01| Murid Baru

320 135 55
                                    

Happy reading 💜

Happy reading 💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~*~
B

el sudah terdengar lima menit yang lalu.

Gadis berambut sebahu dengan seragam putih abu-abu nya itu berlari menyusuri koridor sekolah yang sepi. Bagus sekali Minggu kedua di tahun pembelajaran baru dia sudah mulai melakukan tabiatnya yaitu, sering terlambat.

"Mampus deh gue, mampus mampuss! Ini semua gara-gara Siska sih," Aqilaa merutuki  Siska—sahabatnya— dengan emosi menggebu-gebu.

Papan kelas 11 IPA 1 yang menempel pada pintu kelas sudah tertampang jelas di depan sana. Ya, kelas 11 IPA 1, kelas baru yang ia tempati. Sudah seminggu dia menjadi siswa kelas sebelas, meninggalkan kelas lama tapi tetap dengan teman lama. Yap! Sistem sekolah disini adalah tidak ada pertukaran siswa. Jika dari kelas sepuluh sudah masuk di kelas IPA 1 maka seterusnya tetap di kelas tersebut hanya berbeda di tingkat nya saja.

Gadis itu hampir sampai di kelasnya nya. Lantas ia segera mempercepat larinya.

Terlihat seorang siswa dengan rambut keriting nya baru saja menginjakkan kaki di depan pintu kelas yang terbuka, tetapi sesaat kemudian dia menoleh menatap Aqilaa yang sedang berlari. Lantas cowok berambut keriting tersebut berdiri di tengah-tengah pintu, menatap Aqilaa seraya tersenyum penuh arti. Orang tersebut menutup pintu kelas dengan perlahan-lahan.

Seolah tau sedang di permainkan, Aqilaa kembali menambah laju larinya.

Braaak!!

Pintu tersebut tertutup tepat saat Aqilaa sampai di depan pintu.

Gadis itu menggeram tertahan, tangannya mengepal hendak memukul pintu, tetapi sesaat ia sadar itu hanya akan menyakiti nya.

"Arghhh!! UJANG BUKA PINTUNYA!!"

"HEH UJANG GERIMIS AJE! BUKA PINTUNYA GAK!"

"UJANG BUKA PINTUNYA CEPETAN!!" Aqilaa berteriak marah, sambil menggedor-gedor pintu kelas dengan keras. Meneriaki temannya yang sangat tengil.

"NAMA GUE BUKAN UJANG!" Terdengar teriakan dari balik pintu. Suara siapa lagi kalau bukan dari sang pelaku?

"Ck!" Decak Aqilaa kepada Dika sambil menghentakkan-hentakan kakinya.

Aqilaa mencoba menghirup oksigen dengan sabar kemudian mengembuskan napasnya kasar. Kalau situasi nya tidak genting seperti ini, mana mau Aqilaa meladeni cowok tengil itu. Namun sekarang ia sudah tidak punya banyak waktu, daripada ujung-ujungnya ketahuan terlambat. Gadis itu mencoba tersenyum sambil menahan kesal. Lantas berucap dengan suara lembut nan penuh paksaan, "Dika yang ganteng, buka pintunya dong, gue mau masuk, nih. Cepetan ayok sebelum Pak Mamat datang!"

"Ogah, lo gak ikhlas ngomong nya," Rupanya orang di balik pintu itu memang belum puas mengerjai Aqilaa.

"BUKA PINTUNYA GAK!!" Habis sudah kesabaran gadis itu, dia benar-benar lelah. Gimana bisa gue punya temen macamnya kayak dia.

Aqilaa: Memeluk LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang