#21 Loser

5.3K 440 63
                                    

“hahh daddh stop please.. Jisung capek” bulir bulir keringat mulai membasahi tubuh si manis

“baru segini masa udah capek?”

“huum” si manis menampilkan puppy eyes berharap dengan menampilkan keimutannya dapat menghentikan sang papa

not yet baby, tahan sebentar lagi, habis ini sampai” jawab Minho dengan napas memburu

ugh..”

Si manis kewalahan mengimbangi pergerakan sang papa yang semakin cepat di depannya













































 
























Tap






Tap


Tap







Tap.. tap


Tap..










Tap






Tap



Duk!

Minho dengan sigap menangkap tubuh si manis yang oleng kesamping karena menubruk lengannya

“kenapa berhenti tiba-tiba?” tanya Jisung lemah

“kita udah di depan rumah sayang, apa mau lari lagi?”

“no, nggak mau~” ia sangat lelah, sang papa mengajaknya keliling komplek 5 putaran sebelum matahari terbit

Si manis memanjat tubuh penuh peluh yang lebih tua

Minho hampir oleng ke belangakang jika tak sigap menangkap tubuh Jisung “kenapa?”

Yang ditanya malah mengendusi leher

Minho langsung membawa tupai nakalnya masuk ke dalam rumah, berbahaya jika dilihat tetangga samping rumah

“pah, Jisung kangenn”

Minho terkekeh “kangen?” ia menepuk nepuk pantat yang pas digenggaman

hngg si manis mengeratkan lingakaran tangan dan kakinya di tubuh sang papa

“turun”

Jisung menggeleng, ia berdecak kala pantatnya diangkat agar duduk di meja pantry padahal dirinya masih ingin menempeli tubuh sang papa

“tunggu sampai ibu pergi sayang”

Tapi ini kesempatan terakhirnya untuk melakukan yang iyaiya sebelum pengambilan rapor yang diadakan besok pagi.

Ia tidak yakin bisa mengalahkan si pintar Guanlin, sejak SD Guan selalu menduduki posisi pertama sedangkan Jisung kedua atau ketiga, Felix? Jangan ditanya, bahkan ia tak peduli dengan nilai apalagi bersaing untuk mendapatkan posisi 3 besar

Tak pernah sekali pun terbesit di kepala Jisung untuk mengalahkan Guanlin, justru ia bangga mempunyai teman yang berprestasi dan lebih pandai darinya. Tapi kali ini mungkin akan berbeda

Cup

Minho menekan dagu si manis, memberi isyarat untuk membuka mulut, ia memasukkan air yang sebelumnya ia masukkan ke dalam mulut

Gulp~ “pwah” Jisung mengusap mulutnya dengan punggung tangan

“nggak usah dipikirin ji, berapa pun nilai kamu papa tetap bangga” Minho tersenyum jahil kemudian mengusak surai basah anak laki lakinya

Akh! Papanya begitu menyebalkan

“kalian habis ngapain?” dengan wajah khas bangun tidur Mina mendekat ke arah dapur

Si manis turun dari meja “habis lari keliling komplek bu”

“ooh” jisung mengamati air yang dituang ke dalam gelas oleh sang ibu

“uhm, ibu kapan kembali ke rumah nenek?”

“rencananya sore ini”

Binar binar kebahagiaan muncul dari mata si manis

“—tapi berhubung besok Jisung ambil rapor, jadi ibu mau di sini sampai besok”

“pffftt” Minho tak dapat menahan tawa melihat perubahan ekspresi putra manisnya

Jisung menatap sengit, kemudian memukul dan mencubit lengan sang papa sampai meringis kesakitan

“nyebelin” si manis berlari kecil menuju kamar

Mina yang sudah terbiasa melihat pertengkaran anak dan cucunya hanya bisa menggeleng

“dia kenapa?” tanya Mina sembari meletakkan gelas yang sudah kosong

“mungkin dia punya firasat buruk sama nilainya ma” jawab Minho diiringi kekehan

***

Lilin

Lin lo dapet rank berapa?

2 ji

Wahh selamat yee, lo emag yg terbaik


Firasat buruk Jisung semakin menguat, saatnya mengucapkan selamat tinggal dengan impian sex setiap hari

Jisung menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuh

Ia mendengar pintu utama di buka “pasti papa”, sayup sayup terdengar percakapan papa dan ibu yang membicarakan dirinya

Derap langkah mulai mendekat menuju kamarnya, ia semakin mengeratkan selimut tak siap mendengarkan kenyataan yang tak sesuai harapan

Cklek

“ji?” Minho duduk di tepian kasur

“gapapa, papa tetep bangga sama kamu” minho menepuk-nepuk lengan si manis

Jisung menyibak selimutnya kasar, hingga tak sengaja ujung selimut menampar pipi yang lebih tua

Minho hanya mengehela napas dan bersabar menghadapi putra binalnya yang kini berubah menjadi putra binal yang kasar

“Ish, Jisung nggak peduli sama nilai, tapi taruhannyaa” si manis mulai merengek

“kenapa sama taruhannya? Papa yang menang kan” Minho tersenyum penuh kemenangan

“pipi ying mining kin hilih, pasti papa mintanya sebulan sekali” Jisung mengejek sambil memajukan bibirnya

Yang diejek malah tertawa kencang sampai air mata menggenang di ujung mata

Mina tersenyum mendengar tawa Minho dari luar, ia tidak menemukan perbedaan pada hubungan keduanya setelah ia tinggal beberapa bulan, berarti kecurigaannya selama ini tidak benar kan? Mina merasa lega

Namun ia tetap curiga dengan kondom yang ia temukan di kantong belanja tempo hari

“kamu belum tau siapa papa yang sesungguhnya Hannie” Minho berbisik tepat di telinga si manis
.
.
.

.

,

Haloo readers tercinta~
tiba tiba aku pengen tau gimana reaksi kalian pas baca book ini huehue, jadii jangan lupa tinggalin comment yaw :3

Aku juga minta maaf sama yang udah comment di chap 4 sama 6 nggak aku balesin, soalnya waktu itu masih malu malu ><

Dah segitu aja, terimakasih buat yang udah baca, vote, dan comment.. luplup (~ ̄³ ̄)~

26/12/20

Baby Boy | MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang