19. Friend

83 18 3
                                    

Terhitung sudah lima hari berlalu sejak pertemuan terakhir Dara dengan Gio untuk makan malam bersama di rumah cowok itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terhitung sudah lima hari berlalu sejak pertemuan terakhir Dara dengan Gio untuk makan malam bersama di rumah cowok itu. Dan kalimat terakhir yang Gio sampaikan padanya sebelum dia pulang malam itu, masih terus terngiang-ngiang di benak Dara.

You look so beautiful tonight.

Hei. Dara juga perempuan normal yang memiliki perasaan. Wajar saja kan kalau cewek itu merasa baper karena kalimat yang diucapkan Gio padanya itu?

Sejujurnya, Dara agak merindukan cowok itu juga setelah lima hari ini mereka nggak bertemu dan hanya mengobrol ringan via aplikasi chat. Walaupun setiap hari mereka masih saling mengobrol, sekadar mengucapkan 'selamat pagi' atau bertanya 'makan apa hari ini?', namun Dara tetap merasa kosong tanpa kehadiran cowok itu.

Harus diakuinya bahwa dia mulai menaruh perasaan lebih pada Gio. Semua kebaikan dan perhatian yang cowok itu berikan padanya, sepertinya telah berhasil membuatnya luluh. Dara merasa nyaman berada di sisi Gio, dan dia juga merindukannya saat dia sedang nggak bersama dengan cowok itu, seperti sekarang ini.

Meski begitu, Dara terkadang merasa bahwa semua ini terlalu cepat untuknya. Cewek itu mengenal Gio di hari yang sama saat dia putus dengan mantan pacarnya. Mereka belum lama saling mengenal, tapi telah menghabiskan cukup banyak waktu bersama. Dan Dara menyukai setiap waktu yang dia lalui bersama cowok itu.

Ugh. Seharusnya Dara sudah mulai mengerjakan bab ketiga skripsinya sejak tadi, tapi yang dia lakukan malah membuang-buang waktu dengan melamun memikirkan cowok itu.

"Raaa, ngafe yok, hehe."

Baru saja Dara mengetikkan beberapa kata pada halaman baru di dokumen Word-nya, sudah datang satu halangan lagi. Siapa lagi oknumnya kalau bukan Bella yang hobinya ngecengin barista Untitled Cafe.

"Ya, ya, yaaa? Lagi shiftnya Sean iniii," bujuk Bella lagi.

Dara menatap datar ke arah temannya. "Liat dong nih gue baru dapet berapa kata sampe lo dateng. Lagian kata lo ini shiftnya Sean, berarti dia lagi kerja, kan? Terus lo mau ngapain ke sana, Bellaaa? Ngerecokin dia?"

Bella nyengir. "Hehe. Ya nontonin dia kerja lah. Udah ayo, nanti lagi aja ngerjainnya. Ada cowok lo juga tuh di kafe, kata si Sean,"

"Gio?"

"Dih, diiyain, udah jadi pacar beneran emang?" cibirnya.

"Ck. Iya. Maksud gue pacar bohongan,"

Agak kurang mengenakkan didengar tapi mau gimana lagi, memang faktanya status dia sama Gio cuma pacar bohongan doang.

Bella tertawa. "Yaudah ayo samperin, udah lama nggak ketemu juga kan? Masa ga kangen???"

"Iya deh ayo, kangen pacar bohongan gue," Dara akhirnya mengiyakan ajakan Bella, membuat cewek itu nyengir lebar.

Dara kemudian bersiap-siap dan mengambil sejumlah uang di dompetnya, lalu menyusul Bella yang sudah menunggunya di luar. Setelah mengunci pintu rumah, mereka berdua segera pergi ke Untitled Cafe dengan berjalan kaki.

Cafe ㅡDaragon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang