|4+4-4|

8.9K 752 7
                                    

Mohon apresiasinya 🙏
Jika kalian suka, kalian bisa memberikan bintang.
Kalian juga bisa komen.
Vote ✨ dan komen 💬 kalian sangat berpengaruh pada author. Tetapi tetaplah menjaga kesopanan. TERIMAKASIH
Dan mohon jangan menjadi silent readers. TERIMAKASIH SEKALI LAGI.
__________________

Mereka memasuki kawasan sekolah bersama, dan itu bukan hal biasa lagi bagi mereka. Rumor buruk tentang Shera yang suka memaksa tak mengherankan lagi bagi mereka.

Al itu termasuk most wanted disini. Dan status Shera sebagai pacarnya pun tak pernah membuat heboh. Semua murid juga tau kalo Al terpaksa menjadi pacar Shera si anak manja.

Mereka tak berani menggunjing nya, karena takut pada Shera. Shera itu suka melakukan bullying. Tapi itu dia lakukan seorang diri. Shera tak punya antek-antek, sebab dia tak terlalu percaya dengan orang lain. Temannya pun hanya Leonardo seorang.

Setelah sampai diparkiran, Shera segera turun. Lalu meninggalkan Al sendirian tanpa mengucapkan terimakasih.

Al yang ditinggalkannya merasa heran. Tak biasanya dia begitu. Biasanya dia akan memaksa Al untuk mengantarkannya ke kelas. Tapi ini tidak.

'Tapi ya sudahlah, gak penting juga', batin Al.

Deru motor menghampirinya. Ya mereka adalah teman-temannya Al.

Mereka memarkirkan motornya di sebelah motor Al.

"Woii Al bengong aja lo", sapa temannya yang bernama Farid.

"Gpp", jawab Al singkat.

"Mana pacar lo?, tumben sendiri", tanya Kenzo.

"Dia...aneh", jawabnya ragu.

"Maksudnya?", David ikut menimberung.

"Ya gitu. Masa tadi pas gue jemput,, dia malah kayak gak kenal sama gue. Dia juga tanya siapa gue. Anehh kan?", ucapnya serius. Teman-temannya pun hanya bisa keheranan.

"Halah paling dia juga nge-drama", ucap Farid pertama kali.

"Betul itu. Kayak lo gak tau pacar lo aja,, dia kan suka cari sensasi", timpal Kenzo.

"Udah-udah,, malah pada gibah", ucap David malas.

"Kelas!", Ucap Al berjalan ke kelas yang diikuti ketiga temannya.

Mereka dikenal dengan sebutan Alfadanzo. Most wanted yang paling digandrungi kaum hawa.

Alvaro menjabat sebagai ketua. Memiliki sifat cuek, irit ngomong tapi terkadang dia juga cerewet dan menyebalkan, memiliki sikap sedingin es. Begitu pula dengan wakilnya bernama David. Mereka sebelas dua belas lah. Kalau Farid dan Kenzo memiliki sifat humoris. Sekali ngomongin orang, mereka gak bakal berhenti ditengah jalan, mereka mengusut sampai akar-akar. Diantara mereka berempat, Farid lah orang yang paling menjengkelkan.

------------------------------------------------+---+---+---++---+---+---+-----

"Shera!", Panggil seseorang dari belakang yang menyebabkannya harus memutar badan. Dan ternyata, dia Leon satu-satunya teman yang dia miliki.

"Kenapa?"

"Ke kelas kan?"

"Hhmm"

Mereka pun beriringan menuju kelasnya. Diperjalanan tidak ada satupun yang menyapa mereka karena satu alasan yaitu TAKUT.

Shera juga hanya memasang muka datarnya.
Ditengah perjalanan, tak sengaja.. mungkin.. ada seorang siswi yang menyenggolnya. Dan itu membuat Shera hampir jatuh. Untung ada Leon yang menangkapnya. Jadi Shera tak jadi nyungsep deh.

"Uppsss sorry gue gak sengaja", ucap siswi itu dengan wajah tebalnya.

Dia Lusi,, kakak kelasnya, musuh bebuyutannya. Lusi suka sama Al, tapi Al nya malah pacaran sama Shera, jadi ya gitu. Si Lusi benci sama Shera. Dia berusaha keras memisahkan mereka. Si Lusi juga suka cari gara-gara dengan Shera dan berhubung Shera mudah marah. Jadi kepancing deh emosinya Shera. Dan itu membuat Lusi senang karena berhasil membuatnya marah. Yang berujung Shera masuk BK. Shera yang dulu memang bodoh, dia terlalu tempramental. Makanya Lusi bisa dengan mudah bikin Shera masuk BK. Shera juga pernah di skors selama tiga hari karena ketahuan mendorong Lusi sampai jatuh dan itu membuat pergelangan tangannya terkilir.

Dan bagaimana Shera tahu, ya pastinya lewat novel yang dibacanya.

"Hhmm. Gue lagi males berantem", Shera melewati Lusi yang sedang heran, karena respon Shera tak sesuai ekspektasinya.

Leon yang melihat tanggapan Shera pun hanya bisa mengucap syukur dengan senyumannya. Karena dia bisa menahan amarah.

Shera dan Leon pergi meninggalkan Lusi dengan muka yang memerah menahan amarah.

"Awas ya lo Shera, tunggu pembalasan gue!!", teriak Lusi membuat beberapa pasang mata melihatnya.

Shera yang mendengar itu, hanya bisa memutar kedua matanya malas. Lalu mengacungkan jempol pada Lusi. Lalu segera pergi.

'Gak penting', ucapnya dalam hati.

Senyum dari bibir Leon kembali terukir karena tingkah Shera. Tetapi dia juga heran pada temannya itu. Tak seperti biasanya.

"Ra, lo gapapa kan?", tanya Leon. Yang dibalas dengan anggukan. Pandangannya juga masih ke depan dengan muka datarnya.

Leon berhenti, Shera juga ikut berhenti.

"Kenapa?", Tanya Shera dengan alis terangkat.

"Lo gak sakit kan Ra?", tanya Leon serius dan menempel punggung tangannya ke jidat Shera. Dan dia hanya menggeleng sebagai jawaban. Muka datarnya pun masih dipasang dengan manisnya.

"Ayo ke kelas! Gue gapapa kok Le. Lo gak perlu khawatir", ucap Shera mengambil tangan temannya itu yang masih stay di jidatnya, dan tak lupa Shera menyertakan senyum tipisnya untuk Leon.

Shera berjalan menuju kelas dengan menggenggam tangan Leon.

Leon hanya bisa pasrah dengan sikap Shera. Dia sudah terbiasa dengan itu. Dia sudah terbiasa dengan sifat manjanya. Leon juga pernah menggendong Shera saat dia sedang pms. Sebenarnya dia ingin Al yang menggendong nya, tapi mau bagaimana lagi? Al nya gak mau, jadi Leon lah yang jadi korbannya.

Sesampainya di kelas mereka langsung menuju ke tempat duduknya. Mereka sebangku. Shera hanya ingin duduk dengan Leon, begitu pula dengannya.

Suasana mendadak sunyi setelah mereka masuk. Benar-benar senyap, tak ada satu kata pun terdengar ditelinga mereka sampai Shera berdiri kembali.

"Ekhemm", Shera mencoba menarik perhatian siswa-siswi di kelas.

Semua murid XI IPA 1 mengarahkan pandangannya ke sumber suara.

"Bersikaplah semestinya. Gue gak gigit kok. Santai aja", Shera mencoba melucu dengan ekspresi datarnya. Dan teman-temannya hanya bisa termenung ditempat masing-masing.

"Ayo kita upacara!", Ajaknya pada Leon, tak lupa membawa topi.

"Ahh iya", jawabnya setelah tersadar dari ucapan Shera yang mengguncang itu.

Mereka berdua melangkahkan kaki keluar dari kelas. Meninggalkan teman-temannya yang masih terdiam.

Tetapi tiba-tiba Shera terhenti sebelum melewati pintu. Dan otomatis Leon juga menghentikan langkahnya. Shera berbalik badan membuat teman-temannya menahan napas secara tak sadar.

"Owhh iya,, jangan lupa upacara. Gue harap kelas kita gak ada satu murid pun yang dihukum", senyum manis diakhir kalimat di tampakkannya membuat siswa-siswi yang melihatnya terpana. Setelah itu dia melengos keluar kelas diikuti Leon yang tersenyum.

Second Life (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang