Bab 6. Gadis Kecil Di Taman

40 20 17
                                    

Gadis kecil dengan rambut panjang berponi sedang bermain di sebuah taman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis kecil dengan rambut panjang berponi sedang bermain di sebuah taman. Di sana ia memiliki banyak sekali teman. Hampir setiap hari ia mendatangi taman tersebut. Tapi ada hari yang ia selalu datangi karena sebuah alasan.

Ia selalu datang di hari Selasa hanya untuk melihat bocah cowok yang sangat lucu. Sayang sekali cowok itu hanya datang setiap hari Selasa. Ia tau akan hal ini karena selalu memperhatikan bocah tersebut.

Gadis kecil ini selalu melihat cowok itu yang kelihatannya seumuran dengannya berlari-lari sekeliling taman sambil tertawa. Beberapa kali ia melihat bocah itu terjatuh, namun ia masih tetap berdiri dan terus berlari. Menurutnya ia sangat mengagumkan.

Kalau dirinya yang terjatuh pasti ia akan menangis, namun berbeda dengan bocah yang sering terjatuh ini. Mau berapa kalipun ia terjatuh, sebanyak itu juga ia akan berdiri kembali.

Bahkan Luna sering bercerita tentang bocah ini kepada keluarganya, teman-temannya, bahkan ia bisa saja bercerita kepada orang yang tak dikenal. Namanya juga anak-anak, tidak ada jaim-jaimnya.

Suatu hari bocah itu terjatuh dan melukai kakinya. Itu adalah pertama kalinya bocah itu terluka parah. Sepertinya lukanya cukup dalam. Namun, tetap saja bocah tersebut tidak menangis. Tapi ia tetaplah manusia yang merasakan rasa sakit.

Bocah itu terlihat susah untuk berdiri dikarenakan luka yang cukup parah di bagian lututnya. Melihat itu Luna langsung menghampiri bocah yang sedang duduk di rumput itu.

"Tss.. sakit," ujar sang bocah yang sedang memegangi kakinya karena kesakitan.

"Kaki kamu sakit?" Bocah  yang sedang kesakitan itu mengangukan kepalanya lalu melihat ke arah sumber suara.

Di depannya sudah berdiri seorang gadis kecil dengan rambut panjang berponi. Gadis tersebut memberikan sebuah perban luka.

"Pakai ini, biar lukamu tidak terinfeksi," ujar sang gadis kecil yang memegang perban luka yang bergambarkan Elsa dari kartun Frozen.

"Hehe, Makasih!" Bocah itu berterima kasih kepada sang gadis kecil.

"Sama-sama, sini aku yang pakaikan." Gadis kecil itu memakaikan perban tersebut kepada bocah itu. Setelah bocah tadi sudah merasa kakinya membaik, ia berlari ke mamanya sambil berterima kasih kepada gadis kecil ini.

Gadis kecil ini merasa sangat bahagia, ia bisa membantu seseorang yang ia kagumi. Selasa berikutnya, gadis ini datang kembali ke taman tersebut. Ia melihat bocah kecil itu sedang berlarian seperti biasa.

Ia sudah menyiapkan sebuah perban, jaga-jaga jika bocah tadi terluka kembali. Benar saja, tak sampai 2 menit setelah ia melihat bocah tersebut ia sudah terjatuh terselandung sebuah batu. Baru saja gadis ini akan menghampirinya, namun seorang anak kecil mendatanginya terlebih dahulu. Ia bisa mendengarkan percakapan mereka, sepertinya mereka sedang berkenalan.

"Hai athu Xavier!" ujar bocah yang selalu ia perhatikan tersebut. Sudah cukup lama setelah ia memberikan namanya, namun lawan bicaranya tidak kunjung membalas.

Gadis ini khawatir kalau bocah tersebut akan dirundung. Tetapi ia salah, lawan bicaranya akhirnya menjawab bocah tersebut.

"Aku Rafael."

Gadis itu tersenyum, sepertinya ia baru saja menyaksikan momen seseorang yang baru saha memiliki teman. Baru saja gadis tersebut mau menghampiri mereka berdua dan berkenalan, namun mamanya sudah memanggilnya.

"Aluna, ayok nak kita pulang."

"Oke ma!"

Aluna Nathalia, itulah namanya. Gadis kecil yang sudah mengagumi seorang Xaviero Alfarez dari ia masih seorang bocah ingusan.

'Jadi namanya Xavier?' batin Luna. Ia berlari menuju mamanya dengan sangat gembira, ia akhirnya mengetahui nama bocah ingusan yang selalu terjatuh itu.

Luna menghampiri mamanya lalu menceritakan kalau ia sudah mengetahui nama bocah yang dari dulu ia ceritakan.

"Mama-mama, namanya Xavier!"ujar Luna, mamanya melihat kearah Luna lalu tersenyum.

"Kamu sudah tau namanya? Bagus deh,"ujar mamanya, Luna tersenyum lebar lalu memeluk kaki mamanya.

(SUDAH DI REVISI)

ミ☆

Terima Kasih sudah membaca part ini, hari ini aku double up! ehhe. Semoga kalian suka, oh ya kalau ada yang bisa diperbaiki silahkan komen agar aku juga belajar.

01| Perban itu maksudnya hansaplast

02| Ternyata Xavier demen banget jatoh ya hihi

Love, K.A

BONUS!!

ALUNA NATHALIA ketika masih bocah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ALUNA NATHALIA
ketika masih bocah.

IZORA(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang