3. It Hurts

126 27 5
                                    

Dara yang baru keluar dari gedung fakultasnya itu tersenyum lebar melihat sosok laki-laki yang sedang menunggunya, duduk di atas motor sambil memainkan ponsel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dara yang baru keluar dari gedung fakultasnya itu tersenyum lebar melihat sosok laki-laki yang sedang menunggunya, duduk di atas motor sambil memainkan ponsel. Tanpa menunggu lama, dia segera menghampiri cowok yang tak lain adalah kekasihnya itu.

"Dit," panggil Dara, masih dengan senyum lebar yang tercetak di wajah cantiknya.

"Eh, gimana Ra?" tanya cowok bernama Dito itu sembari menyimpan kembali ponsel ke dalam saku celananya, mengalihkan semua fokusnya ke Dara.  "Dih, udah cengar-cengir gini, udah di acc ya judul skripsinya?"

"Udaaaah, akhirnya kelar. Judulnya doang tapi." ujar Dara yang sontak membuat cowok itu tertawa.

"Cieee, selamat ya? Selamat, udah mencapai tahap akhir. Habis ini Anda akan merasakan betapa pusingnya ngerjain skripsian," kata Dito bergurau.

Dara ketawa. "Udah ih bercanda mulu, ayo pulang," ajak cewek itu sambil memakai helmnya dan naik ke atas motor.

"Lah? Pulang nih? Gamau jalan-jalan atau makan dulu merayakan di-acc nya judul skripsi?" tawar Dito.

"Apaan baru judul doang udah dirayain. Eh tapi kalo mau jalan gapapa sih, aku juga lagi pengen cari jajan, hehe,"

"Kok jajan doang? Nggak mau makan siang sekalian?"

"Nggak ah. Di rumah masih ada lauk, ntar malah nggak habis lauknya kalo makan di luar. Ayo beli minuman aja, haus banget ini pengen minum,"

"Yaudah deh. Di kafe tempatnya temen aku aja ya? Mau nggak?"

"Iyaa terserah."

"Loh di sini tempat kerjanya temen kamu? Siapa sih?" tanya Dara saat cowoknya itu menghentikan motornya di depan Untitled Cafe yang seminggu lalu baru saja dia kunjungi untuk pertama kalinya bersama Bella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Loh di sini tempat kerjanya temen kamu? Siapa sih?" tanya Dara saat cowoknya itu menghentikan motornya di depan Untitled Cafe yang seminggu lalu baru saja dia kunjungi untuk pertama kalinya bersama Bella.

"Iya, temen aku dulu di Mapala, namanya Bayu. Btw emang kenapa kok nanyain?" Dito bertanya balik.

Dara menggelengkan kepala, "Nggak sih, gapapa. Waktu itu udah pernah ke sini bareng Bella,"

"Oh, yaudah yuk, masuk." ajak Dito, lalu dia menggandeng tangan kekasihnya ini dan masuk ke dalam kafe.

" ajak Dito, lalu dia menggandeng tangan kekasihnya ini dan masuk ke dalam kafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gio membuka bungkus rokoknya, hendak mengambil dan menghisap sebatang lagi. Namun niatnya itu diurungkannya saat dia melihat seorang cewek baru saja melepas helm dan turun dari motor yang terparkir di depan kafenya ini.

Dia si cewek cantik yang waktu itu!

Astaga, Gio nggak menyangka akhirnya tiba juga hari di mana cewek itu datang lagi ke kafenya.

Tapi, sebentar... Dia nggak sendirian, dia datang dengan seorang cowok yang mungkin—oh, Gio nggak bisa membayangkan kalo seandainya cowok yang datang bersama gadis itu adalah pacarnya.

Sia-sia dong selama ini dia meminta kepada Tuhan agar mereka dipertemukan lagi, kalau nyatanya dia sudah memiliki kekasih?

Oke, Gio harus tenang dan berpikir positif sekarang. Bisa saja kan cowok itu hanya temannya—atau mungkin saudaranya?

Sial. Gio nggak bisa lagi berpikir jernih saat dia lihat mereka berdua masuk ke dalam kafe dengan tangan yang bergandengan.

Kenapa rasanya sesakit ini padahal dia sama sekali nggak mengenal gadis itu?

Kenapa rasanya sesakit ini padahal dia sama sekali nggak mengenal gadis itu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"GIOOOO SINI LO GUE BILANGIN SESUATU, PENTING—"

"Apaan?" tanya Gio dengan wajah datarnya, memotong begitu saja perkataan Jayden yang terlihat sangat excited ingin memberitahukan sesuatu kepadanya.

"Cewek yang waktu itu katanya lo taksir tuh, dateng lagi. Tapi sama pacarnya," ujar Jayden memberitahu.

"Oh, itu cowok beneran pacarnya?"

Jayden mengerutkan dahinya bingung, "Eh? Lo udah tau dia ke sini sama cowoknya?"

Gio mengangguk, tersenyum getir. "Iya tadi liat dari balkon. Tau dari mana lo kalo tuh cowok pacarnya?"

"Anu..... Dia ternyata temennya si Bayu anjir Yo," kata Jayden.

"Ceweknya? Temen Bayu?" tanya Gio dengan mata yang membulat kaget.

"Enggak, 'dia' maksud gue si cowoknya, Dito. Dia temenan sama Bayu. Habis dikenalin Bayu tadi gue sempet ngobrol-ngobrol sama dia, sama ceweknya juga. Namanya Dara."

Dara.

Her name really suits her beautiful face.

Sial, kenapa Gio harus tahu namanya setelah dia tahu fakta bahwa cewek itu sudah nggak mungkin bisa dia dekati, apalagi dia miliki? Kenyataan kadang memang terlalu menyakitkan untuk diterima.

Jayden menepuk-nepuk pelan pundak temannya ini, "Sabar Yo. Pelanggan kita yang cewek-cewek banyak. Cari yang lain aja, jangan nekat deketin yang udah ada pawangnya."

"Ck. Iya, bacot."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cafe ㅡDaragon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang