"Gue nggak nyangka lo ngehianatin gue kayak gini," ujar Xavier sedikit meninggikan nada bicaranya kepada Rafael.
Xavier menatap Rafael dengan tatap tak percaya, rasa amarahpun kembali datang ke dirinya sendiri. Kini semuanya hitam tertutup oleh kabut kebencian.
"Xav, maksud lo apa?" Rafael benar-benar tidak mengerti kenapa Xavier tiba-tiba bisa marah seperti ini, ia merasa semuanya baik-baik saja beberapa hari ini.
"Gue bener-bener nggak tau,"ujar Rafael tegas.
"Lo itu sahabat gue dari kita masih kecil Raf, masa lo nggak ngehargain gue?"keluh Xavier sekali lagi melihat Rafael dengan wajah yang merasa dikhianati.
"Ngehargain apa sih Xav? Gue selalu ngehargain lo." Memang benar, dari dulu Rafael sudah berusaha menghargai Xavier. Tentu saja dengan tidak marah saat Xavier bertingkah tidak sopan kepadanya.
"Lo nggak ngehargain perasaan gue ke Izora!" Xavier menonjok wajah Rafael. Walau sempat menghindar, tangan Xavier tetap saja mengenai bagian bibir Rafael.
Hal tersebut membuat bibir Rafael sedikit berdarah. Rafael meringis kesakitan, lalu ia mengusap sisa darah yang ada di bibirnya.
Ia berusaha membuat Xavier tenang, ia masih tak mengerti apa yang Xavier katakan dari tadi. Kalau Xavier marah seperti ini bagaimana caranya Rafael bisa mengerti perkataannya.
"Xav tenang dulu." Rafael kembali berusaha menenangkan Xavier yang sekarang dalam rage mode, mengerikan seperti king-kong.
"Maksud lo apa?" tanya Rafael sekali lagi ingin memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
"Lo kan tau gue suka sama Izora." Akhirnya Xavier mengakatannya.
"Kenapa lo masih berani suka dia juga?"
"Lo ngga mikirin perasaan gue? Gila ya lo?" Terdengar ada nada sakit hati dari perkataan Xavier tadi. Kali ini Rafael baru sadar apa yang dimaksud oleh Xavier. Jadi dugaan Rafael soal gadis berambut gelombang itu benar?
"Xav, dengerin gue."
"Izora itu cewek yang lo ceritain waktu itu?"tanya Rafael pelan-pelan.
"Lo nggak pernah sebut nama Xav! Lo cuman bilang kalau lo ketemu sama cewek dan lo suka sama dia." Memang benar saat itu sangking senangnya, Xavier sampai-sampai lupa memberi nama cewek cantik itu. Tapi tentu saja Xavier lupa akan hal itu, yang ia ingat sekarang ia sudah memberi nama cewek itu.
"Alasan lo!" bentak Xavier, tangannya mulai menonjok Rafael, untung saja dengan cepat Rafael menghindari serangan Xavier. Rafael terus menerus berusaha menghindari serangan dari Xavier.
"Xav, tenangin diri lo! Kita bisa ngomongin ini baik-baik."
Xavier tetap tak mendengarkan perkataan Rafael, ia terus saja berusaha menonjok Rafael. Ia tidak bisa berpikir dengan benar, rasa marah dan benci itu sudah mengendalikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IZORA(✔️)
Ficção AdolescenteSEGERA TERBIT! - - - Dipertemukan seolah takdir, kedua sahabat ini selalu bersama. Namun karena suatu permasalahan, merekapun harus berpisah. Anindiya Izora, itulah nama gadis yang bisa mencuri hati sepasang sahabat diwaktu bersamaan. Xavier dan Ra...