08| Lavender

156 76 14
                                    


Happy reading

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~*~

Lelaki itu menaiki satu-persatu anak tangga, hingga akhirnya sampai di depan pintu kayu berwarna coklat. Dingin, kesan pertama yang selalu didapatkan ketika membuka kamar dengan dominasi warna abu-abu tersebut. Tanpa melepaskan seragam yang melekat di tubuhnya, Natha langsung merebahkan tubuhnya ke kasur.

Lelaki itu memandang langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong. Pikirannya kembali melayang pada kejadian beberapa jam yang lalu di sekolah.

Flashback on.

Setelah Pak Eko pergi dari lapangan, Aqilaa mulai memungut bola basket yang berceceran dimana-mana, sedangkan Natha masih berdiri di tempatnya dengan tangan yang bersedekap dada, di pandanginya gadis itu dengan tatapan penuh dendam.

Aqilaa yang merasa sedang di perhatikan oleh seseorang hanya mendengus kesal, ia mengibaskan rambutnya dengan sombong, "apa lo lihat-lihat?!"  tanya nya dengan galak melupakan satu fakta bahwa dia sedang berhadapan dengan singa lapar. Aqilaa mencoba terlihat biasa saja, padahal sudah jelas beberapa menit yang lalu Natha secara terang-terangan mengibarkan bendera perang.

"Lo mau di situ doang? Bantuin gue kek!" imbuhnya.

Hening.

Natha sama sekali tidak membuka suara, mengabaikan semua perkataan gadis itu. Aqilaa yang merasa di abaikan merasa sangat kesal, namun ia tidak ingin memperpanjang masalah ini, bisa-bisa masalahnya dengan lelaki itu bertambah rumit.

Dengan cemberut, Aqilaa kembali memungut bola basket dan memasukkannya kedalam keranjang bola.

(Ini di google namanya tas pouch serut bahan jaring, tapi kepanjangan ngomongnya jadi keranjang bola basket aja yak >∆<)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ini di google namanya tas pouch serut bahan jaring, tapi kepanjangan ngomongnya jadi keranjang bola basket aja yak >∆<)

Selesai, semua bola basket sudah terkumpul menjadi satu di dalam keranjang. Baru saja Aqilaa memegang ujung keranjang tersebut dan hendak mengangkat nya, namun terhenti karena keranjang tersebut sudah direbut paksa oleh seseorang.

Aqilaa: Memeluk LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang