Dosa apa sih yang pernah gue lakukan? Dosa apaa??
Kepala ini rasanya mau pecah ketika mendengar suara Iza yang meneriakkan nama bini gue histeris tadi telefon.
Gue yang lagi kesana dengan Reyno, sudah gak peduli lagi soal aturan jalan raya. Reyno menyetir setengah gila dengan klakson yang ditekan terus terusan. Gue hanya mampu berdoa sambil mengumpat bajingan satu itu. Awas kalau ketemu, gue sumpahin dia gak bakal bahagia dunia akherat!
"Gue bersumpah Rey! Akan gw bikin si monyet itu busuk dipenjara!!! Mati sekaliaan!!! Damn it!!!"
Si Rey hanya mengangguk saja sambil fokus menyetir dengan cepat.
"CEPETAN REEYY!!!"
"DIEEMM BAHLUL!! GW LAGI FOKUS INI. ANDAI GW BISA TERBANG, GW BAWA INI TERBANG. LOE DOA YANG BANYAK AJA GAK! BIASANYA LOE YANG JADI USTADZ TUKANG CERAMAH!"
Gue hanya mencebik mendengar perkataan cowok sableng ini. Tapi benar juga, gue hanya harus fokus berdoa agar bini gue baik-baik aja.
Beberapa menit kemudian, akhirnya sampe juga kami di Banana Cafe. Gue langsung loncat dan sprint menuju ke dalam kafe.
Disana, gue lihat Iza tengah menangis seraya melihat seseorang tengah memberikan pertolongan CPR. Gue langsung menubruk my Luv dari sisi yang kosong mencoba membangunkan dia.
"Sayaang.. ini Mas.. bangun.. ayo bangun.. sayang.."
"Maas... Lulu.. lulu." Pekik Iza sambil tersedu sedan dan menarik tanganku.
Aku pun langsung merangkulnya dan mencoba menenangkan dia walau hati gue sendiri bergemuruh tak karuan.
"Iya Za, makasih kamu dampingin Lulu tadi. Kita serahkan kepada team medis ya.."
Hingga akhirnya Lulu terlihat melonjak dan byuurr.. dia memuntahkan sesuatu yang ada dimulutnya.
"Pasien sudah sadar, ayo segera dibawa ke RS. Maaf, saya dokter yang kebetulan sedang beli disini. Anda kerabatnya?" Seru sosok laki-laki tegap memakai kemeja biru gelap.
"Saya suaminya Dok.. baik Dok, kita langsung bawa saja.."
Dengan sigap aku membopong tubuh Lulu yang tampak lemah lunglai dibuatnya. Matanya terlihat redup dan menatapku sedih.
"Maass..." cicitnya amat pelan.
"Sayang, yang kuat yaa.. mas yakin kamu kuat. Istighfar yang banyak ya.. sabar.. kita ke RS sekarang.."
Gue lihat Reyno masih di depan kafe dan dengan sigap menyiapkan mobil didepan pintu Kafe. Dia bergegas membukakan pintu bagian belakang.
"Iza bawa mobil Lulu ya.. ketemu di RS depan!" Seru gue pada Iza yang masih saja sibuk menangis. Gadis itu pun mengangguk cepat.
Dengan kecepatan super, Reyno membawa gue ke RS yang untungnya gak jauh dari Kafe ini.
Sampai di IGD, Gue langsung membopong my Luv kembali dan langsung meletakkannya di brankar.
Gue berteriak dan menyampaikan bahwa bini gue keracunan bahan kimia supaya bisa segera mereka tangani. Gue takut my Luv kenapa-kenapa.
Gue inget dulu pernah ada kasus pembunuhan dengan sianida dan itu bikin gue kuatir berat. Jangan sampe bini gue kenapa-napa. Gue gak bisa bayangin hidup gue tanpa dia. Gak akan pernah sanggup gue pastinya.
Untunglah My Luv langsung ditangani dengan cepat. Kesigapan mereka menolong harus gue syukuri.
"Silakan tunggu diluar ya Pak, kami harus fokus dengan pasien!" Seru salah satu perawat berbaju hijau.
Gue hanya bisa mengangguk pasrah lalu keluar dari ruangan tindakan ini. Diluar, gue lihat Reyno tengah berdiri sambil memegang telfonnya serius.
Gue lalu duduk di kursi yang ada dan menutup wajah gue lelah. Ya Ampun, ujian gue kenapa sebanyak ini? Gue salah apa ya Rabb?
Sebuah tangan menepuk bahu gue pelan.
"Akpol lagi siapkan laporan hacker ini sama Lawyer kita Gak. Kita akan gerak cepat membekuk penjahat itu dan loe bisa sekalian pake pasal percobaan pembunuhan juga kata si Akpol. Gimana?"
Gue menoleh ke arah Reyno dan mengangguk.
"Loe bilang Lawyer, gue mau kasus ini secepatnya di usut dan penjahatnya cepat masuk penjara. Berapapun, loe kerjakan!"
Reyno mengangguk sigap. Diapun kembali fokus berbicara di telfon.
Baru saja gue mau membuka ponsel gue, mendadak ada seorang suster keluar dan memanggil gue.
"Pak, pasien kritis. Harus segera masuk ICU. Tolong disiapkan prosedurnya ya.."
Ya Allah, rasanya jantung gw mau berhenti berdetak ini denger kalimat suster itu.
"Biar gw yang urus, mana ktp bini loe?" Seru Reyno.
Gue lalu melihat ke arah Iza yang baru datang masih dengan wajah basahnya.
"Iza, tolong kasih mas Rey ktp Lulu ya.. ada didompet dia. Asuransi juga ada disana.." seru gue lemah pada Iza.
Tak lama Reyno sudah bergegas pergi menuju bagian admision rawat inap.
"Mas.. Lulu gimana?" Ucap Iza gemetar.
"Barusan suster bilang dia kritis Za. Itu mau diurus untuk masuk ke ICU" cicit gue lemah.
"Hiks Lulu.. ya Allah.. Iza telfon Papa dan Mami dulu ya Mas."
Gue mengangguk lemah lalu memejamkan mata gue tak berdaya.
Lulu, kuat ya sayang. Mas yakin kamu kuat. Mas yakin kamu bisa melawan semua kesakitan itu. Mas percaya kamu adalah wanita yang luar biasa daya juangnya!
Mas selalu berdoa untuk kamu..
.
🌻🌻🌻
Hai hai
Selanjutnya bisa baca di KBM App ya Bebs.. silakan meluncur kesana.
Btw harga koin di KBM App itu perbabnya cuma seharga bakwan 1 biji lho Bebs, murce marice kan?
Okay, ramekan yaa disana.
Maacih 🥰😘
Oh iya, DUREN KAMPUNG SEBELAH sudah tersedia di Playbook store ya Bebs
Sila merapat 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku CEO Ojek Online
ChickLitCih, CEO! gak ngaruh buat gw mau seganteng atau setajir apapun. Dia cuma dapet warisan doangan koq dari bokapnya. Dah gitu kagak ada akhlaknya lagi. Jangan belagu deh! -Luvitha Andrina Brawijaya- Cuma karyawan yang bisa nulis aja belagu. Dikira dia...