02 || Kelas Buangan

16 6 7
                                    

Semua terpaku, pada ungkapan yang tak bermutu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua terpaku, pada ungkapan yang tak bermutu. Yang aku hanya ingin tanyakan, kenapa mereka terlihat begitu senang ketika menjelekkan sesuatu?

- Aleeya Zhalfa

『••✎••』

"WOY CEPET KELAPANGAN!"

Cowok selengean dengan seragam tak rapi berteriak membalas, "Santai aja napa sih, Sat!"

Satria mendelik kesal, "Lo sebut nama gue yang lengkap dong, SATRIA! Lo ngomong setengah-setengah gitu kayak manggil gue bangsat!"

Cowok yang sering disapa Panji itu terbahak, "Elo-kan emang bangsat."

Satria melotot sudah bersiap menerjang Panji, tapi Panji berkilah dan berlari meninggalkan kelas.

"KEPADA MURID KELAS 12 IPA 7 SEGERA KELAPANGAN UNTUK MELAKSANAKAN UPACARA! SEKALI LAGI KEPADA MURID KELAS 12 IPA 7 DIMOHON UNTUK SEGERA KE LAPANGAN!"

Suara Pak Al di lapangan upacara terdengar jelas menggunakan toa, membuat kondisi kelas menjadi ricuh. Berlomba-lomba menuju pintu kelas yang malah membuat macet di sana.

"Woy gue duluan!"

"Dani, lo ngalah kek sama cewek!"

"Ogah ngalah ke cewek pendek kayak lo!"

"WOY CEPET KELUARNYA IH INI GUE KE GENCET!"

"SANDY YAAMPUN, LO CEPET KELAPANGAN BUKAN NGITUNGIN DUIT MULU!"

Dan masih banyak lagi teriakkan rusuh teman sekelasnya. Satria yang terdorong-dorong di pintu pun mencari keberadaan Aleeya.

"Yang lo di mana?!"

Teriakkan Satria membuat orang-orang refleks membuat gerakan muntah. Bosan melihat kebucinan akut Satria Regantara yang sudah mendarah daging.

"YANG HAUS YANG HAUS!" ledek Dani seraya menyeret Satria dengan beberapa orang lainnya untuk pergi kelapangan.

Jauh dibelakang sana, Aleeya menghela napas lelah.

Gadis itu memakai topinya dan berjalan ke pintu yang tak semacet tadi. Tapi langkahnya terhenti dan menoleh ke ujung kelas.

"Liam ke lapangan!"

Liam yang akan menidurkan kepalanya mendongak dan membalas, "Males Al. Gue gak bawa topi."

"Topi banyak di loker. Jangan banyak alesan, nama lo udah banyak di buku hitam." Setelah melihat Liam beranjak menuju loker kelas dengan ogah-ogahan, Aleeya pun keluar kelas mengikuti yang lain.

B E T W E E NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang