15| Perselisihan

91 30 20
                                    

Happy reading 💜

Happy reading 💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~*~

Ini hari Senin, berarti kegiatan di sekolah akan dimulai dengan upacara. Keributan di tempat parkir yang terjadi tadi pagi telah usai. Semuanya kembali seperti biasa.

Lapangan sekolah sudah dipenuhi puluhan orang berseragam putih abu-abu serta topi yang menempel dikepalanya. Berbaris rapih di tempat luas itu. Beberapa guru pun ikut hadir meramaikan upacara pagi ini.
Tak jarang terlihat orang-orang berlari masuk kelas sekedar meletakkan tasnya, kemudian berlari kembali menuju lapangan. Upacara berjalan dengan tertib, syukur nya tidak ada drama murid pingsan karena tidak sarapan.

Upacara selesai beberapa menit yang lalu, namun sampai kini barisan belum dibubarkan. Kepala sekolah berdiri didepan sana berbicara memberi petuah. Anak-anak nakal dengan seragam yang tidak lengkap juga yang melanggar peraturan berbaris rapih di samping tiang bendera. Ada juga beberapa murid yang terlambat ikut melengkapi barisan tersebut.

Sedangkan murid-murid yang mendengarkan terlihat seperti cacing kepanasan. Barisan yang tadinya rapih semakin menjadi tidak beraturan. Bisik-bisik juga mulai meriuhkan barisan. Waktu terasa lambat saat kepala sekolah didepan sana menasehati anak-anak nakal tersebut dan memberi peringatan kepada semua murid. Beberapa pertanyaan muncul dalam benak mereka, seperti: "Mereka yang melanggar peraturan, mengapa kita semua juga terkena hukumannya?" Atau juga, "Ini kenapa sih kita nggak disuruh bubar dulu, kalau mau marah-marah ya udah, sama mereka yang melanggar aja". Pada akhirnya pertanyaan-pertanyaan tersebut hanya diucapkan dalam hati.

Langit sepenuhnya berwarna biru tanpa kehadiran sang awan. Matahari pagi terlihat bersinar terik, tanpa ada embusan angin sepoi-sepoi menambah kesan penyiksaan bagi semua orang ditengah tempat luas itu. Topi kini beralih fungsi menjadi kipas. Ada beberapa murid yang mengobrol dan bergosip sendiri demi menghilangkan bosan. Murid yang berbaris di tengah dan di belakang sesekali mengambil kesempatan berjongkok karena lelah berdiri. Tapi semuanya tidak berjalan lama setelah ada guru yang berjalan mengawasi mereka. Suasana mendadak khitmah karena semuanya bungkam. Topi sudah terpasang kembali. Murid yang berjongkok langsung berdiri tegak. Lalu setelah guru pengawas kembali kedepan, keributan pun kembali terdengar. Mereka melakukan nya dengan tatapan was-was. Begitu dan seterusnya.

Semua bernapas lega tatkala kepala sekolah menyudahi ceramah paginya. Petugas upacara pun membubarkan barisan terkecuali barisan anak-anak nakal itu. Lantas semuanya berbondong-bondong memasuki kelas, bagaikan semut yang berjalan menyebar.

"Panass bangett!!" keluh Siska seraya mengibaskan topinya didepan wajah. Gadis itu menggandeng tangan Aqilaa dengan langkah tak sabaran agar segera memasuki kelas.

Bel pelajaran pertama berbunyi, semua murid duduk ditempatnya masing-masing, siap mengikuti pembelajaran. Ah hari senin, setelah tubuh berpanas-panasan karena upacara. Sekarang otak pun ikut berpanas-panasan karena pelajaran matematika.

Aqilaa: Memeluk LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang