Ada maaf yang ingin didengar, tapi kamu acuh sampai tak ada kabar. Malah menorehkan luka baru hingga dada ini rasanya terbakar. Tolong ingat, kita punya janji yang sudah mengakar.
『••✎••』
"Gimana Aleeya? Udah sadar?"
"Kata Mbak Ditha udah gak pingsan, dia lagi tidur sekarang."
"Alhamdulillah kalau gitu, sorry gue baru sempet ke sini soalnya tadi lagi hectic di sekre rohis."
"It's okey, Ra. Aleeya juga bentar lagi bangun kok. Lo ke kelas aja!"
Samar-samar Aleeya mendengar percakapan di dekatnya. Bertepatan dengan ia membuka mata lalu mengerjap mengondisikan cahaya yang masuk.
"Lee udah bangun?"
"Satria?"
Sang kekasih, Satria dengan cepat membenahkan bantal agar gadis cantik di depannya bersandar dengan nyaman.
"Lo udah lama di sini?" tanya Aleeya pelan setengah mengernyit karena merasakan sisa-sisa pusing di kepalanya.
Satria mendecak heboh, "Beuhhhh lama banget nunggu lo bangun. Simulasi Snow White kah biar bisa gue cium?!"
Aleeya mendelik tak terima, "Modus lo itu mah."
Lalu dirinya menunduk, ada noda merah di bajunya.Gue mimisan lagi? gadis itu membatin.
"Gue cemburu deh."
Aleeya menoleh bingung tak lama mendelik julid karena pacarnya cemberut dengan bibir melengkung. So imut emang beliau tuh.
Satria melengos panjang dan menunduk, "Tadi Liam yang gendong lo kesini. Dia keliatan panik banget."
Aleeya melebarkan matanya, ternyata yang ia rasakan dengan sisa kesadarannya tadi Liam toh. Make sense sih, soalnya Liam tepat di hadapan Aleeya karena mereka tengah bertengkar.
"Terus kenapa, Satria?" tanya Aleeya pelan. Memosisikan diri karena sosok Satria di depannya sedang mode childish.
"Gue cemburu lah Lee, harusnya gue yang bawa lo ke UKS." Satria berdecak sebal, lalu melanjutkan "Si Gara dah anjir malah pake acara masuk selokan dulu, mau gak mau gue harus bantuin."
Aneh. Pacarnya ini memang aneh. Jadi Aleeya harus tahan pingsannya sampai Satria datang dan membawanya ke UKS?
"Terus obatnya mana?" jawab Aleeya mengalihkan topik.
KAMU SEDANG MEMBACA
B E T W E E N
Roman pour AdolescentsAleeya tak tahu. Mencari informasi untuk menguak siapa pelaku di kisah masa lalu seseorang, membuat ia terperangkap. Ia harus memilih antara ini dan itu. Belum lagi, hura-hura yang timbul akibat perbuatannya. Semua menjadi kacau, tak terkendali. "Se...