|12+12-12|

5.7K 383 44
                                    

Mohon apresiasinya 🙏
Jika kalian suka, kalian bisa memberikan bintang.
Kalian juga bisa komen.
Vote ✨ dan komen 💬 kalian sangat berpengaruh pada author. Tetapi tetaplah menjaga kesopanan. TERIMAKASIH
Dan mohon jangan menjadi silent readers. TERIMAKASIH SEKALI LAGI.

_______________________

Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya mereka sampai ketempat tujuan...rooftop.

Al melepas cekalan nya pada Shera. Al berjalan kearah sofa yang ada dipojok meninggalkan Shera yang keheranan.

Shera menghampiri Al, untuk bertanya. Sebenarnya Shera takut. Apakah dia akan dibunuh? Tapikan female lead nya belum keluar. Tapi Shera juga harus berjaga-jaga. Siapa tahu Al malah mendorong nya kebawah. Itulah pemikiran Shera.
Kau terlalu nethink_author.

"Varo, lo kok bawa gue kesini? Ada apa?", Tanya Shera hati-hati.

Al tak menjawab, matanya terpejam. Dia seperti kelelahan.. mungkin. Al membawa Shera kepangkuan nya. Al memeluk Shera dari belakang. Shera yang diperlakukan seperti itu hanya bisa diam, takutnya kalau memberontak dia malah dalam bahaya.

"Kamu tau? Aku sangat merindukanmu. Kemarin aku digangguin Lusi terus. Aku gak suka. Aku lebih suka digangguin kamu", ucap Al dengan sendirinya.

Shera masih terdiam, dia merasakan pelukan itu semakin mengerat.
'Aku-kamu?', batin Shera.

"Jangan tinggalin aku. Ku mohon. Aku gak mau putus dari kamu", ucap Al lagi.

"Tapi Ro..."

"Kemarin pas kamu bilang kita bakal putus, entah kenapa hatiku rasanya sakit. Aku marah, aku juga kecewa. Makanya kemarin aku langsung pergi setelah bilang kita.gak.bakal.putus", Al menjelaskan tanpa diminta.
'Ni orang mabok apa gimana ya?', batin Shera.

"Tapi maaf, aku langgar janji kita. Aku kemarin malam main ke club. Aku minum. Tapi kamu gak perlu khawatir, aku gak main cewek kok. Aku janji gak bakal ingkar lagi, tapi ku mohon jangan pernah tinggalin aku. Jangan pernah katakan putus padaku. Dan jangan pernah kamu berfikiran kalau aku membencimu", jelasnya lagi.

Shera shock mendengar itu. Dia heran dengan Al, kenapa tiba-tiba? Apa itu artinya Al mulai mencintainya. Tapi gak mungkin, Shera segera mengenyahkan pikiran itu.

"Varo, lo sakit ya?", Tanya Shera hati-hati sambil mengelus tangan Al yang sedang melingkar di perutnya.

"Ku mohon Ra,, mungkin kamu heran denganku. Tapi kupastikan, apa yang kamu dengar saat ini adalah suara hariku. Aku gak mau kamu pergi"

Shera merasakan bahunya basah. 'Varo nangis?', tanyanya dalam hati.

"Varo", panggil Shera. Dia berusaha menghadap Al.

"Jangan! Aku lagi jelek. Dan maaf aku cengeng", Al tetap memeluk erat Shera supaya tetap menghadap kedepan.

Shera melepas paksa tangan Al dari perutnya. Dan akhirnya dia bisa. Shera langsung berdiri, membalik badan menghadap Al. Disana Al menunduk, dia menahan tangis, badannya bergetar.

"Varo berdiri!", Ucap Shera tegas. Tapi Al tak sedikit pun bergerak.

"Berdiri Varo!", Shera mengulangi kalimatnya.

Dan akhirnya Al mau berdiri. Mereka saling berhadapan. Tapi Al tak berani menatap Shera, dia malah menatap langit. Shera memperhatikan Al seksama. Dan benar Al tadi menangis, di sana Shera melihat air mata yang mengering.

Grepp

Shera memeluk Al erat, dan itu membuat Al tersentak kaget. "Jangan nangis, gue gak suka sama cowok cengeng", ucap Shera.

"Maaf", ucap Al membalas pelukan Shera.

Semakin erat dan semakin erat,, mereka nyaman dengan posisi itu.

"Aku suka dengan kejujuran mu", akhirnya Shera juga menggunakan aku-kamu. Al senang mendengar itu, Al tersenyum.

"Masih ada satu hal yang belum ku katakan padamu", ucapannya membuat Shera merenggangkan pelukan.

Mereka saling menatap, pandangan mereka terkunci. Shera kagum dengan wajah Al. Alis tebal, bulu mata lentik, hidung mancung, rahang tegas, dan bibir tipis itu sangat cocok. Jangan lupakan pula matanya yang membuat banyak wanita terpikat. Iris matanya berwarna hazel, Sangat langka. Itu juga yang sangat menambah pesona seorang Alvaro.

Shera masih fokus pada sepasang mata itu. Dia tak menyadari kalau Al mulai mendekatkan wajahnya ke Shera. Sampai hembusan napas itu menerpa wajahnya. Dan akhirnya dia tersadar. Shera mengerjab beberapa kali untuk memastikan. Dan ya itu memang wajah Al yang terlalu dekat.

"Ap-pa?", Shera gugup. Tiba-tiba jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Shera ingin mengontrolnya tapi tak bisa, jantungnya malah semakin cepat. Dan jangan lupakan Shera juga mendengar detak jantung Al yang semakin cepat.
Shera jadi semakin gugup.

"Mungkin, aku mulai mencintaimu Shera Aulia Wiratama" kalimat itu membuat pupil mata Shera melebar.
Hingga akhirnya.....

Cup

Al mencium bibir Shera. Dan entah kenapa Shera malah tak memberontak. Entahlah,, cuma Shera yang tahu :p
Al mendiamkan bibirnya beradaptasi dengan bibir Shera.
Kayak apa saja_author.
Al mulai menutup mata. Dia melumat lembut bibir Shera, tapi Shera hanya diam saja. Dia tak tau bagaimana caranya berciuman. Al menggigit bibir bawah Shera. Setelah ada celah, Al mulai mengabsen semua yang ada didalam mulut Shera. Shera yang mulai terbawa suasana pun mulai menutup mata. Shera membalasnya dengan kaku, berbeda dengan Al yang sudah sangat lihai dalam hal itu.

Sampai akhirnya Al menyudahinya ketika menyadari Shera mulai kehabisan napas.

Pipi Shera sangat memerah. Al melihat itu pun malah terkekeh. Shera sangat malu.

"Varo", rengek Shera dengan nada manja.

"Apa sayang"

Blushhh

Pipi Shera kembali bersemu. Melihat itu Al langsung membawa Shera kedekapannya. Shera membalasnya erat. Dia menenggelamkan wajahnya di dada bidang Al.

"Berjanjilah padaku untuk tak meninggalkanku. Ku mohon", pinta Al serius.

"Akan ku usahakan", jawab Shera pelan.

"Terima kasih.. I Love You My Princes", ucap Al menenggelamkan wajahnya diceruk leher Shera.

"Too My Prince"

Second Life (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang