|14|

6 1 0
                                    

Dewa berjalan santay memasuki rumah Air. pagi ini dia dan sahabat-sahabatnya membuat janji bertemu pukul 08 di rumah Air. sebenarnya yang membuat rencana ini hanya Air saja, ntah apa yang akan dibahas oleh Air nantinya, Dewa tidak tahu.

"tante," sapa Dewa ketika mendapati Wenda yang berjalan menuju ruang tv.

"Air masih di atas," ucap Wenda.

Dewa mengangguk. "udah tau."

Wenda mencebikkan bibirnya kesal. sahabat-sahabat Air memang tidak ada yang mempunyai sopan dan santun seperti dirinya. "sama tante sendiri nggak ada sopan-sopannya!"

"bodo," ujar Dewa lalu dia langsung naik ke lantai 2 membuat Wenda terkekeh.

Dewa memutar knop pintu kamar Air. dia langsung geleng-geleng kepala ketika menemukan tiga manusia purba yang sudah sampai mendahului dirinya. mereka sedang ribut tentang uno yang entah ada masalah apa dalam permainan mereka.

Dewa menutup kembali pintunya dan berjalan mengampiri Air yang sedang menyugar rambutnya di depan kaca. Dewa mengerutkan keningnya melihat penampilan Air yang sangat rapi. "mau kemana lo?"

"biasa."

"biasa itu apa goblok!" kata Dewa ngegas sambil mendudukan badanya di atas kasur empuk milik Air. "kebiasaan lo kan banyak."

"emangnya apa aja kebiasaan gue?"

"bolos sekolah, masuk bk, ngeclub, minum, rokok, playboy? mungkin?" sebut Dewa yang sudah hafal dengan kebiasaan-kebiasaan Air. tapi dengan sangat hati-hati Dewa menyebutkan kata playboy, karena dia juga belum pernah melihat Air mempunyai 4 cewek sekaligus.

"biasa yang lain," kata Air enteng. dia masih sibuk menata penampilannya agar terlihat rapi dan sempurna.

"GUE TAU!" teriak Deje dari ujung ruangan ketika permainan sudah berakhir.

Dewa menatap Deje sinis. "kalau mau ngomong ya sini! jangan teriak kayak orang kesusahan!"

Deje nyengir lebar lalu dengan cepat berlari mengampiri Dewa yang ada di kasur. Deje merebahkan badanya disana dan menatap langit-langit kamar Air. "lo mau upacara perpacaran-kan Air?"

"yoi bro!"

"terus lo nyuruh kita kesini buat apa?" tanya Axel yang menyusul Deje dan duduk di samping Dewa.

"ya biar rame lah!" seru Eja sambil lompat-lompat di atas kasur membuat semua yang ada di atas kasur terpental.

"WIHH SERU JUGA IDE LO! IKUTTT!" Deje langsung berdiri dan ikut lompat-lompatan di atas kasur. mereka berdua sangat bahagia layaknya anak tk yang diajak bermain ke kebun binatang dan menemukan kembaran mereka yang sedang bergelantungan disana.

Dewa menghembuskan nafas kasar. badannya baru saja terjatuh dan tertatap lantai akibat ulah sahabatnya itu. "sifat idiotnya dihilangin selamanya bisa nggak?!"

"badan gue sakit semua nih!" omel Dewa lagi.

Air terkekeh kecil melihat dari pantulan cermin perdebatan antara Dewa dan Deje. kedua anak itu memang jarang bisa akur. sama-sama saling keras kepala.

"salah siapa duduk di kasur?!" tanya Deje berkacang pinggang.

"kasur fungsinya buat tidur, bukan duduk!" lanjut Deje sambil lompat-lomlat lagi.

Eja turun dari kasur dan mengampiri Axel. "game baru lagi?"

Dewa mendengus. "gue kira lo bakal ke gue dan nolongin gue!"

Deje berdecih. "dih manjahhhh."

"gelut!" tantang Dewa sambil berdiri. dia sudah hilang kesabaran dengan Deje yang semakin lama semakin menjengkelkan.

CHAVAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang