Chapter 4 [New Home]

70 9 0
                                    

"Oh... Jadi ini rumahmu?" Tanya Felix saat melihat rumah sederhana bercat abu abu yang terletak di tengah tengah komplek.

"Ne... memang tidak sebesar rumahmu. Tapi, semoga kamu betah." Jawab Changbin sambil memutar kenop pintu depan rumahnya.

"Gomawo. Aku pasti betah. Lagipula, rumah ini cukup menarik." Sahut Felix sambil memuji rumah sederhana milik Changbin.

Mereka berdua pun masuk ke dalam rumah sederhana itu. Felix bergidik ngeri saat melihat isi rumah itu. Rumah tersebut dipenuhi oleh benda benda berbau horor, seperti boneka anabelle, poster malaikat pencabut nyawa, dekorasi tengkorak, karpet berbentuk jaring laba laba, dan lain lain.

Changbin terkekeh kecil saat melihat raut wajah ketakutan Felix. "Mungkin, kamu belum terbiasa dengan ini semua. Tapi, nantinya pasti akan terbiasa." Ucapnya menenangkan Felix.

"Itu kamarmu." Tunjuk Changbin ke sebuah ruangan dengan pintu kayu.

Felix segera mengucapkan terima kasih, dan melangkah memasuki kamarnya.

Decak kagum keluar dari mulutnya. Kamar itu terkesan sangat sederhana, namun minimalis. Terdapat beberapa bingkai foto tergantung di dinding kamar itu. Felix pun tidak begitu menggubris bingkai foto tersebut. Setidaknya, tidak ada benda benda berbau horor di dalam kamar ini.

"Bagaimana? Kamu suka?" Tanya Changbin yang tiba tiba muncul di ambang pintu.

"Ah.. Ne. Aku sangat menyukainya." Jawab Felix sambil terus menerus memandangi kamarnya.

"Baiklah kalau begitu. Aku pergi ke kamarku dulu." Pamit Changbin sambil beranjak ke kamarnya yang terletak tak jauh dari kamar Felix.

Felix hanya mengangguk, dan kembali memandangi kamar miliknya yang di dominasi oleh warna biru muda.

Remaja bermarga "Lee" itu berkeliling di dalam kamarnya yang tidak terlalu luas. Saat Felix sedang berdiri di dekat jendela, ia menemukan sebuah poster bergambarkan malaikat pencabut nyawa, atau bahasa gaulnya, Grim Reaper. Jujur saja, Felix bingung. Apakah kakak kelasnya itu merupakan penggemar berat malaikat pencabut nyawa?

Ting tong... ting tong...

Dengan segera, Felix berlari menuju pintu depan rumah Changbin. Begitu pula dengan Changbin. Mereka berdua sama sama berlari ke tempat yang sama. Alhasil, mereka berdua bertabrakan dan terpental ke arah yang berlawanan.

"Apa..." Keluh Felix sambil mengelus kepalanya yang terbentur dinding.

Changbin tidak menggubris keluhan Felix. Dengan tergesa gesa, remaja tersebut membuka pintu rumahnya. Terlihat ada seorang remaja yang sebaya dengannya berdiri di depan pintu.

"Oh... Minho hyung. Ada apa?" Tanya Changbin sambil mempersilahkan remaja tersebut untuk masuk ke rumahnya.

Minho menggeleng, tanda menolak. "Ani. Aku kesini cuma ingin memberikan titipan dari Jisung." Jawabnya sambil menyodorkan kantong plastik berisikan makanan.

"Oh... Gomawo." Jawab Changbin, meraih plastik tersebut. "Tumben, kamu yang kesini. Biasanya, Jisung."

"Biasa... Jisung lagi sibuk dengan urusan tugas tugas yang menumpuk." Jelas Minho sambil menunjuk remaja yang sedang duduk di atas pohon sambil mengerjakan tugas tugas yang banyak.

"Aigo... Kenapa anak itu mengerjakan tugas di atas pohon?" Tanya Changbin sambil menggeleng gelengkan kepalanya, tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"You know, dia itu, kan siluman daramjwi." Sahut Minho diselingi kekehan kecil.

Changbin hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya. Ia masih tidak percaya dengan kelakuan siluman daramjwi itu.

"Um.. Aku balik dulu, ya." Pamit Minho sambil beranjak dari rumah Changbin.

"Oh, ok. Gak mau masuk dulu?" Tanya Changbin memastikan.

"Aniya. Lain kali saja." Jawab Minho setengah berteriak.

Changbin hanya mengangguk, dan membiarkan temannya itu menghilang dari pandangannya.

"Siapa, hyung?"

Changbin yang tadinya sedang melamun, menjadi kaget. "Eh, Lix. Itu Minho hyung. Temanku." Jawab Changbin sambil meletakkan plastik tersebut di atas meja.

"Itu apa?" Felix menunjuk plastik yang diletakkan di atas meja.

"Makanan dari Jisung." Jawab Changbin singkat, padat, dan jelas.

Felix terlihat mengernyitkan dahinya. Ia bingung. Kenapa Jisung memberikan makanan kepada Changbin?

"Ah.. Aku tahu. Kamu pasti bingung." Tebak Changbin.

Felix mengangguk pelan.

"Jadi, aku sudah tidak punya kerabat, alias sebatang kara. Jisung adalah satu satunya orang asing yang aku anggap sebagai adik sendiri. Dia selalu membantuku dan memberikanku makanan, walaupun sebenarnya aku tidak meminta." Jelas Changbin.

"Dan tahukah kamu alasan mengapa geng hwang selalu malak aku? Mereka ingin aku menderita. Walaupun, sebenarnya aku udah menderita sejak dulu." Tambah Changbin terdengar lirih.

Felix yang tadinya bersemangat mendengar cerita Changbin, kini terdiam. Selama ini, Felix selalu merasa bahwa dirinya adalah manusia tersial di dunia ini. Tapi nyatanya, masih ada orang yang lebih sial daripadanya.

"Sebentar... Aku taruh ini makanan di kulkas dulu. Nanti aku cerita lagi." Pamit Changbin sambil menenteng kantong plastik berisikan makanan.

"Ne, Hyung." Sahut Felix.

Tak lama kemudian, Changbin pun kembali dengan dua gelas es teh manis di tangannya.

"Lalu, bagaimana denganmu? Hyungmu itu hyung angkat, kan?" Tanya Changbin sambil menyodorkan es teh manis tersebut.

"Ya. Jeno hyung adalah kakak angkatku. Aku sendiri tidak tahu bagaimana ceritanya, appa bisa bertemu dengannya. Yang jelas, appa bilang Jeno hyung adalah anak yatim piatu." Jawab Felix panjang lebar kali tinggi.

"Tapi ternyata, semua itu hanya kebohongan belaka." Tambahnya.

Changbin langsung membulatkan matanya. "Kebohongan belaka?" Tanyanya tak percaya.

Felix mengangguk pelan. "Iya, itu semua hanya hasil karangannya. Sebenarnya, dia itu bukan anak yatim piatu. Orang tuanya masih lengkap." Jelas Felix dengan nada menggebu gebu.

"Dia itu sebenarnya diusir dari rumahnya, karena bandel dan susah diatur."

Changbin menggeleng gelengkan kepalanya, tanda tak percaya. Ia tidak menyangka bahwa ada anak yang seperti itu.

"Terus, appa-mu percaya dengan cerita itu?" Tanya Changbin lagi.

Felix kembali mengangguk. "Iya, appa percaya."

"Ckckck...." Changbin tidak habis pikir dengan cerita Felix tentang Jeno dan appa-nya.

~Grim Reaper~

Say "Hello" to....

Lee Minho (Lee Know) -Stray Kids

Mini Dictionary (Kamus Mini)

-Apa (아파): Sakit

-Aigo (아이고): Astaga/Ya ampun

-Daramjwi (다람쥐): Tupai

Grim Reaper [Seo Changbin ft. Stray Kids] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang