Chapter 21 [Wake Up]

52 4 0
                                    

"Eunghh..."

Changbin mulai membuka matanya secara perlahan lahan. Pandangannya masih memburam dan berkunang kunang. Suara riuh pun mulai memenuhi rungunya. Badannya sulit untuk digerakkan dan terasa berat.

Jisung, Felix, dan Minho yang sedang mengupas apel, langsung menoleh ke arah Changbin. Dan sedetik kemudian, mereka tersenyum cerah layaknya sinar matahari di pagi hari.

"Hyung! Hyung, sudah sadar?" tanya Jisung girang, dan langsung dihadiahi pukulan kasih sayang dari Minho a.k.a jitakan di jidatnya.

"Dia baru bangun. Jangan sampai teriakanmu membuat dia tidur lagi," peringat Minho, membuat Jisung mengatupkan bibirnya.

Felix memandangi Changbin lekat lekat. Changbin pun juga sama. Dia juga ukut memandangi Felix lekat lekat--walaupun dia sendiri tidak dapat melihat wajah Felix dengan jelas.

"Ehm!" dehaman Minho, membuat Felix melompat kecil karena kaget. Sedangkan Changbin, dia hanya menatap Minho dengan tatapan datar, namun masih terlihat lemah.

"Hyung, apakah ada yang sakit?" tanya Felix sambil mengelus elus punggung tangan Changbin yang masih diinfus.

Changbin menggeleng lemah. Untuk sekedar menjawab pertanyaan simpel dari Felix pun dia tidak bisa. Pita suaranya masih tak bisa diajak kompromi.

Minho pun mendekati Changbin, dan menekan tombol di belakang brankar Changbin yang berguna untuk memanggil dokter.

"Halo, dok... Pasien Seo Changbin dengan nomor kamar 325 sudah sadar. Bisa tolong diperiksa?" ucap Minho kepada dokter sedang berjaga di pusat informasi lantai itu.

Terdengar jawaban dari sang dokter yang mengatakan bahwa ia sedang otw ke kamar Changbin. Setelah itu, Minho pun mematikan sambungan.

Changbin memandangi Felix yang kini terlihat berkaca kaca, seakan akan ingin menangis sekarang juga, lalu tersenyum kecil bersamaan dengan air mata Felix yang tumpah.

Changbin ingin sekali mengelap air mata itu, namun tangannya masih sulit digerakan. Yang dia bisa lakukan sekarang ini hanyalah memandangi Felix, dan mengusap lembut jari jemari Felix yang kebetulan berada tepat di samping punggung tangannya.

"Hyung... Aku kira kamu benar benar akan meninggalkanku. Ternyata tidak," ucap Felix dengan suara bergetar, membuat Changbin semakin merasa bersalah. "Terima kasuh telah kembali. Aku tahu kamu akan kembali."

Felix pun tersenyum kecil, dan dibalas dengan senyuman hangat oleh Changbin.

Jisung dan Minho hanya bisa tersenyum geli melihat interaksi antara dua insan di hadapan mereka sekarang ini. Mereka--Changbin dan Felix--terlihat seperti pasangan kekasih yang dipertemukan setelah berabad abad dipisahkan, padahal status mereka sekarang ini tidak lebih dari seorang teman.

"Oh, hyung... Aku iri pada mereka...," ucap Jisung kepada Minho, membuat Minho menoleh sepenuhnya kearah Jisung.

"Kenapa memangnya?" tanya Minho bingung.

"Mereka terlihat romantis," jawab Jisung jujur.

Minho hanya mendengus pelan. "Kalau kau mau, aku bisa kok menjadi romantis untukmu," balas Minho lirih, namun masih dapat di dengan oleh Jisung.

Jisung, Felix, dan Changbin hanya terkekeh kecil, membuat Minho mendengus sekali lagi.

Tak lama kemudian, dokter yang berjaga, datang menghampiri ruangan Changbin.

"Bagaimana keadaanmu, Changbin?" tanya sang dokter ramah.

Changbin tak menjawab, suaranya masih tak mau keluar.

Dokter yang diketahui bernama Im Nayeon itu hanya mengangguk, dan mempersilahkan yang lainnya untuk keluar sebentar.

Felix terlihat tak ingin keluar dari ruangan, dia semakin mencengkram brankar Changbin kuat kuat.

Jisung langsung menenangkan Felix, dan memberitahu remaja koala itu bahwa Dokter Im tidak akan menyakiti Changbin.

Beberapa detik kemudian, Felix mengangguk secara terpaksa. Biar bagaimana pun, Changbin harus diperiksa.

Dapat Felix lihat dari sorot mata Changbin yang mengatakan bahwa ia akan baik baik saja. Maka dari itu, Felix pun keluar dari ruangan bersama yang lainnya dengan pasrah.

Tak butuh waktu lama untuk dokter Im untuk memeriksa Changbin. Hanya dibutuhkan waktu kurang dari sepuluh menit untuk itu.

Felix langsung berlari ke arah dokter im saat dokter muda itu keluar dari ruangan Changbin.

"Bagaimana kondisinya, dok?" tanya Felix tak sabaran.

"Tenang saja. Dia baik baik saja. Hanya saja, suaranya mungkin belum bisa digunakan dengan baik, dikarenakan dia koma selama hampir 5 bulan lamanya," jawab dokter im, membuat yang lainnya bernapas lega.

"Dan untuk sekarang ini, pasien Changbin sepertinya belum bisa menggerakkan tubuhnya sepenuhnya, karena tubuhnya sudah lama tidak digerakkan, dan menjadi kaku," tambah dokter im.

Minho, Jisung, dan Felix langsung mengangguk, bahkan hampir bersamaan.

"Jika tidak ada yang ditanyakan, saya permisi," pamit dokter im.

Ketiganya langsung melesat memasuki kamar inap Changbin.

Sebelum masuk ke dalam kamar inap Changbin, Minho terlebih dahulu menelpon Bang Chan, Seungmin, dan Jeongin untuk mengabari keadaan Changbin.

"Gimana Bang Chan hyung dan lainnya?" tanya Jisung saat Minho baru masuk ke ruang inap.

"Mereka akan menyusul ke sini sebentar lagi," jawab Minho.

Minho mengedarkan pandangannya guna mencari keberadaan si koala australia. Ternyata, koala itu sedang duduk bersimpuh di samping brankar Changbin sambil memeluk Changbin, sedangkan tangan kanannya digunakan untuk menggenggam erat tangan Changbin.

Changbin sendiri tidak keberatan dipeluk erat oleh Felix. Dia malah senang.

"Ya, beginilah nasibnya jika di dunia hanya numpang saja," celetuk Jisung, membuat Felix mendelik tajam.

"Shht... Jisung, si Felix lagi maung mode on, jangan digangguin," peringat Minho, lagi lagi membuat Felix mendelik.

Grim Reaper [Seo Changbin ft. Stray Kids] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang