Sudah terhitung seminggu sejak Changbin sadar dari komanya. Well, tidak banyak yang berubah dari teman temannya, mereka masih sering bertengkar atau melucu yang jatuhnya malah garing. But, it's okay. Changbin malah senang mereka tak berubah.
Tapi ada satu hal yang membuat Changbin mengernyitkan keningnya samar. Yaitu, saat teman temannya merasa sedih saat mendengar bahwa Jeno dan Hyunjin meninggal. Changbin jadi berpikir, apa yang terjadi saat ia sedang tidak berada di dunia ini?
Maka dari itu, Changbin hendak bertanya kepada Felix mengenai hal itu.
"Lix, kenapa kalian peduli banget sama Hyunjin dan Jeno? Bukannya seharusnya kalian senang mereka sudah tiada? Tidak ada lagi orang yang menindas di bumi ini," tanya Changbin kepada Felix yang sedanng memakan ramyun pedas.
Felix langsung tersedak karenanya. "Apa kamu bilang? Merasa senang? Bagaimana bisa, aku merasa senang saat dua orang yang berhasil menyelamatkan orang yang kucintai meninggal?"
Changbin mengernyitkan keningnya sekali lagi. "Maksudmu?"
Felix menghela napas sejenak, dan kembali melanjutkan kegiatan makannya yang sempat tertunda.
Tak lama kemudian, Felix kembali menatap Changbin. "Bagaimana bisa, aku senang saat kedua orang yang membantuku menyelamatkanmu dari dunia ilusi meninggal?" tanyanya, membuat Changbin membulatkan matanya.
"A-apa?"
"Jeno dan Hyunjin merasa bersalah kepadamu, hyung. Mereka membantu kita untuk menyelamatkanmu. Untung saja, masih ada cara. Tanpa mereka, kamu tidak akan ada di sini," jelas Felix panjang lebar, membuat Changbin kaget bukan main.
"Jadi... Mereka yang menyelamatkanku?" tanya Changbin lagi.
"Bisa dibilang seperti itu," jawab Felix acuh.
Changbin langsung merasa bersalah kepada keluarga Hyunjin dan juga keluarga Jeno beserta kekasihnya Jeno, Na Jaemin. Coba saja Changbin tahu pengorbanan Jeno dan Hyunjin, tentu dia tidak akan berbuat seperti ini.
Tanpa Changbin ketahui, Felix menatap Changbin lekat lekat, dan kemudian membulatkan matanya. "Jangan bilang kalau...."
Changbin sudah was was saja jika Felix akan menginterogasinya.
".... Kamu yang membunuh Jeno dan Hyunjin?" tebak Felix, membuat Changbin diam seribu bahasa.
"A-apa alasan kamu menebak seperti itu?" tanya Changbin setelah beberapa detik diam.
Felix mengedikkan kedua bahunya acuh. "Kamu, kan pernah bilang ke aku, bahwa kamu ingin membalas dendam kepada Jeno dan Hyunjin," jawab Felix santai.
"Kalau misalnya aku bilang iya, bagaimana?" tanya Changbin lirih, membuat Felix menghentikan aktivitasnya sejenak.
"Jadi itu semua benar?" tanya Felix tanpa menoleh sedikit pun ke arah Changbin.
Changbin menelan salivaya gugup. "I-iya...," jawabnya pelan.
Felix menatap Changbin tak percaya. "A-apa?"
"Iya, aku yang membunuh mereka saat aku menjadi Grim Reaper," ulang Changbin, membuat Felix menutup mulutnya dengan tangan secara dramatis.
"Ka-kamu yang membunuh mereka?"
"Iya..."
Changbin sudah menyiapkan mental jika Felix hendak menamparnya. Namun apa yang ada dibenaknya tak benar benar terjadi. Felix hanya diam kaku di hadapan Changbin, kemudian tersenyum miris.
"Ya.... Bukan salahmu, sih. Tapi aku harap, kamu meminta maaf di makam mereka. Mudah mudahan, mereka memaafkan dan tenang di sana," ucap Felix sambil tersenyum manis.
Changbin hanya mengangguk kaku.
Dan di sinilah mereka berdua. Duduk bersimpuh di samping dua makam yang terlihat masih baru.
Felix sedari tadi hanya diam sambil menyingkirkan beberapa daun yang jatuh di atas makam keduanya. Makam Jeno dan Hyunjin.
"Hei, hyung, kamu tenang di sana, ya? Felix di sini akan baik baik saja. Ada Changbin hyung, Jisung, Chan hyung, Minho hyung, Seungmin dan Jeongin yang menjagaku," ucap Felix sambil mengelus lembut nisan makam milik Jeno. "Ayah pasti akan merindukanmu, hyung."
Felix kini berpindah ke makam Hyunjin. "Thanks udah bantuin aku dan yang lainnya. Semoga kamu tenang di sana," ucapnya sambil tersenyum miris. Masih tidak percaya bahwa kematian keduanya adalah ulah dari sang kekasih.
Btw, Felix dan Changbin sudah resmi menjadi pasangan kekasih sejak tiga hari yang lalu. Changbin yang baru bisa berbicara lagi setelah empat hari hanya bisa diam, langsung menembak Felix tanpa basa basi. Felix tentu kaget, apalagi saat Changbin mengatakan "will you be my boyfriend" sebagai kalimat pertama setelah ia sadar dari koma.
"Btw, Jin, ini ada Changbin hyung. Dia mau meminta maaf kepadamu," tambah Felix sambil menarik Changbin untuk mendekat ke makam Hyunjin.
Diluar dugaan, bayangan Hyunjin langsung muncul di hadapan mereka berdua.
"Yo, Lix, apa kabar?" tanya Hyunjin, membuat Felix dan Changbin kaget.
"Lo hidup lagi?" tanya Felix masih kaget.
Hyunjin terkekeh pelan. "Ya, enggak lah! Aku memang sudah mati, masa mau hidup lagi?" tanyanya. "Btw... Mau ngapain ke sini? Tumben."
Felix langsung menyenggol bahu Changbin, menyuruh remaja kekurangan tinggi badan itu untuk angkat bicara.
"Eung... Jin, aku mau-"
"Udah, gak usah minta maaf. Aku sudah memaafkanmu, hyung," potong Hyunjin dengan cepat. "Lagipula, itu semua juga salahku, hyung. Harusnya aku yang minta maaf."
Changbin menggeleng ribut. "Tidak tidak tidak! Aku yang seharusnya minta maaf, Jin..."
"Kalau begitu, kita saling minta maaf saja ya," pinta Hyunjin, dan langsung disetujui oleh Changbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grim Reaper [Seo Changbin ft. Stray Kids] ✔
FanfictionSiapa aku? Seo Changbin. Siswa sekolah menengah keatas di Korea Selatan yang bercita cita menjadi Grim Reaper, alias Malaikat Pencabut Nyawa. Dan tahukah kalian alasan mengapa aku ingin menjadi Grim Reaper? -Seo Changbin [Hanlim 12-4] (Didip65's 3rd...