#1 Baby

17K 1K 5
                                    

Minho berdiri tepat di depan pintu rumah orang tuanya dengan bayi mungil di gendongan.

Cukup lama Minho berdiri di ambang pintu, ia takut bayi kecilnya mendapat penolakan dari sang mama, ya minho hanya tinggal bersama mamanya dulu, papanya sudah lama meninggal sejak dia sekolah dasar.

Tak mau terus terusan termakan oleh pikirannya sendiri akhirnya Minho memberanikan diri untuk mengetuk pintu,

“tok tok tok” Minho memejamkan matanya tepat saat tangannya menyentuh pintu, berusaha meyakinkan diri bahwa mamanya tidak akan marah.

Pintu terbuka, menampilkan sosok wanita cantik yang mulai menua.

Wanita tersebut menyambut kedatangan putra tercintanya dengan senyum termanis yang ia punya.

Tapi senyuman itu perlahan luntur ketika melihat gumpalan kain berisi bayi di gendongan putranya.

“ma, aku bisa jelasin”.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Mina—mama Minho membuka pintu lebar-lebar, memberi akses putranya untuk masuk.

Disinilah mereka, duduk berhadapan di ruang tamu dengan suasana yang menegangkan.

Bahkan di kepulangannya kali ini Minho tidak mendapat pelukan dan ciuman dari sang mama seperti biasa.

Mina menatap putra satu-satunya menuntut penjelasan.

“uhm.. ma, maaf aku tau mama pasti terkejut, tapi percayalah bayi ini bukan anak biologisku”

“Ceritakan detailnya”

Minho menghela napas sebelum memulai cerita panjangnya

Flash back

Minho berlari dengan piama yang masih melekat di tubuhnya.

Pagi ini Eunbi—sahabat Minho menelponnya pagi-pagi buta, bahkan mentari belum beranjak dari peraduanya.

Minho tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, ia hanya mendengar sang sahabat menangis hebat di seberang telepon, tanpa pikir panjang, tanpa menata penampilannya yang sebenarnya malah menambah kadar ketampanan.

“toktoktok” Minho menggedor-gedor pintu tak sabar.

Pintu terbuka lebar menampilkan sahabat dengan penampilan kacau dan mata sembab.

Minho memeluknya, dan mengelus punggung Eunbi untuk menenangkan, bukannya tenang Eunbi malah menangis semakin kencang.

Minho mendorong tubuh Eunbi yang ada dipelukan untuk masuk sambil menutup pintu kos.

Minho tidak mengeluarkan sepatah kata pun, ia memilih menunggu Enbi untuk memulai berbicara.

Eunbi menjauhan dirinya dari pelukan Minho, ia menundukkan kepalanya sembari menghapus air mata

“ho, aku hamil”

Minho sedikit tersentak dengan pengakuan sang sahabat, tapi ia berusaha terlihat biasa saja.

Bagaimana tidak kaget, kalau Eunbi berasal dari keluarga yang menjunjung tinggi nilai agama, sudah dipastikan Eunbi akan mendapat penolakan, bagaimana dengan nasib janin di kandungannya?

“apa yang harus aku lakukan padanya? Hiks” Eunbi mengelus perutnya yang masih rata.

“—aku tidak tau jika si brengsek itu memasukkan sesuatu kedalam minumanku, aku tidak sadarkan diri dan.. yah kau tau apa yang terjadi selanjutnya. Sekarang aku tidak tau dimana dia berada, aku sudah mencoba menghubunginya tapi tidak ada respon sama sekali” berkali-kali Eunbi mengusap air mata yang turun tanpa permisi.

“—aku tidak akan pulang ke rumah dengan keadaan perut buncit atau bayi digendongan, aku tidak mau Minho, aku tidak ingin mengecewakan kedua orang tuaku”
Eunbi menangis semakin keras.

“Ssshh.. sudah-sudah jangan nangis, ayo rawat janin di perutmu bersama-sama, setelah lahir biar aku yang bawa” Minho memandang Eunbi dengan tatapan teduhnya.

Tak ada lagi kata-kata yang terucap di bibir Eunbi, ia memeluk Minho erat, menenggelamkan wajah di dada bidang sang sahabat dan menggumamkan kata terimakasihnya berkali-kali.

Flash back off

Mina memijat pangkal hidungnya, “kenapa kamu terlalu baik seperti ayahmu minho, sekarang siapa yang akan merawat bayi itu?”

Minho terkekeh mendengar pujian atau lebih terdengar seperti cemoohan dari sang mama, padahal mamanya sendiri juga orang baik, buktinya sekarang dia tidak marah dan tidak berakhir membuang bayinya di selokan.

“tentu saja aku yang akan merawatnya, untuk itu lah aku pulang, aku ingin belajar merawat bayi dari mama”

“hm iya iya terserah kamu” Mina bangkit untuk melihat lebih dekat bayi di gendongan putranya

“uhh manisnya, kamu kasih nama dia siapa?” Mina mengelus pipi yang menyembul lucu di kedua sisi.

“Jisung, Lee Jisung”

Baby Boy | MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang