Bab 4. Fisika dan Geografi

58 23 32
                                    

"Loh,lo kan?"ujar Izora sambil menunjuk ke arah Rafael

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Loh,lo kan?"ujar Izora sambil menunjuk ke arah Rafael. 

Rafael yang menyadari dirinya yang di tunjuk melihat ke arah Izora lalu mengangkat satu alis kebingungan. Izora mengelengkan kepalanya, tak jadi berbicara karena takut. Memang sih, beberapa orang lebih suka dengan Xavier karena muka Rafael itu menyeramkan kalau lagi diam, sedangkan dia selalu diam.

"Kenapa Ra? Muka Rafael aneh ya?"canda Xavier sambil terkekeh.

"Mulai lo cil,"ujar Rafael singkat, Xavier membuat muka yang "mengejek." Namun Rafael tidak akan hanya mendiamkannya. Selain bocah, bocil juga menjadi panggilan Xavier dari Rafael.

"Muka lo kayak kambing Xav,"ejek Rafael, wajah Xavier berubah menjadi wajah yang sulit di jelaskan.

"HEEEH," ujar Xavier kaget.

"Enak aja lo, gue ganteng kayak Tom Cruise gini dikatain kambing,"ujar Xavier membantah perkataan Rafael. Xavier lebih terkejut lagi ketika Rafael membuat mukanya seolah-olah dirinya akan muka ingin muntah. Mereka terus berdebat sampai-sampai lupa kalau ada orang lain di dekat mereka.

Ari dan Aji yang dari tadi sudah memperhatikan mereka hanya tertawa terbahak-bahak. Namun berbeda dengan Izora yang dari tadi hanya kebingungan.

"Maafin mereka ya Ra, dari dulu emang kayak begitu kelakuan duo ini." ujar Ari yang masih berusaha tidak tertawa.

"Oh.. Iya.. hahaha"

"Ra ngapain masih berdiri kayak gitu, sini duduk."

"Duduk samping gue aja Ra." ujar Ari nyerocos yang langsung dapet tatapan seram dari Xavier.

"Eits becanda bos,"ujar Ari sedikit gemetar akibat takut dengan tatapan maut Xavier.

"Ra, diemin aja dua kutu itu. Duduk samping gue aja nih kosong." ujar Xavier sambil menepuk-nepuk bangku di sampingnya.  Izora mengangukan kepalanya lalu duduk di samping Xavier.

"Ra, lo anak baru kan? Pindahan dari mana." tanya Ari yang lagi-lagi dapat tatapan seram dari Xavier.

"Dari SMA Tunas Bangsa,"ujarnya singkat karena masih sangat gugup.

"Jadi? Lo kenapa pindah?" tanya Aji tak mau kalah dari yang lain.

"Um.. Karena kerjaan bokap."

"Oh, Bokap lo kerja apa?"

"TNI, dia emang pindah-pindah."Dari situ mereka berlima berbincang cukup lama sampai bel masuk berbunyi. Mereka memang terlihat sangat bahagia, namun siswi-siswi lain yang melihat pemandangan tersebut merasa sangat panas.

Tentu saja karena mereka iri melihat Izora yang baru masuk namun bisa dekat dengan Critical Boys. Apalagi di sana ada Xavier dan Rafael. Aji dan Ari memanglah salah satu siswa yang digemari banyak siswi, namun tak sebanyak mereka yang mengemari Xavier dan Rafael, apalagi Xavier.

IZORA(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang