Mohon apresiasinya 🙏
Jika kalian suka, kalian bisa memberikan bintang.
Kalian juga bisa komen.
Vote ✨ dan komen 💬 kalian sangat berpengaruh pada author. Tetapi tetaplah menjaga kesopanan. TERIMAKASIH
Dan mohon jangan menjadi silent readers. TERIMAKASIH SEKALI LAGI._______________________
Beberapa menit berlalu, akhirnya mereka sampai ketempat tujuan.
"Lia!", Panggil Revan menyadarkan Shera yang sedang melamun.
"Eh iya"
"Udah sampai, yuk turun", ajak Revan.
Mereka berdua turun dari mobil. Revan memimpin jalan. Shera heran sama tempat ini.
'Kayak pernah kesini? Ini kan.... LAPANGAN KOMPLEK SEBELAH', batin Shera menjerit.
Dan bagaimana Shena bisa tahu? Itu karena dibuku Shera pernah kesini. Tempatnya juga gak pernah berubah. Mungkin agak dirombak sedikit.
"Bang Re ngapain ngajak gue kesini?", Tanya Shera kesal.
"Kan Lia sendiri yang mau ikut", ucap Revan santai.
"Tadi kan gue udah tanya, tapi bang Re malah sok misterius. Iihh kesel gue sama bang Re", Shera masih kesal. Revan mengabaikan ucapan Shera.
"Bang, kita gak salah kan?, Ini beneran taman komplek sebelah kan?"
"Iya. Emang kenapa?", Tanya Revan heran. 'Emang ada yang salah?', batin Revan.
Revan melihat mata Shera berbinar-binar. Revan bingung dia melihat kearah pandangan Shera, disana hanya ada teman-temannya.
'Kenapa Shera kelihatan sangat senang', batin Revan lagi."Waahhh bang, ternyata banyak cogannya. Gue gak nyesel ikut bang Re"
Mendengar itu revan memutar mata malas. 'Semua cewek memang sama', pikir Revan.
Revan menghampiri teman-temannya. Shera mengikuti Revan dari belakang.
"Hai bro", sapa Revan pada teman-temannya.
"Baru dateng lo, lelet banget lo jadi cowok", ejek temannya yang bernama Danu.
"Bukan gue, noh lihat belakang gue", ucap Revan menunjuk Shera. Teman-temannya Revan yang terdiri dari tiga orang... Danu, Dave, dan Kevin.. menoleh ke Shera. Shera yang merasa diperhatikan pun menjadi gugup.
Shera mendekat kearah mereka. "Wahh siapa nih. Cakep amat. Pacar lo ya Re?", Celetuk Kevin.
"Bukan, dia bukan pacarnya Revan. Gue lupa dia siapa, yang penting dia bukan pacarnya Revan", Dave menjawab pertanyaan Kevin.
"Siapa Re?", Tanya Danu sambil berbisik ke Revan.
"Kalian lupa?", Tanya Revan pada teman-temannya.
"Siapa emang?", Tanya mereka bertiga serempak.
"Dia Lia, udah inget?", Revan memberi tahu. Tapi mereka menggeleng
"Lia siapa?", Celetuk Dave.
"Adik sepupu gue"
"Tunggu...
Mereka bertiga masih loading.
"Aulia?", Teriak mereka bertiga. Dan akhirnya mereka sudah ingat."Iya lah siapa lagi"
"Ya ampun adikku sayang udah gede. Makin cakep aja", ucap Kevin
"Kalian kenal sama gue?", Tanya Shera.
"Ya kenal lah. Lo gak inget apa? Dulu gue pernah jorokin lo ke kolam renang. Hahahah gila gak bakal lupa gue. Akhirnya si Revan juga jorokin gue. Lah semuanya pada nyemplung juga", Danu mengingat memori nya saat mereka bersama.
"Lah iya gue juga gak lupa. Yang paling gue inget itu pas kita malakin anak kampung sebelah,, eh terus gak sengaja nginjek buntut anjing. Terus kita lari bareng-bareng deh. Si Lia di gendong sama Kevin. Kan waktu itu dia paling kecil", lanjut Dave yang bercerita.
Mereka tertawa bersama, kecuali Shera tentu nya."Iya sih, sumpah itu gak bakal gue lupain. Gue malah paling seneng pas kita berempat ngerjain Revan malem-malem sampe dia ngompol. Bhaahhahaha", ucapan Kevin membuat mereka tertawa kecuali Revan. Dia malu.
"Woi! Aib gue itu", Revan menahan malu.
Akhirnya mereka meredakan tawanya. Mereka tak ingin mengompol bersama.
"Lo inget kita kan ya?", Tanya Dave pada Shera. Mereka menunggu jawaban Shera. Mereka berharap Shera mengingatnya. Soalnya Shera tadi juga ikut tertawa.
"Hehe enggak", Shera menggeleng dengan wajah polosnya.
Krik krik krik krik
Suara jangkrik berbunyi"Iya lah Lia udah lupa, kan udah lama gak ketemu. Lagi pula itu udah 12 tahun yang lalu pas Lia masih umur 5 tahun", ucap Revan menghentikan suara jangkrik.
"Lhah iya kah?", Tanya Shera, karena dia tak ingat soal itu.
"Yoi. Kalau gitu kenalin gue Danu, Abang lo yang paling kece", ucap Danu narsis.
"Gue Dave dan dia Kevin"
"Gue juga mau kenalan sendiri kali", sewot Kevin.
"Aahh iya salam kenal", ucap Shera membungkukkan badan.
"Wihh udah gak kayak dulu lo ya. Udah sopan. Dulu aja gue pernah lo ompolin", celetuk Dave sambil terkekeh.
"Kalian tau gak? Kata Lia kalian cogan lo", ucapan Revan membuat Shera malu.
"Bang Re", Shera malu karena mereka bertiga melihatnya.
"Wahh iya kah? Gue merasa tersanjung di bilang cogan sama cecan kayak Lia", kata Kevin.
"Terima kasih Lia sudah memuji kami", Danu menirukan gaya Shera tadi.
"Emang menurut lo, yang paling cakep siapa diantara kita?", Tanya Dave. Mereka berempat berbaris supaya Shera bisa menilai.
"Bang Revan tetap nomor satu", ucap Shera semangat.
"Tuh kan gue udah bilang, kalau gue itu paling cakep", ucap Revan percaya diri.
"Nah loh dia besar kepala", sindir Danu. Revan hanya nyengir mendengar itu.
"Btw jadi gak kita main basket?" Tanya Kevin.
"Jadi dong"
"Yaudah yuk!" Ajak Dave.
"Lia, kamu disini aja ya. Kalau mau kamu bisa semangati aku. Oke", ucap Revan sebelum ke tengah lapangan.
"Siap!", Ucap Shera semangat.
Akhirnya mereka berempat pun tanding. Revan sekelompok sama Dave, dan Danu sama Kevin.
15 menit berlalu, dan pertandingan menangkan oleh kelompok Revan. Mereka kembali pada Shera."Ini yang beli siapa?", Kevin menunjuk air minum yang ada disebelah Shera. Soalnya tadi tidak ada minuman disana.
"Gue bang yang beli", jawab Shera. Ya Shera tadi sempat membeli Aqua buat mereka.
"Ohh thanks ya", ucap mereka bergantian.
Sambil istirahat Shera melihat-lihat sekitar. Tempat ini memiliki 2 lapangan, lapangan volley dan basket. Sebenarnya tempat ini seperti taman yang ditengah-tengahnya terdapat lapangan olahraga. Disini juga banyak orang-orang jualan.
Sampai akhirnya pandangan Shera tertuju pada satu titik.
Disana Shera melihat......

KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life (Hiatus)
Ficção GeralCerita ini aku (Hiatus) gak tahu sampe kapan 🙏 Sebelum dibaca sebaiknya kalian follow dulu authornya :) Author ini tidak suka pemaksaan Semoga suka ♡ Tapi kalau gak suka, jangan dibaca!!! Aku gak maksa kalian buat baca ceritaku Cerita ini dibuat ju...