Dewa memberhentikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah Ava. dia melirik sekilas Air yang sedang menyisir tambutnya ke belakang menggunakan tangan. tidak biasanya!
"tumben," kata Dewa.
"biasalah ada misi," Air tersenyum hangat.
Dewa yang melihat itu langsung mengembuskan nafas kasar. apa yang akan dilakukan Air di dalam habis ini? dia sangat kepo sekali.
sejak tadi Dewa sudah mendesak Air agar dia bercerita terlebih dahulu apa yang akan dia rencanakan. bukan apa-apa sebenarnya Dewa melakukan ini, hanya saja dia tidak ingin ada masalah baru yang Air sebabkan karena rencana ini.
Dewa tersenyum jahil. seketika otaknya bekerja cepat untuk menebak rencana Air. "lo suka Ava?"
Air melirik Dewa tajam. bisa-bisanya sepupunya ini menebak hal yang sangat gila. Air dan Ava saja belum pernah saling kenal, berbicara saja hanya sekali. masa iya Air langsung jatuh cinta? ada-ada saja si Dewa.
"gila lo ya!"
"ya makanya apa Air? kasih tau dulu ke gue!" desak Dewa tidak sabaran.
"lo kenapa kepo banget?"
"gue kepo karena gue peduli. gue nggak mau ya ada masalah baru antara lo sama Ava."
Air memicingkan matanya. "apa jangan-jangan lo yang suka sama si Chaca?"
"Chaca siapa goblok! jangan ngada-ngada lo!"
"ya si Ava itu gue panggil Chaca. nggak enak banget manggil Ava."
Air mengambil 2 kardus yang ada di jok belakang dan membuka pintu mobil. "udah lo jangan kepo. gue yakin lo nanti tau sendiri."
"kalau bisa sekarang kenapa nanti?" kata Dewa sarkas. perasaannya benar-benar tidak enak dengan rencana yang Air rancang.
"ya makanya lo ikut masuk kalau kepo."
"ogah!"
"gue juga ogah!" balas Air kejam lalu dia berjalan memencet tombol bel yang menempel di dinding sebelah gerbang.
"kata Mita langsung di suruh masuk!" ujar Dewa sedikit berteriak agar Air mendengarnya.
"udah tauu!" balas Air tak kalah kencang. sebenarnya kali ini Air berbohong, dia tidak tau kalau dia disuruh Mita langsung masuk.
Air memasuki halaman rumah Ava yang sangat besar. dia memberikan senyum hangat kala Air berpapasan dengan penjaga rumah Ava. "malam pak."
"malam juga engh..." pak Satpam itu mencegah Air yang nyelenong masuk. "mau kemana kamu?" tanyanya galak.
Air berhenti melangkah dan menggaruk pelipisnya. "mau ketemu Chaca pak."
Pak satpam itu terlihat berfikir. Chaca? "Chaca? disini nggak ada yang namanya Chaca."
"kamu jadi anak nggak ada sopannya ya. nggak ada permisi langsung masuk aja!" omel Pak satpam. sepertinya Pak satpam sangat takut jika Air itu penjahat, buktinya saja beliau melihat Air dari atas sampai bawah dengan rinci.
"Chaca siapa?!" tanya ulang Pak satpam dengan sedikit membentak. Pak satpam sebenarnya tidak setega itu untuk berbicara kasar kepada tamu yang belum di kenalnya, tapi ini sudah tugasnya untuk tegas agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan nantinya.
"Chava maksutnya pak," ucap Air membenarkan ucapan pertamanya.
"ooohh," pak Satpam mengangguk paham. "temannya?"
Air mengangguk menjawabnya. "yaudah kalau gitu pak. saya boleh masuk?"
"silahkan-silahkan."
"yaudah pak saya masuk dulu," ucap Air dengan ramah lalu berjalan mendekati pintu utama Ava yang sangat besar dan tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAVAIR
Teen Fictionasli aku gabisa bikin deskripsi:) kalau kepo langsung baca aja yaa!!! deskripsi menyusul secepatnyaa gaiss!<3 *20 januari 2021