Air menyugar rambutnya kebelakang menggunakan tangan. pagi ini dia tidak masuk sekolah karena badannya masih belum pulih. tapi dia akan berpergian ke rumah Ava untuk menjenguk dan meminta maaf atas kejadian kemarin.
rasa sakit dan perih yang ada ditubuhnya, tidak membuat niat Air runtuh. niat yang sejak tadi malam dia fikirkan harus terlaksana juga hari ini. dia berjalan keluar kamar menggunakan tongkat yang baru saja dibelikan oleh Webda tadi pagi.
"udah siap?" tanya Wenda melirik penampilan Air dari rambut sampai kaki.
Air mengangguk dan sedikit membungkuk untuk meraih tangan kanan Wenda. "gue pamit."
Wenda berdiri. dia menatap Air ketar-ketir. "beneran lo sendirian? nggak mau gue anter gitu?"
"kaki gue bisa pencet gas kali," Air memutar bola matanya malas. Wenda selalu saja berlebihan jika Air sedang sakit.
"beneran lo? jalan aja masih pakai tongkat."
"nggak percaya? apa perlu gue lompat-lompat disini buat buktiin kalau gue udah sembuh?"
Wenda menghembuskan nafas pasrah. dia memaklumi sifat Air yang keras kepala ini, karena itu turunan darinya waktu remaja dulu.
"yaudah hati-hati ya. jangan ngebut," pesan Wenda.
Air memberikan posisi hormat ke Wenda. "siap!"
"yaudah gue anter sampai mobil ya," setelah mendapat anggukan oleh Air, Wenda segera menuntun Air ke garasi dimana mobil berada.
"hati-hati ya. ucapin juga permintaan maaf gue ke temen lo akibat ulah lo."
"dih," Air melirik Wenda malas. "gue juga bisa minta maaf sendiri kali."
"kan ini dari gue!"
"iya nanti gue ucapin ke dia," kata Air sambil masuk ke mobilnya. dia menghidupkan mesin dan mengklakson pelan tanda dia akan segera berangkat.
Wenda mengangguk sambil melambaikan tangannya. "hati-hati! jangan ngebut!"
Wenda tersenyum, dia tidak mendapat balasan sedikitpun dari Air barusan. tapi Wenda memakluminya, mungkin Air tidak mendengarnya karena kaca jendela sudah tertutup rapat.
ngomong-ngomong soal Air yang sudah bisa mengendarai mobil padahal masih kelas 10. itu memang disengaja oleh Wisnu 'ayah Air' agar jika ada sesuatu atau acara yang mendadak dan tidak ada motor dirumah, Air masih bisa menghadirinya tanpa merepotkan Wenda yang juga mengurus butik.
"enaknya beli motor apa ya? scoppy Thailand yang pink aja kali ya buat Si A? pasti lucu banget hihihi," gumam Wenda cekikian dan berjalan kearah ruang tv lagi untuk melanjutkan menonton acara ftv pagi yang belum selesai dia tonton.
●●●●●
Air menghidupkan music di dalam mobilnya. menyetir sendirian dengan jarak lumayan jauh membuatnya mengantuk. tidak pernah sama sekali dia seperti ini, biasanya dia akan mengajak Dewa atau semua sahabat-sahabatnya untuk meramaikan isi mobil.
Air bedecak kesal saat lampu di depan yang tadi berwarna hijau kini berubah merah saat Air hendak lewat.
"120? anying!" umpat Air ketika melihat angka yang berjalan mundur di lampu merah.
setelah lampu berubah menjadi hijau, Air langung menekas gas dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Air berdecak lagi. tangan dan kakinya kini berubah menjadi biru-biru akibat tertimpa Vespanya kemarin. rasanya? jangan ditanya! pasti sangat sakit ditambah lagi badannya yang juga rasanya sedikit remuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAVAIR
Teen Fictionasli aku gabisa bikin deskripsi:) kalau kepo langsung baca aja yaa!!! deskripsi menyusul secepatnyaa gaiss!<3 *20 januari 2021