Last or Lust

8.8K 472 115
                                    

"tapi mungkin saja kan malam itu dia kebetulan berdiri di jendela"

Minho mengedikkan bahu

"tapi kalau beneran papa mau apain Felix"

Minho menoyor kepala putranya "jangan mikir yang aneh-aneh, selama dia nggak nyakitin kamu papa nggak peduli"

Jisung terkekeh "kalo Felix ngelakuin yang iyaiya sama Jisung?"

Minho melayangkan death glarenya ke arah si manis

"ya gapapa, nanti papa potong tytyd kecilmu itu"

"ish" Jisung memukul bisep di sampingnya

"memangnya siapa yang mau jadi top?"

"Jisung dong" jawab Jisung percaya diri

Minho terbahak hingga air mata menggenang di pelupuk mata

"ish papa ngeremehin Jisung, Jisung buktiin nih" ia menaiki tubuh yang lebih besar itu dan menyelipkan tangannya di bagian belakang

"heyhey" Minho menahan tangan Jisung, dan dengan mudah ia membalik keadaan menjadi Jisung terlentang di bawahnya

Mereka saling menatap intens

"Minhoo~"

Nenek memanggilnya di saat yang tidak tepat, bagi Minho. Tapi sangat tepat bagi Jisung

Minho meninggalkan kecupan di kening Jisung sebelum pergi menghampiri si nenek

Semenjak ibu meninggal, nenek tinggal bersama mereka, satu satunya saudara ibu tidak bisa merawatnya karena dia sendiri juga sering jatuh sakit

Jisung menganggap ini sebagai hukuman untuk papa, tapi Minho sendiri tidak keberatan sama sekali dan memperlakukannya dengan sangat baik

Kembali kekejadian tempo lalu, tidak ada yang ditetapkan sebagai tersangka, polisi menganggap itu murni sebuah kecelakaan, mungkin dikarenakan pengemudi didalamnya juga meninggal di tempat,

Jika pengemudi itu juga merencanakan kematiannya sendiri.. memangnya seberapa besar kebaikan yang sang papa berikan hingga ia rela mengorbankan nyawanya

Jisung tidak mengerti, seberapa besar takaran kejahatan dan kebaikan didalam diri sang papa.

"cepet banget?"

Minho menubruk tubuh mungil putranya yang sendari tadi terlentang, ia mengendus perpotongan leher di bawahnya

Jisung terkekeh geli "papa kenapa ih?"

"cuddle me babe" ia memejamkan mata nyaman ketika Jisung melingkarkan kedua kaki dan tangan pada tubuhnya

"gemess" Jisung memainkan rambut sang papa sembari menggerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri yang otomatis tubuh Minho mengikuti gerakannya

"hnnn"

"??"

Minho mendongak membuat pandangan keduanya bertemu "kamu tau? Papa udah menahannya sendari tadi"

"pfft iya Jisung bisa ngerasain, tinggal bilang aja padahal" sebenarnya sejak tadi ia menyadari ada sesuatu yang keras menyentuh tubuh bagian bawahnya

"kamu masih kecil ji, papa lebih suka jika kamu yang minta duluan"

"ck apa papa lupa? Jisung kalah taruhan, nggak bisa minta lagii" ia cemberut

"makanya belajar yang benar" kekehan rendah keluar dari bibirnya,

Minho mencondongkan wajahnya hendak mencium si manis, belum sempat bibir keduanya bersentuhan

Baby Boy | MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang