|7|

9 1 0
                                    

Ava keluar kamarnya dengan senyum yang merekah. sambil menenteng tas di lengan kirinya, Ava berjalan menuju meja makan yang disana sudah ada Gustav dan Dina.

"pagi Ma Pa," ucap Ava menyapa kemudian menarik kursi dan duduk di hadapan Dina. sedangkan Gustav, beliau berada di tengah-tengah mereka.

"pagi juga sayang," balas Gustav dan Dina hampir bersamaan kemudian mereka saling melemparkan senyuman.

"cantik banget anak Mama," puji Dina ketika melihat senyum Ava yang tidak memudar sedikitpun. "pasti lagi seneng ya."

"ya pasti seneng dong Ma. kan udah masuk sekolah lagi, iyakan sayang?" ujar Gustav meminta persetujuan dari Ava.

Ava yang sedang mengambil nasi dan lauk itu terseyum saja menjawab ucapan Gustav. tapi Gustav memang tidak salah, sejak tadi Ava tersenyum memang karena dia sangat senang bisa masuk sekolah lagi.

Dina meletakkan sendoknya di atas piring kala makanannya sudah habis. beliau meminum air putih yang ada di gelas lalu menatap Ava. "Va, cowok kemarin itu siapa kamu?"

"kemarin?" tanya Ava bingung.

"iya kemarin. yang bawa martabak manis sama asin itu."

"nggak kemarin ma. 2 hari yang lalu," ucap Gustav membenarkan.

Dina menepuk dahinya. "oh iya 2 hari yang lalu."

Ava mengangkat bahunya. bagaimana dia tau orang itu siapa, dia saja tidak keluar kamar sama sekali selama 3 hari terakhir. "ya mana aku tau ma. aku kan nggak nemui dia."

"bentar Mama lupa namanya. dia cari kamu pokoknya," ujar Dina geregetan sendiri karena lupa nama cowok itu. "siapa Pa namanya?"

Gustav ikut berpikir. dia juga lupa nama cowok itu. "Papa juga lupa Ma."

"siapa sih? ciri-cirinya deh ciri-cirinya," di sela-sela makannya, Ava juga ikut memikirkan. dia sangat kepo siapa yang Mamanya maksud. membawa martabak manis? bukannya itu kesukaan Ava? siapa dia?

"aduh Mama lupa lagi wajahnya kaya gimana," Dina mengerucutkan bibirnya.

"dia bawa martabak manis?" tanya Ava.

Dina mengangguk. "nggak cuma martabak manis aja, dia juga bawa martabak asin kesukaan Mama."

Ava mengerutkan keningnya. baik sekali dia, batinnya. tapi siapa dia? bagaimana dia bisa tau makanan kesuakaan keluarganya?

mata Dina berbinar. "Mama ingat namanya!"

"siapa ma?" tanya Ava cepat. dia sangat penasaran sekali.

"namanya Mine kalau nggak salah. iya nggak sih Pa?"

Gustav menaruh tangannya di dagu. beliau merasa aneh dengan nama yang Dina berikan. "bukan. bukan itu."

"yang bener dong Ma," Ava mengerucutkan bibirnya.

"iya namanya itu Mineral!" ucap Dina kekeh.

"bukan Ma."

"Mineral?" tanya Ava merasa aneh dengan namanya.

Mineral? Ava berpikir-pikir di otaknya. dia sangat yakin nama cowok itu ada sangkut pautnya dengan mineral. memang Dina sering begitu, jika dia lupa dengan sesuatu, yang dia ingat pertama kali pasti yang dekat dengan sesuatu itu.

"Air?" tanya Ava hati-hati takut salah.

Dina tersenyum lebar sambil menunjuk Ava. "iya itu yang Mama maksud."

"ada hubungan apa kamu sama dia?" Dina menggoda Ava.

Ava yang baru selesai makan dan meminum susu putih yang ada di gelas, langsung menggerutu kesal. jadi beberapa hari yang lalu Air ke rumahnya? dia menemui kedua orang tuanya? Ava penasaran apa saja yang mereka bicarakan.

CHAVAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang