|17|

9 1 0
                                    

Ava menyandarkan tubuhnya ke belakang lalu menghembuskan nafas pelan. baru 2 jam pelajaran, dia sudah sangat capek duduk.

kebiasaan di rumah yang hanya makan tidur dan rebahan sambil mengerjakan tugas membuatnya sedikit malas untuk duduk seperti ini. membuat punggung capek saja, katanya.

Mita yang ada di sebelahnya melirik. "capek Va?"

Ava mengangguk. "iya..laper juga."

Mita mengerutkan kening lalu melirik jam tangannya sebentar. "baru jam setengah 9 Va, masa udah laper aja?"

"pasti kalau lo di rumah lo makan mulu ya?" tebak Mita yang tau kebiasaan buruk Ava ini.

Ava mendengus. "salahin si Ayi tuh bawa makanan enak mulu tiap hari."

"makanya gue liat-liat lo agak gendutan ya," ujar Mita mengamati wajah Ava. "pipi lo agak tembeman dikit."

mata Ava terbelalak lalu meraba pipinya. "mana ih biasa aja. lo nggak usah ngadi-ngadi deh."

"bener Va, liat tuh...aduh," ringis Mita sambil mengusap kepala belakangnya. Mita menolehkan kepalanya ke belakang saat merasa ada yang melemparinya segumpal kertas.

"dari Air kayanya, sumpah bukan gue Mit," ujar Reva, teman satu kelasnya yang duduk tepat di belakangnya.

Mita memelotot saat Air yang berada jauh di belakangnya sedang nyengir-nyengir sambil menautkan kedua tangannya tanda minta maaf.

"kasihin Chaca," ucap Air tanpa suara.

"makasih Rev," ujar Mita lalu dia menolehkan lagi kepalanya ke depan. dia menaruh kertas itu ke meja Ava.

Ava yang kebingungan hanya mengangkat alisnya. "dari Air," kata Mita jutek.

"kepala lo gak kenapa-napa Mit? sakit atau apa gitu?"

"gak kenapa-napa dong, lagian cuma kertas Va," ujar Mita jujur. "sakit sih nggak, kesel iya."

"dari SMP kelakuannya nggak ada berubahnya, apa guna handphone coba?" tanya Mita kesal yang tidak tau ditujukkan kepada siapa.

"kenapa Mit?" tanya Ava yang merasa tidak tau sejak tadi apa yang di bicarakan Mita.

"si Air tuh kayanya orang purba deh Va," Mita mengambil gumpalan kertas itu dan membukanya. "guna handphone itu apa kalau dia ngirim pesan masih pakai surat kaya gini?"

Ava melirik kertas itu. benar juga apa yang dikatakan Mita. "ya mungkin aja dia gaada kuota."

"gaada kuota tapi bisa chat lo tadi pagi buat berangkat bareng ya?" sinis Mita. "asli deh dia purba. asli purba."

"A--"

"Mita sama sebelahnya, kok daritadi ngobrol terus. ngobrolin apa?" tanya Guru yang ada di depan.

Mita mendelik. mati saja riwayatnya kalau dia nanti dusuruh maju mengerjakan soal. iya enak Ava pinter, dia? sudahlah.

"itu Bu..ngobrolin ekstra," jawab Mita sedikit malu. lihat saja sekarang, dia dan Ava menjadi pusat perhatian seisi kelas.

CHAVAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang