01 || Dia, Aleeya

17 7 25
                                    

Perhatian sekecil apapun, akan berharga jika orang istimewa yang memberinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perhatian sekecil apapun, akan berharga jika orang istimewa yang memberinya.

-Satria Regantara

『••✎••』

"Tumben jam segini beli buburnya, Neng?"

Aleeya menyerahkan selembar uang kepada pria berumur 40 tahun dengan kaus oblongnya.

"Satria lagi sakit, Bang," jawab Aleeya dengan tangan menerima uang kembalian.

Entah kenapa pria paruh baya yang sering di sebut Mang Mario itu membulatkan matanya kaget. Aleeya pun refleks mengerjap.

"Den Satria gak suka pedeskan?"

Aleeya mengangguk dengan kening berkerut. Tak lama ia mendapat jawabannya ketika Mang Mario mengarahkan telunjuk ke kresek putih berisi bubur ditangannya.

"Tadi Mang masukin sambel di pinggirnya, kirain buat Neng Aleeya. Mang buatin yang baru ya, gapapa yang ini gratis!"

Aleeya melirik jam tangan hitam yang melingkar di tangannya.

"Gapapa, Mang. Makasih ya!"

Setelah itu Aleeya pergi dari kantin dan melangkah menuju kelasnya di gedung A lantai 3.

『••✎••』

Satria mendongak melihat Aleeya membawa kresek dengan wajah judes andalannya.

"Udah darimana Ale-Ale? Pacarnya lagi sakit, lo malah keluyuran. Gini nih nasib pacaran sama tembok berjalan! Sesek hati gue sesek!"

Aleeya merotasikan bola matanya, "Lebay!"

Satria mencebik dan memangku wajah dengan sebelah tangannya. Ia sibuk melihat Aleeya di sampingnya yang sedang membuka mangkuk plastik yang berisikan bubur.

Aleeya menyendok sedikit sambal dan memakannya.

Satria refleks bertepuk tangan merasa bangga dan takjub sendiri.

"Pantes pacar gue omongannya pedes, ternyata hobinya makan sambel!"

Aleeya mendengus walau rasa terbakar di lidahnya. Namun wajahnya dibuat setenang mungkin.

"Makan! Udah capek-capek gue beli!" Tangannya memindahkan bubur yang telah ia makan sambelnya dan sebuah obat ke arah Satria.

"Lo kalau gak ikhlas gak usah beliin gue bubur!"

B E T W E E NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang