Akhirnya hari Jumat yang ditunggu-tunggu telah tiba. Rafael menutup buku agama miliknya. Ia menyenderkan tubuhnya di kursi. Ia mengahadap ke temannya lalu menghela napas.
"Waktu pulang masih lama Vin?"ujar Rafael sambil bermalas-malasan di kursi miliknya.
"Iya, masih lama sih Raf,"ujar Vina yang duduk di depannya. Rafael hanya menganggukan kepalanya lalu menutup matanya. Baru saja dirinya ingin tertidur suara langkah kaki yang seperti sedang berlari melewati kelas XI IPA I dan membuat Rafael terbangun.
"Siapa yang lari-lari?"tanya Rafael yang sudah tidak lagi bersandar di kursinya.
"Adek kelas X Raf." Vina dengan cepat menjawab pertanyaan Rafael.
Tak bisa lagi kembali tertidur, Rafael memutuskan untuk pergi ke kantin. Karena sebenarnya ia jarang sekali pergi ke kantin saat istirahat. Sebelum ia pergi ke kantin ia pergi ke kelas Xavier untuk melihat apakah Xavier sudah pergi ke kantin atau belum.
Ia melihat kalau pintu kelas Xavier sudah ada Aji dan Ari. Mereka terlihat sedang memanggil Xavier.
"Xav bangun Xav!"ujar Aji yang dari tadi berusaha membangunkan Xavier dari tidurnya.
"Woi, Xavier bangun kebo!" Ari memukul punjak kepala Xavier, namun ia tak kunjung terbangun. Hanya bergeser sedikit.
"Ihhh japierr bangunnn," ujar Icha yang dari tadi juga berusaha membangunkan Xavier. Tetap saja Xavier tak terbangun, mau Icha merengek sekencang apapun Xavier tidak akan bangun.
"Latihan simulasi meninggal ya Xav?'ujar Ari yang bercanda.
Sudah lebih dari sepuluh menit Aji, Ari, dan juga Icha berusaha membangunkan Xavier. Namun tak ada satupun dari mereka yang berhasil membangunkan Xavier. Padahal mereka sudah mencoba segala hal. Mereka sudah mencoba mengoyangkan tubuhnya, meneriakinya, sampai-sampai mengelitikinya. Tetap saja Xavier tidak bangun.
Mereka tetap berusaha membangunkan Xavier. Karena ingin segera ke kantin Rafael juga mendatangi kelas itu. Ia tidak memasuki kelas tersebut melainkan ia hanya berdiri di depan pintu bersama Aji dan Ari.
"Xav," ujar Rafael dengan muka yang masih datar.
Tidak sampai dua detik, Xavier langsung terbangun. Tanpa mengatakan apa-apa Xavier menghampiri Rafael. Tentu saja tiga orang yang dari tadi berusaha membangunkan Xavier terkejut. Usaha mereka dari tadi kalah dengan Rafael yang hanya memangilnya. Rafael bahkan tidak berteriak.
"Seriously Xav?"ujar Aji tak percaya, bisa-bisanya Rafael hanya sekali memanggilnya langsung bisa membuat Xavier terbangun.
"Lo bangun dengan cara gitu?"
"Percuma dong dari tadi kami bangunin lo?"
Xavier hanya memiringkan kepalanya bingung lalu ikut pergi bersama Rafael yang sudah berjalan duluan menuju kantin. Xavier terlihat seperti anak bebek yang sedang mengikuti induknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IZORA(✔️)
Genç KurguSEGERA TERBIT! - - - Dipertemukan seolah takdir, kedua sahabat ini selalu bersama. Namun karena suatu permasalahan, merekapun harus berpisah. Anindiya Izora, itulah nama gadis yang bisa mencuri hati sepasang sahabat diwaktu bersamaan. Xavier dan Ra...