|22+22-22|

2.5K 234 23
                                    

Mohon apresiasinya 🙏
Jika kalian suka, kalian bisa memberikan bintang.
Kalian juga bisa komen.
Vote ✨ dan komen 💬 kalian sangat berpengaruh pada author. Tetapi tetaplah menjaga kesopanan. TERIMAKASIH
Dan mohon jangan menjadi silent readers. TERIMAKASIH SEKALI LAGI.

________________________

Matahari mulai muncul, suara burung berkicau pun mulai terdengar ditelinga Shera.

Hoamm
Shera menguap, dia baru saja bangun. Dia duduk sebentar untuk mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu.

Setelah nyawanya terkumpul, Shera pun melangkahkan kakinya kearah kamar mandi.

15 menit berlalu
Shera sudah selesai mandi. Oh iya Shera sekarang sudah ada kamarnya sendiri ya, bukan dikamar Leon.

Shera berjalan kearah tasnya, dia mengeluarkan sepasang pakaian untuk dipakainya.

Bisa dilihat sekarang Shera memakai celana kodok warna hitam sepaha dengan baju dalamnya berwarna putih. Rambut panjangnya digerai karena tadi dia habis keramas.

Shera duduk di kasur, pikirannya melayang-layang mengingat kejadian tadi malam. Shera sedih. Shera menyadari kalau dia menyakiti Leon secara perlahan.

"Kayaknya gue perlu refreshing deh", ucapnya pelan.

Jam menunjukkan pukul 6.30 pagi. Shera segera keluar.

Ceklekk
Shera membuka pintu. Dan itu bertepatan dengan Leon yang baru saja membuka pintu. Tepat hadap-hadapan. Mereka saling menatap. Leon pun masih terdiam melihat Shera hanya berjarak beberapa langkah dihadapannya.

Shera tersenyum, Leon masih diam. Shera melangkah mengikis jarak diantara mereka.

Sampai Shera tepat berada dihadapan Leon. Tetapi Leon tetap diam. Shera kembali menampilkan senyumnya.

Grepp
Shera memeluk Leon.
"Pagi", sapa Shera pelan.
Leon tersenyum, dia membalas pelukan itu.
"Pagi juga", balas Leon.

Mereka saling mengeratkan pelukan, Shera menaruh kepalanya dipundak Leon. Untuk beberapa saat, mereka nyaman dengan posisi itu.

Ekhem
Deheman Nafiza membuat pelukan itu terlepas. Mereka malu karena ketahuan oleh Nafiza.

Shera tersenyum, dia menghampiri Nafiza lalu mengecup pipinya.
"Pagi bunda", sapa Shera mencoba mengurangi kegugupannya.

"Pagi juga. Ayo turun, kita sarapan", ucap Nafiza lalu pergi dengan Shera meninggalkan Leon yang masih terlihat malu.

------------------------------------------------+---+---+---++---+---+---+-----

"Pagi ayah", sapa Shera berlari kearah Nando yang sedang menyeduh teh paginya. Shera mengecup pipi Nando.

"Gue gak disapa nih", celetuk Lando yang ternyata sudah ada disana.

"Ehh ada bang landak", ucap Shera sok kaget.

"Nah ini nih, terlalu banyak bergaul sama singa ya kayak gini", ucapan Lando membuat Shera cemberut.

Nando dan Nafiza yang melihat itu pun hanya menggeleng pelan melihat interaksi anak-anaknya.

Disaat Shera ini duduk disamping Nando, tiba-tiba tangan Shera ditarik untuk duduk di kursi sebelahnya.

"Jangan deket-deket sama ayah. Lo disitu aja", ucap Leon lalu duduk di kursi yang tadinya ingin diduduki Shera.

Dan itu membuat Shera kesal. "Kan gue cuma duduk aja. Gak ngapa-ngapain juga", ucap Shera dengan kedua tangan bersedekap didada.

Second Life (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang