|16|

7 1 0
                                    

sesuai janjinya pada Air, Ava tidak membocorkan sama sekali rahasia yang Air pendam 2 minggu yang lalu.

Ava menyisir rambutnya di depan cermin. setelah mengoleskan sedikit bedak ke wajahnya dan sedikit lip gloss transparan ke bibirnya, Ava lansung tersenyum tipis.

tidak terasa sudah 2 minggu dia tidak pergi ke sekolah. meskipun begitu, Ava tetap mengerjakan pekerjaan rumah miliknya dan milik Air lewat chat pribadinya dengan sang guru. Ava juga sangat beruntung mempunyai sahabat seperti Mita yang selalu mengirimi catatan dan informasi penting dari sekolah saat Ava tidak masuk sehingga Ava tidak pernah ketinggalan sedikitpun materi yang diajarkan oleh guru.

Ava menoleh ke kiri saat pintu kamarnya terbuka. dia langsung mendengus sebal saat menemukan sosok cowok yang sekarang sudah menjadi teman baiknya itu berdiri bersandar di pintu.

"permisi Cha..iya Ayi masuk," sindir Ava.

Air terkekeh sambil menggaruk pelipisnya. dia berjalan masuk dan langsung mendudukan dirinya di sofa. "kata Tante disuruh langsung masuk, yaudah gue masuk."

Ava mendengus. dia lebih memilih mencabut handphonenya yang tadi dia cas lalu memasukkannya ke dalam tas.

"ngambek mulu, ga capek apa?" goda Air. "lagian tadi kata Tante, lo udah siap semua, yaudah gue masuk tanpa permisilah. kalau Tante udah bilang lo udah siap, berarti nggak mungkin kan kalau lo belum pakai baju?"

dengan reflek, Ava langsung mendelik dan melemparkan benda yang ada di sekitarnya ke arah Air. "mulutnya minta di sumpel sepatu ya? enak banget kalau ngomong."

Air mengusap dadanya yang kena lempar novel tebal dari Ava. dia sedikit meringis lalu berdiri. "tega.."

"bodo."

"novel lo rusak," kata Air berjalan keluar kamar mendahului Ava.

Ava yang mendengar itu langsung melongo. novelnya rusak?

Ava lansung menoleh ke belakang. dan iya, dia menemukan novelnya yang tergeletak di lantai dengan beberapa halaman yang sudah sobek dan berserakan di lantai.

"AYIIII!!!"

●●●●●

"sayang, pakai bawa bekal?" tanya Dina menatap anaknya.

Air yang duduk di samping Ava, melirik Ava sekilas. merasa Ava badmood dan enggan menjawab, Air mengambil segelas air minum dan meminumnya. "nggak usah aja Tante, nanti makan siang biar sama aku aja di luar."

"yang sehat," celetuk Gustav.

"aku selalu makan makanan sehat Om, Chaca tuh yang sering minta makanan cepat saji," Air melirik Ava yang sedang makan.

Ava mendengus sebal. "lo pergi aja deh. gue bisa berangkat sekolah sendiri."

"Ava...nggak boleh gitu sayang," tegur Dina sambil tersenyum.

Ava berdecak lagi lalu meletakkan sendok dan garpunya setelah makanan yang ada di piringnya habis. "siapa suruh dia nyebelin?"

"nih minum," Air menyodorkan segelas air yang sudah dia tuangkan untuk Ava barusan.

tanpa mengucapkan terima kasih, Ava langsung memgambil gelas itu dan meminumnya sampai setengah gelas. Ava lagi-lagi mendengus sebal saat matanya tak sengaja melihat wajah songong Air yang duduk di sebelahnya.

"berangkat sekarang," ucap Ava jutek sambil berdiri keluar dari kursi. dia berjalan menghampiri Gustav dan Dina lalu mencium tangan mereka.

CHAVAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang