#8 Decision

6.6K 611 17
                                    

“huahhh” direnggangkan punggungnya setelah sekian kali bolak balik kamar teras guna mengangkat barang-barang Mina

“capek nak? Sini ngeteh dulu sama mama” Mina membawa nampan berisi dua cangkir teh dan mendudukkan dirinya

“makasih ma, tau aja aku lagi haus” Minho menenggak habis teh miliknya dan menghempaskan tubuhnya di samping Mina

“kamu gak punya keinginan nikah nak?” tanya Mina

“eh? Kenapa tiba-tiba?” Minho menegakkan tubuhnya

“umur kamu udah 35 tahun tahun Minho, apa gak mau berkeluarga kayak temen-temenmu?” mengelus lembut paha putranya

“mama kan tau sendiri, Jisung gak mau punya mama”

“Jisung yang nggak mau apa kamu yang sukanya sama laki-laki?” Mina menyeringai, melirik Minho di ujung mata

Minho membulatkan matanya terkejut "bagaimana mama bisa tau?" padahal Minho sudah menyembunyikan kebenaran orientasi seksualnya dengan sangat rapi

Benar ternyata dugaannya selama ini, sebenarnya Mina tak punya bukti apa pun untuk mempertanggungjawabkan perkataannya

“buah jatuh tak jauh dari pohonnya sayang”

Singkat cerita, papa Minho juga adalah seorang gay maka dari itu ia menikahi Mina, seorang gadis desa yang polos. Mina mengetahui jika suaminya seorang gay ketika usia pernikahannya menginjak 5 tahun, Mina memergoki suaminya yang tengah bercinta dengan sekretarisnya sendiri di ruang kerja suaminya

“maaf”

“tapi alasan kamu gak kunjung nikah bukan karena tertarik sama Jisung kan?”

Minho terhenyak, “kenapa mama mikir kayak gitu?”

“Jisung anak yang manis Minho, dia juga suka skinship sama kamu”

“ma aku udah anggap Jisung seperti anak sendiri, mana mungkin aku suka sama dia” apakah gay seburuk itu di mata sang mama? Hanya karena kisah lamanya dengan papa? Minho ingin mengakhiri percakapan ini segera.

“apa kamu punya kekasih sekarang?” tanya Mina penuh selidik

“enggak”

“carilah, agar mama percaya sama kata-katamu, dan jangan terlalu dekat dengan Jisung”

Jangan terlalu dekat dengan Jisung? Bahkan Jisung semakin menempel padanya setelah kepergian Mina, mana sekarang merengek minta tidur bareng tiap hari

Mencari kekasih akan sulit bagi Minho jika di hatinya masih terukir nama Chris.

Dan Jisung? perkataan ibunya membuat cara pandang Minho ke Jisung menjadi sedikit berubah, akan tetapi Minho berusaha meyakinkan dirinya untuk membuktikan jika apa yang dibilang mamanya tidaklah benar

Minho memejamkan mata, menikmati hembusan angin yang menerpa wajah. “maaf ma, kali ini Minho memilih mengabaikan apa yang mama bilang”

Minho bangkit dari duduknya, kini keputusannya sudah bulat, ia tidak akan mencari kekasih dan akan memberikan perhatian dan kasih sayang yang sama kepada putra kecilnya.

***

Jisung membuka matanya perlahan, mengerjap-ngerjap menahan perih karena menagis sebelum tidur

“ugh” Jisung memutar tubunya ke samping “eh?” betapa terkejutnya Jisung menyedari dia tidak sendirian melainkan bersama sang papa

“ohh jadi semalem papa gendong Jisung kesini” bisiknya

Jisung bergerak perlahan dan menidurkan tubuhnya di atas tubuh Minho

“mm.. kenapa?” Dengan suara khas bangun tidur dengan mata terpejam, tangan Minho mergerak mengelus punggung dan rambut Jisung

“papa yang gendong Jisung ke sini?” tanya Jisung bersemangat

“enggak, Jisung jalan sendiri kemarin”

“ish!” Jisung bangkit, kini posisinya duduk di perut sang papa “mana ada, kan Jisung tidur semalem” Jisung tau jika papanya berbohong, dasar tsundere

“yaudah terserah”

“paa..” Minho merasakan hembusan napas Jisung di wajahnya, mau tidak mau Minho membuka matanya

“kenapa lagi?” 

“papa ngijinin Jisung tidur sama papa setiap hari?”

“pengen banget?

“hu'um, jisung kan sering mimpi buruk, ya.. biar kalo jisung kebangun langsung ada temennya” Jisung memainkan jarinya di dada Minho membentuk bulatan kecil

Lain di mulut lain di hati, sebenarnya alasan utamanya Jisung adalah ingin tidur di dalam dekapan hangat sang papa setiap hari. 

“tapi kamu nggak setiap hari mimpi buruk kan?”

“tapi sering paa” Jisung tidak akan menyerah untuk mendapatkan apa yang ia inginkan

Minho tersenyum melihat putranya merengek seperti anak kecil, padahal sudah hampir memasuki bangku menengah atas

“gak bisa Hannie” Minho memeluk tubuh Jisung erat dan menggulingkan tubuhnya ke samping “udah diem, tidur lagi” Minho membenamkan wajah Jisung di dadanya

“tapi ini udah pagi” suara Jisung mengecil karena teredam di dada Minho

Dengan cepat Minho menoleh ke arah jam dinding, betapa terkejutnya dia jam sudah menunjukkan pukul 07.30

“kenapa gak bilang dari tadi?” buru-buru Minho melepas pelukannya dan berlari menuju kamar mandi

“hehe rasain, salah siapa gak ngjinin tidur bareng” Jisung terkekeh pelan dan kembali tidur, hari ini adalah hari liburnya setelah 4 hari berjuang menghadapi Ujian Nasional

20/11/20

Baby Boy | MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang