10| Di Bawah Pohon Mangga Itu

142 63 29
                                    

Happy reading 💜

Happy reading 💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~*~

Hari-hari telah berlalu. Namun semuanya masih sama, tidak ada yang berubah. Dika dengan segala kekonyolannya. Siska dengan mulut yang selalu cerewet. Keduanya masih seperti kucing dan tikus yang sering bertengkar. Jangan lupakan juga pertingkaian antara Aqilaa dan Natha. Keceriaan Aqilaa yang tidak pernah pudar, sayang saat di sekolah dia kebanyakkan galaknya. Berbeda saat di luar, Aqilaa menjadi gadis yang ramah dan lemah lembut.

Sosok lelaki yang kini banyak di kagumi semua orang karena ketampanan dan juga otak cerdasnya, siapa lagi jika bukan Natha?
Masih sama seperti yang lalu, sifat Natha tidak pernah berubah masih saja dingin, datar, dan tidak pernah tersenyum. Selama lelaki itu sekolah disini belum pernah sekalipun mereka semua melihat senyuman seorang Natha. Apakah benar perkataan Dika waktu lalu? Sebagai sahabat lama Natha yang sudah hafal seluk beluk lelaki itu. Dika berkata bahwa Natha memang mempunyai penyakit kanker senyum? Tapi memang nya penyakit kanker senyum itu ada?

Dan hingga saat ini rumor tidak masuk akal itu beredar luas dengan Natha yang tidak mengiyakan ataupun menyangkal nya. Entah lah lelaki itu seakan tidak peduli dengan berita apapun yang menyangkut dirinya.

"Gue cari di google gak ada tuh yang namanya kangker senyum di dunia ini?" celetuk Siska yang baru saja meletakkan handphone nya di kasur.

"Ngarang kali tuh si Ujang. Gue juga gak percaya sih," balas Aqilaa ragu.

Hari ini, tepat nya hari Minggu Siska bermain di rumah Aqilaa dengan dalih bosan di rumah aja karena sendirian dan berakhir gadis itu mengungsi disini. Lagipula siapa yang dapat menolak kenikmatan rebahan sambil ghibah bersama sahabat? Belum lagi dapat makanan gratis, maraton Drakor, dan bermalas-malasan. Siska tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Lain dengan Aqilaa, gadis itu rencananya ingin ke toko bunga seperti biasanya namun terpaksa batal karena Siska memintanya libur sejenak.

Hari ke hari, minggu ke minggu. Kini akhir semester semakin dekat. Seleksi untuk lomba olimpiade matematika sudah di depan mata. Baik Aqilaa dan Natha sedang berusaha berjuang keras untuk mendapatkan kesempatan itu. Tapi sayangnya kedua murid itu saling kuat.

Siska berinisiatif untuk membantu Aqilaa menemukan kelemahan Natha namun apalah daya usahanya tidak membuahkan hasil. "Kata Dika si Natha di sekolahnya dulu emang pinter banget. Dia sering juara di berbagai lomba bukan cuma akademik! Non akademik juga! Kek lomba basket, renang terus apalagi yah? Lupa deh. Pokoknya posisi lo terpojok banget! Bisa-bisa yang jadi perwakilan nanti si Natha lagi. Dia sama kuat nya kayak lo!" jelas Siska menerangkan apa yang dia ketahui tentang Natha dari Dika.

"Terus gimana dong? Masa iya gue main curang?" tanya Aqilaa dengan lesu.

"Bukan curang itu! Lo kan cuma harus lebih mengenal dia terus cari titik kelemahan nya!"

"Contohnya kek apa deh?"

"Ih kok lo jadi bloon sih! Ya gini, siapa tau dia punya trauma atau dia punya alergi gitu pokoknya lo cari sesuatu yang bikin dia gak bisa ikut seleksi nanti. Mungkin aja kan itu privasi dia dan Dika gak tau?"

Aqilaa: Memeluk LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang