"udahlah Va, lagian lo nggak salah di masalah ini. udah jangan nangis terus," ucap cewek berambut sebahu itu dengan jengah, dia berniat menenangkan cewek yang sejak tadi menangis di pundaknya.
Chava Zazaqueen. cewek yang mempunyai nama panggilan Ava dan beriris mata hitam pekat itu menangis sejadi-jadinya di pundak Mita. baru 2 minggu dia masuk di SMA ini, Ava harus mendapat hukuman skors selama 3 hari karena kelalaiannya menghubungi seseorang agar tidak bolos sekolah terus menerus.
"g-gue takut Mit hiks hiks.." ucapnya parau masih sambil menyandarkan kepalanya yang berat di bahu Mita.
Mita menangkup wajah Ava menggunakan kedua telapak tangannya. Mita menggeleng singkat saat melihat keadaan wajah Ava yang sudah sangat merah dan sedikit membengkak di bagian kedua matanya. "Va, lo nggak salah. jadi nggak usah takut."
"t-tapi gue kena skors Mit," ucap Ava makin parau diiringi bulir-bulir air mata yang berjatuhan lagi dari kedua matanya. "hiks hiks.."
"apa yang perlu di takutin?" tanya Mita.
Ava memalingkan wajahnya ke arah lain. Ava memperhatikan tanaman-tanaman yang ada di sekelilingnya tanpa menjawab pertanyaan dari Mita.
saat ini mereka berdua memutuskan untuk membolos pelajaran Bahasa Inggris. setelah Ava dan Mita keluar dari ruang BK, Mita langsung menggandeng tangan Ava dan mengajaknya ke taman belakang. Mita tau, saat ini yang dibutuhkan oleh Ava bukanlah pelajaran, tapi ketenangan.
"lo takut apa Va?" tanya Mita yang kedua kalinya.
"gue yakin lo sebenernya tau apa yang gue rasain," jawab Ava santay tanpa memalingkan sedikitpun pandangannya dari tanaman-tanaman yang ada di hadapannya.
"lo pikir gue cenayang apa?" Mita menabok bahu Ava keras.
"aww.." rintih Ava diikuti wajah menyeramkan Ava yang menatap Mita tajam.
"eh eh maaf Va," Mita mengusap lengan Ava sambil nyengir lebar. "lagian lo ngeselin sih nggak mau ngasih tau!"
"ya masa lo nggak tau apa yang gue takutin sih?!"
"orang tua?" tebak Mita yang seratus persen terbukti kebenarannya.
Ava mengangguk pelan menjawabnya. yang ada dipikirannya sekarang hanyalah bagaimana caranya dia mengatakan kepada kedua orang tuanya kalau dia kena skors selama 3 hari. sudah itu saja.
"yaelah itu mah kecilll," Mita menyentil kening Ava pelan. bagi Mita, berbicara dengan kedua orang tua Ava adalah kegiatan yang sangat menyenangkan karena keduanya tidak ada yang mempunyai sifat galak. menurut penelitian Mita selama ini sih...
"kecil lo bilang?" tanya Ava melongo.
"orang tua lo orangnya los banget. jadi nggak bakal kena marah Va. percaya sama gue."
"itu kalau sama lo atau ada lo Mit."
"masasiii?" goda Mita sambil menoel lengan Ava.
"bantuin pokoknya Mit. gue nggak mau tau sore ini lo pulangnya bareng gue. titik nggak pakai koma," ucap Ava penuh penekanan.
"iya iya Va iya. udah lo nggak usah nangis lagi ih," Mita merangkul pundak Ava dan mengelus bahu Ava pelan.
"gue janji gue bakal selalu ada buat lo." ucapan janji yang terlontar dari mulut sahabatnya dari TK itu membuat Ava tersenyum dan lega.
●●●●●
cowok berkaos hitam yang masih terlilit bedcover hitam itu merenggangkan otot-ototnya. dia melirik sekilas jam gantung yang tergantung di temboknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAVAIR
Teen Fictionasli aku gabisa bikin deskripsi:) kalau kepo langsung baca aja yaa!!! deskripsi menyusul secepatnyaa gaiss!<3 *20 januari 2021