKASIH
Dan mohon jangan menjadi silent readers. TERIMAKASIH SEKALI LAGI.

____________________

Awan mulai menggelap, matahari pun mulai tenggelam. Angin sepoi-sepoi mulai menerpanya. Syukur hoodie yang dipakainya mampu membuat dirinya hangat.

Tepat pukul setengah 5 sore, biasanya orang-orang menghabiskan waktunya untuk berkumpul keluarga, tiduran, ataupun menonton televisi. Tetapi berbeda dengan Shera,, dia masih berada dijalan. Memang dia memilih pulang jalan kaki. Meskipun tadi Leon menawarinya tumpangan, tapi ditolaknya. Alvaro juga menghilang ditelan bumi.

Muka datarnya selalu terpampang jelas diwajahnya. Seolah tak ada ekspresi yang tepat kecuali itu.

Awan mulai menangis, perlahan tapi pasti airnya mulai mengalir deras. Dan disinilah dia,, halte. Ya dia berteduh di halte.

Angin mulai berhembus kencang. Hoodie yang melekat itu sudah tak mampu menghangatkan dirinya.

Shera mulai kedinginan. Memori kematian ayah bundanya mulai berputar di otaknya. Kejadian itu terjadi saat hujan turun. Kecelakaan itu mulai jelas dipikirkannya. Dia mulai menangis. Memiliki kenangan buruk saat hujan itu sangat menyusahkan. Biasanya saat hujan turun, Shena selalu ditemani temannya sang penjaga perpustakaan. Ada yang menguatkannya meskipun hanya seorang. Tapi sekarang? Entahlah. Dia sendirian, kesepian, dan kedinginan.

------------------------------------------------+---+---+---++---+---+---+-----

Ditengah hujan, didalam mobil Al bersama Kenzo sedang menuju ke rumah David. Mereka bertujuan menginap, Farid sudah sampai dari tadi. Hanya tinggal mereka berdua.

Drett drett
(Anggap suara telpon)

Al mengambil ponselnya di saku. Dan tulisan TANTE NYLA terpampang jelas di sana.

"Siapa Al?", tanya Kenzo yang sedang nyetir.

"Tante", jawabnya singkat.

Pip

"Halo kenapa tan?"

"Shera ada sama kamu nggak Al?", terdengar resah.

"Enggak tuh tan. Emang ada apa ya?"

"Al! Shera jam segini belum pulang. Ini juga lagi hujan deras, tante khawatir. Ponselnya gak aktif. Papanya juga lagi nyari", ucapnya menangis tersedu-sedu.

"Gitu ya tan? Yaudah Al bantu cari ya tan. Tante yang tenang dulu. Shera pasti ketemu kok. Percaya sama Al. Yaudah ya tan, ini Al juga mau cari. Tante yang tenang, jangan gegabah dulu oke", jelas Al panjang lebar.

"Iya Al makasih"

Pip

"Kenapa Al?"

"Kita putar balik lewat jalan SMA!", Perintahnya.

"Lho kenapa? Ini udah mau sampai lho Al?", Tanyanya heran.

"Shera belum pulang, papa mama nya khawatir. Kita juga harus cari Shera", ucapnya khawatir.

Melihat ekspresi teman nya yang tampak kalut. Kenzo pun langsung putar balik mencari Shera di jalan sekitar SMA tanpa protes.

Sudah 15 menit berlalu, tapi mereka berdua belum juga menemukan Shera. Hujan juga makin deras, angin semakin kencang. Suasana di dalam mobil juga sunyi, hanya terdengar suara hujan. Tidak ada yang membuka suara. Kenzo fokus menyetir, sedangkan Al fokus mencari Shera dijalan.

Second Life (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang