Bab 11. Hujan

23 12 11
                                    


Hari itu Luna merasa sangat lelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu Luna merasa sangat lelah. Mungkin karena malam sebelumnya ia terlalu fokus belajar Matematika untuk ulangan hari ini sampai lupa untuk beristirahat. Ia meletakan kepalanya di atas meja lalu mulai beristirahat. Saat ia sedang berusaha beristirahat ia mendengar sesuatu diletakan di atas mejanya.Luna mengangkat kepalanya untuk melihat apa benda yang diletakan di atas meja miliknya. Ternyta benda tersebut adalah susu vanilla kesukaannya.

"Lagi cape Lun?" ujar Xavier. Orang yang memberikan dirinya susu vanilla tersebut ternyata Xavier.

"Iya nih, kebanyakan belajar." Luna tersenyum kecut.

Oh, ini gue beli susu."

"Diminum ya, gue mau pergi dulu."

Xavier pergi keluar kelas, tentu saja untuk menemui Rafael yang sudah menunggunya di depan kelas bersama anggota Critical Boys yang lain. Luna menghela napasnya lalu menatap susu pemberian Xavier. Ia mengambil susu tersebut lalu meletakannya kembali. Ia sudah lama suka kepada Xavier, namun dirinya tidak tau apakah Xavier menyukainya juga atau tidak.

Xavier selalu baik kepadanya, Luna tak pernah berpikir kalau Xavier suka kepadanya. Mungkin saja Xavier memang sebaik itu terhadap semua orang. Luna hanya tidak mau ge'er, namun tak bisa rasanya. Ia juga sudah sangat lelah menyukai seseorang yang tidak menyukainya kembali. Apa lagi sudah bertahun-tahun.

Sebuah tangan menepuk kepala Luna. Jason sepupu Izora adalah orang yang menepuk kepala Luna. Luna memegang kepalanya lalu mengelus kepalanya yang sakit itu. Ia menengok ke arah Jason.

"Aw, Jes lo kenapa sih?"

"Lun, kalau lo suka apa susahnya sih jujur?" Jason tiba-tiba duduk di kursi Xavier.

"Nggak segampang itu Jes."

"Ayoklah Lun, coba dulu."

"Lo aja belum jujurkan ke Icha?" Luna memang Taunya Jason suka kepada Icha, cewek galak yang juga merupakan salah satu cewek tercantik di sekolah mereka. Namun nyatanya tidak, Jason suka kepada orang lain, yaitu Luna.

"Icha mah beda level Lun." Jason terkekeh.

"Sama aja ah Jes."

"Intinya, kalau lo Nggak mau kehilangan Xavier." Jason memberhentikan kata-katanya lalu memajukan wajahnya ke dekat Luna.

"Lo harus jujur sama dia," sambungnya.

"Iya-Iya." Luna menepuk wajah Jason agar menjauh darinya.

"Yaudah, gue duluan ya Lun? Semangat."

"Iya sana gih pergi." Luna mengerakan tangannya seperti sedang mengusir Jason dari hadapannya. Jason melambaikan tangannya lalu pergi keluar kelas untuk pergi ke kantin. Luna sekali lagi menatap susu pemberian Xavier.

"Jason benar, gue harus bisa jujur."

ミ☆

Siang itu langit terlihat sangat gelap. Luna menatap ke arah jendela yang menunjukan pemandangan siang itu. Rintik-rintik hujan sudah mulai turun. Lagi-lagi hujan turun untuk kesekian kalinya minggu itu. Luna sudah bosan dengan hujan yang terus turun.

Semua rintik hujan itu membuatnya merasa sedih. Ia juga tidak menyukai dingin hujan, itu membuat dirinya sedikit pusing. Terlebih lagi Xavier sedang berada di sampingnya. Membuat ia terus berpikir tentang perkataan Jason tadi pagi. 'Sial, kenapa Jason ada benarnya sih!'batinnya sedikit kesal.

"Lun, kenapa lo diem aja?" Xavier melihat ke Luna dengan tatapan yang polos. Luna sedikit melompat dari duduknya karena terkejut, namun ia berusaha terlihat tenang.

"Iya, gue Nggak suka hujan." Luna mengaruk jidatnya mencari alasan.

"Jadi?" Xavier menghadap ke Luna lalu meletakan wajahnya di tangannya yang bersender di atas meja.

"Ya jadi, mood gue lagi nggak bagus."

"Benar juga, beberapa hari ini hujan terus ya." Xavier menganggukan kepalanya mengerti.

"Iya Xav." Luna menghadap kea rah lain berharap percakapan mereka sudah selesai.

Lun, gue bosen." Tentu saja Xavier belum menyerah mencari topik pembicaraan karena dirinya sangat bosan.

Masih membelakangi Xavier, Luna menjawab, "Lalu?"

Xavier memanyunkan bibirnya. Ia sangat butuh teman bicara. "Ajak gue ngobrol gitu?" ujarnya dengan nada polos. 'Astghfirullah anak ini selalu buat gue leleh,' batin Luna. Luna memberikan senyum manisnya ke Xavier.

"Iya deh ,lo mau ngomongin apa gue dengerin."

"Nah gitu dong!" Xavier mengacukan kedua jempolnya.

"Oy Lun, lo tau Izora kan?"tanya Xavier. Entah kenapa Luna merasa sedikit sakit mendengar Xavier mengatakan nama cewek lain. Tapi tentu saja, Luna tau tempatnya dan kembali tersenyum untuk menjawab pertanyaan Xavier.

"Iya, anak baru itu kan?" Xavier menganggukan kepalanya dengan cepat.

"Menurut lo, Rafael sama Izora deket Nggak sih?"

"Iya Xav, kemarin mereka pergi bareng."

"Kenapa lo mau tau??"

"Ya nggak kenapa-kenapa sih Lun." Xavier merendahkan nada bicaranya yang membuat dirinya terdengar ragu.

Luna menatap Xavier dengan wajah bingung dan penuh harapan.

"Lo cemburu?"tanya Luna dengan wajah yang penasaran.

"Bisa di bilang begitu.." Xavier memanyunkan bibirnya.

Luna terdiam mendengar jawaban Xavier. Xavier ternyata memang benar-benar suka dengan Izora. Walau Luna tak berharap banyak dari rasa sukanya, namun fakta ini tetaplah menyakitkan. Xavier menatap jendela yang dipenuhi air dari hujan. "Lun hujannya deras banget ya ya." Lalu suara bel sekolah terdengar.

Xavier berdiri dan hendak keluar kelas dengan wajah murungnya. Luna lagi-lagi teringat dengan kata-kata Jason. Ia kini ingin memberanikan diri untuk memberi tau perasaanya.

"Xavier, gue pengen terus terang," ujarnya, Xavier memutarkan badannya dan menatap Luna. Xavier piker Luna ingin memberikannya suatu informasi penting sampai bilang ingin terus terang, karena itu ia diam dan menatapnya sambil tersenyum.

'Nggak bisa! Gue nggak bisa,' batinnya. Sepertinya dirinya memang belum siap untuk terus terang seperti kata Jason.

Luna menghela napas, "Tapi hujan terus." Luna mengurungkan niatnya untuk jujur kepada Xavier. Mendengar penjelasan Luna, Xavier mengerti yang di maksud olehnya adalah ingin langit terus terang.

Xavier tersenyum, "Iya Lun, emang hujan terus." Xavier keluar dari kelas.

Luna sekali lagi menghela napasnya. Ia bingung kenapa tak bisa jujur kepada Xavier. Suatu saat, Luna akan benar-benar mengatakan perasaannya. Pada hari itu juga Luna akan berhenti mencintai Xavier dan merelakannya bersama Izora.

ミ☆

Hai semua, chap kali ini pendek banget yeuy. Maaf ya, soalnya aku lagi ga fit.

See u in the next Chap

Love, K.A

IZORA(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang