|20|

5 1 0
                                    

Air memarkirkan motornya di depan warung. sepulang dari rumah Ava tadi, dia langsung pergi ke warung langganan bersama sahabatnya sejak SMP.

Air berjalan masuk dengan seragam sekolah yang sudah berganti dengan kaos merah maroon bercorak hitam di bagian kiri dadanya.

"lama banget lo anjing!" seru Eja ketika dia mendapati Air sedang memesan minuman.

ketiga orang yang sedang bermain kartu dengan duduk lesehan itu langsung menoleh ke Air. "iya tumben A lo lama," sambung Dewa menimpali.

"Dew waktu lo buruan!" seru Deje dengan menepuk paha Dewa kuat.

Air tidak menanggapi ucapan mereka semua. dia memilih langsung duduk lesehan dan menyandarkan tubuhnya di dinding. perjalanan sore ini sangat macat sehingga membuatnya sedikit capek.

"lo ditanya bukannya mgejawab malah bengong," Eja yang semula bermain gitar dan duduk lumayan jauh dari mereka semua kini menghampiri Air dan duduk di sampingnya.

Air mendengus lalu menegakkan sedikit badanya. "bukan urusan lo kan kalau gue lama?"

Eja menggebuk pundak Air kencang. "ya urusan gue lah A! janjinya jam 2 datengnya jam 4!"

"cuma 2 jam doang molornya."

"ya emang cuma 2 jam, tapi handphonenya ya gak dimatiin juga kali," timpal Axel.

"lagian siapa yang suruh telfon gue mulu?" tanya Air sarkas.

Axel, Deje, dan Eja langsung bebarengan menatap Dewa. sedangkan Dewa dia sudah cengengesan sambil mengangkat tangan kananya dan menampilkan gaya 2 jari disana.

"eh gue denger-denger, bentar lagi ada pemilihan kelas akselerasi ya?" ujar Dewa mengalihkan pembicaraan.

"kelas apa itu?" tanya Eja.

Deje langsung menggampar lengan Eja pelan. Eja memang seperti ini, dia kadang suka lemot dalam mengangkap pembicaraan. "kelas akselerasi Ja, percepatan."

"percepatan? apanya yang dipercepat?"

"anjing lo ya Ja!"

Eja mengusap lengan kiri Deje lalu tersenyum. "bercanda anjing, gue juga tau kali apa itu akselerasi."

"apa coba apa?" tanya Deje.

Eja tersenyum sedikit terpaksa lalu mengambil handphonenya yang bergetar di sakunya. "percepatan pembelajarannya kan?" ujar Eja sambil membalas pesan yang masuk di handphonenya.

"wuih.." Deje bertepuk tangan garing. "teman kita udah pinter broo!"

"garing lu curut!" Axel yang sejak tadi diam, kini langsung menyumpal mulut lebar Deje dengan segumpal tissu.

sepertinya, Axel sedikit tertarik dengan kelas ini. ya..meskipun dia sadar, kepintarannya dibawah rata-rata, tapi dia tetap ingin sekali masuk kelas ini sejak dulu kecil.

ingat kata-kata coboy junior kawan:
tak perlu tunggu hebat untuk berani memulai apa yang kau inginkan!

"lo tau dari mana Dew?" tanya Axel.

"gue denger guru-guru ngomongin ini tadi di ruang guru pas gue ngumpulin tugas," jelas Dewa. "katanya 2 hari lagi bakal ada seleksi serempak buat nentuin yang masuk kelas itu."

"kenapa gak diambil dari nilai rapor SMP aja? kalau gini nyusahin gue tau ga?!" ujar Deje kesal.

"gausah di kerjain lah Je kalau nyusahin. besok pas waktu tes kita ke kantin aja gimana?" ide menyesatkan itu keluar dengan enaknya dari mulut Eja.

"jangan rapor SMP lah! nilai gue rata-rata C anjir!" seloroh Axel yang merasa tidak adil dengan kata-kata Deje.

"lo tertarik dengan kelas ini Xel?" tanya Air sambil menegakkan badanya.

CHAVAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang