#9 High School

6.8K 580 38
                                    

"lo kenapa sih sung" Felix menoel-noel pantat Jisung dengan ujung jari kakinya

"ish apaan sih lo" Jisung memukuli kaki Felix sekuat tenaga

"aA iya iya maap, sakit bego"


Jisung menghentikan pukulannya dan kembali tidur terlentang dengan ketek yang dibuka lebar.

Jisung melakukan daydream sekarang, ia tidak suka jika hobinya diganggu

Membayangkan bagaimana masa depannya dengan sang papa yang sangat dicintainya

Jisung tahu jika Minho bukanlah papa kandungnya, maka dari itu ia ingin balas budi dengan mendedikasikan hidupnya kepada papa sampai papanya menua

Jisung terkekeh, menertawakan pikirannya sendiri

"Bismillah! keluar lo dari temen gue" Felix mengusap wajah Jisung menggunakan telapak tangan berkeringatnya karena memegang joystick terlalu lama

"bweh.. cuih! Tangan lo asin bangsat" Jisung bangkit mendudukkan dirinya

"ya lo ketawa ketawa sendiri, dah ah males gue mau balik, lo yang nyuruh gue ke sini, pas gue udah ke sini lo kacangin"

Felix hendak bangkit dari duduknya, dengan cepat Jisung memeluk pinggang Felix, menahan agar tetap tinggal

"Jangan tinggalin Hannie sendirian.." Jisung merangkak naik ke pangkuan yang lebih muda dan memeluknya erat

Felix mengusak rambut Jisung. Jisung memang semanja ini dengannya, sejak ia menyelamatkan Jisung dari pembulian 5 tahun yang lalu.

"kotak apa tuh sung?" Felix menyipitkan matanya, setaunya tidak ada kotak itu di kamar Jisung

Jisung menoleh ke arah pandang sahabatnya "ohh itu, liat aja sendiri"

"oke, turun lo" Felix merunduk mengambil kotak hitam di kolong meja

"astaga! Sung, lo? Lo main ginian??" Felix terperangah dengan apa yang dilihatnya. Sex toys pink dengan bermacam bentuk

Jisung mengangguk, mengatupkan bibirnya rapat-rapat

"sejak kapan?" mengamati satu persatu barang yang ada di dalamnya

"sejak ibu pindah.." sebenarnya Jisung ingin membeli benda-benda itu dari dulu tapi Mina sering masuk membersihkan kamarnya, akan sangat berbahaya jika ketahuan

"kenapa pakek ginian?" Felix mengembalikan kotak tersebut pada tempatnya, ia bergidik membayangkan benda benda tersebut memasuki tubuhnya

"gue susah keluar kalo lagi horny pas baca yaoi" dengan wajah merunduk menahan malu

Felix menepuk jidatnya, kemudian menubruk Jisung sampai terjungkal kebelakang

"lo bisa minta bantuan gue btw" Felix dengan seringai manisnya

"emang lo bisa?" Jisung tersenyum remeh

"nantangin gue lo?" Felix menelusupkan tangannya ke baju Jisung dan mencubit kecil nipple sang sahabat

"akh! Lepas Felix, gue gak mau ya ternodai sama lo" Jisung mencengkram erat tangan Felix yang memainkan nipplenya

Tawa kencang memenuhi ruangan "oke²" sebelum mengeluarkan tangannya felix mengelus lembut nipple Jisung, ia tidak mau Jisung kesakitan karena ulahnya tadi.

Jisung memejamkan matanya merasakan sentuhan lembut Felix, Jisung menyukainya.

"kenapa muka lo? Enak ya sentuhan gue?"

Felix dengan suara beratnya membuat Jisung meremang di sekujur tubuh

"gak, gak, gak" Jisung mendorong tubuh Felix menjauh

"bohong banget lo" Felix kembali tertawa dengan suara khas om omnya.

Jisung hanya mencebik sebagai jawaban

-eh, emang lo maunya dinodai sama siapa?"

***

Cup

Minho mencium dahi Jisung sebelum berpisah, bisa dibilang mereka melakukan ciuman entah di bibir, pipi maupun dahi sebagai salam ketika berpisah atau pun bertemu

Jisung membalikkan badan dan melambaikan tangan kepada pengemudi di dalamnya

Jisung menghirup udara dalam dalam, meresapi suasana baru yang sangat ia sukai. Sekolah baru

Tungkai kecilnya bergerak memasuki gerbang sekolah, ia melihat siswa yang berkerumun melihat papan pengumuman guna mengetahui dimana kelasnya berada

"oi Felix!!" jisung sangat hafal dengan punggung temannya, jadi sudah dipastikan ia tidak akan salah orang

Jisung berlari dan merangkul Felix dari belakang

"ck, berisik banget sih" yang dirangkul merasa malu karena semua pasang mata tertuju padanya

"hehe, dapet kelas apa lo?" tanya Jisung sambil mencari-cari namanya di papan

"sama kayak lo, udah yuk" Felix menyeret tangan jisung agar mengikuti langkahnya

"awas kalo bohong, gue kepret lu" ancam Jisung yang tengah berusaha menyeimbangkan langkahnya dengan sang sahabat

Di sinilah Felix menghentikan langkahnya, di depan kelas bertuliskan X-IPA1

"pffft, gak salah mata lo kita dapet kelas ini?" Jisung dengan tawa menggelegar membuat para murid baru menoleh kearahnya

Felix memutar bola matanya malas, menarik tangan Jisung memasuki kelas melihat daftar presensi di papan tulis

"wow" antar senang, terkejud, dan tidak percaya, ia tak mampu berkata-kata, ia kira ia akan mendapat kelas terbelakang ternyata..

"lix, kok lo bisa masuk kelas ini? Padahal lo kan.."

"apa? Mau ngomong apa lo?" Felix memiting dan membekap mulut Jisung

"Emmph" dengan kekuatan supernya Jisung mencubit ukuran kecil tangan felix

"Aarrg" Felix mengerang dengan suara deep voicenya yang membuat seluruh siswa yang ada di kelas menoleh ke arahnya

Felix menghela napas, selama ia berdekatan dengan Jisung ia harus siap menjadi pusat perhatian, tentu saja karena keributan

Tidak ada pilihan lain bagi Felix selain menundukkan punggungnya memintamaaf atas keributan yang ia perbuat

"heheh" Jisung mengeluarkan senyum kemenangan yang menyebalkan di mata felix

"Lix, sung!"

Yang merasa namanya dipanggil menolah ke ambang pintu, disana berdiri laki-laki bertubuh jakung dengan rambut yang disisir ke belakang, sangat menawan di mata Jisung

"oh jangan lagi" Felix menghela napas berat melihat siapa sosok yang memanggil namanya

26/11/20


Baby Boy | MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang