04 || Ekskul Mading

18 7 11
                                    

Gak ada yang namanya sia-sia. Kalau gagal emang belum waktunya.

🦋

Dari semalam kota Bandung diguyur hujan, air-air itu berjatuhan seakan tak lelah menghantam tanah. Kemudian menyisakan gerimis yang membuat SMA Rucira kala itu banyak genangan dan jejak sepatu di koridor.

Angin dingin berhembus menusuk pori-pori, membuat seorang gadis yang tengah berjalan di koridor merapatkan jaket merah marunnya.

Di hari Sabtu SMA Rucira tampak lebih lenggang, karena hari itu khusus untuk melaksanakan ekstrakulikuler. Apalagi cuaca pagi ini membuat semua orang ingin kembali melanjutkan tidur dengan hangatnya selimut. Bisa dipastikan beberapa orang memilih bolos daripada mengikuti kegiatan ekskul.

Salah satunya Aleeya, tapi itu tak terpenuhi karena ketua ekskulnya mengharuskan semua anggota datang pada hari ini.

"Iya ini mau kesana."

"Cepet Lee! Lelet banget sih, ini tinggal lo doang yang belum datang."

Gadis dengan rambut dikepang satu ke samping, berdecih malas. Ia kemudian memercepat langkah di pinggir lapangan olahraga dengan handphone di telinganya.

"Jangan lari-lari Lee! nanti jatuh terus lo luka. Nanti Satria Baja Hitam lo ngamuk ke gue."

"Katanya suruh cepet. Gimana sih plin-plan banget," balas Aleeya sarkas.

Aleeya tak mengindahkan penelepon yang sudah terbahak. Ia menambah lajunya, tak ingin membuat pakaiannya semakin basah. Sesampainya di koridor khusus ruang ekstrakulikuler, Aleeya membuka kupluk jaket dan membenarkan tasnya yang melorot.

"Kumpul di sekret-kan?" tanya Aleeya seraya berjalan.

"Hooh. Kenapa, lupa sekretariatnya di mana? Keseringan bolos sih!"

"Ngegas mulu daritadi heran."

"Cepet Lee! La—"

Sebelum kalimat itu selesai, Aleeya terlebih dahulu mematikan sambungan. Telinganya sudah panas mendengar ocehan orang itu sejak ia tiba di gerbang.

Aleeya merapikan rambutnya sesaat dan membuka pintu ruangan di lantai satu ke-3 di pojok kiri. Dengan papan nama di atas pintu.

SEKRETARIAT MADING.

Belum sempat ia melangkah, seruan nyaring membuat ia terhenti di ambang pintu.

"WADUH ELSA FROZEN NYASAR KE SINI!"

Aleeya menipiskan bibir malas. Ini karena rambutnya yang tadi pagi di kepang Jere dengan alasan ingin bernostalgia. Bahkan tadi Jere berniat menambahkan jepit rambut berbentuk pita warna pink. Namun urung karena Aleeya sudah mengamuk dan mengancam akan mengguting rambut Jere sampe botak.

Karena seorang Aleeya Zhalfa tak main-main dengan ucapannya.

Aleeya bukan cewek tomboy dan gak terlalu girly. Ia hanya tak mau ribet. Di sisi lain, menurutnya jepit pita terlalu berlebihan digunakan untuk ke sekolah

"Loh, nenek lampir sekarang pindah ke ruang mading, ya?"

Aleeya tersenyum miring ketika gadis yang berseru tadi tersenyum kecut.

B E T W E E NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang