Beberapa menit kemudian, Dara kembali dari toilet, dan dia lihat Gio masih duduk di tempatnya, asik sendiri memainkan ponsel sambil sesekali menyesap kopinya.
"Udah nggak kelihatan kayak habis nangis, kan?" tanya Dara ke cowok itu saat dia kembali duduk di tempatnya tadi.
Gio menoleh, memandangi wajahnya cukup lama, lalu dia menggeleng. "Nggak, udah mending daripada tadi," katanya.
Dara menghembuskan napas lega, "Huh, yaudah deh."
"Yang penting jangan nangis lagi, ntar ribet harus segala cuci muka lagi," tambah Gio sambil nyengir. Dara cuma mengangguk dan ketawa pelan menanggapinya.
"Btw kamu masih mau di sini? Kayaknya temen-temenku lagi agak repot itu, ngobrol-ngobrolnya nanti lagi aja gimana?" tanya Gio ke Dara, menyadari bahwa keadaan di kafe ini semakin ramai. Sean dan Gray nampak kewalahan melayani pengunjung yang datang.
Dara mengangguk, "iya, yaudah sana ke temen-temennya,"
Setelah itu, Gio kembali ke balik meja bar. Dara hanya memerhatikannya dari sini, karena dia juga bingung nggak tahu mau ngapain.
Oh iya, teman-temannya seharusnya sudah membalas pesan yang dikirimkannya saat dia memutuskan untuk pergi duluan dari mal tadi. Dara segera mengecek aplikasi chatnya. Ada banyak sekali panggilan tidak terjawab dan pesan yang masuk dari teman-temannya, dan juga Dito.
Ugh, melihat nama cowok itu terpampang di layar ponselnya saja sudah membuatnya menjadi kesal lagi mengingat kejadian tadi.
Dara akhirnya mematikan ponselnya, dan memilih untuk hanya duduk diam tanpa melakukan apapun—hanya memerhatikan sekelilingnya. Orang-orang yang mengantri untuk mendapatkan pesanan, orang-orang yang duduk sambil mengobrol dan menikmati kopi dengan teman atau pasangan mereka, dan tiga barista kafe yang sibuk melayani pengunjung yang berdatangan.
Tanpa sadar, dia juga tersenyum saat melihat senyuman ramah yang ditujukan Gio kepada pelanggan-pelanggannya. Oh, kenapa Dara baru menyadari betapa manisnya senyuman cowok itu?
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Ada beberapa pelanggan yang masih betah berada di meja mereka, sampai akhirnya pegawai terpaksa memberitahu mereka bahwa kafe akan segera ditutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafe ㅡDaragon✔
Fiksi RemajaGio nggak pernah menyangka usaha kafe yang baru dia rintis nggak hanya mendatangkan rezeki untuknya, namun juga jodoh. ©geezdragon, 2020