Saat Rafael dan Izora menghadap ke sumber suara, di sana sudah ada Xavier yang tengkurap di bawah lantai. Mereka menatapnya kebingungan, mereka terlalu fokus mengobrol sampai tak sadar ada Xavier di belakang mereka.
"Xavier?" Dengan cepat Xavier berdiri dan membersihkan diri. Ia bergaya seolah-olah tak ada yang terjadi.
"Lo dari kapan di situ?"ujar Rafael yang melihatnya dengan wajah bingung. Xavier sedikit panik mendengar pertanyaan sahabatnya ini, namun ia berusaha tidak terlihat panik.
"Ba-barusan kok.. iya barusan.."
"Terus kenapa lo bisa tiba-tiba jatoh?"
"Keselandung.."jawabnya gugup. Tentu saja Rafael tidak langsung percaya.
"Keselandung tong sampah yang dari tadi berdiri tegak?"
"I-Enggak.." Izora merasa kasihan terhadap Xavier yang dari tadi diintrogasi oleh sahabatnya. Izora menghampiri Xavier lalu membantunya berdiri. Xavier langsung mengambil tangan Izora.
Ia memberikan handuk yang tadi diberikan oleh Rafael, "Pakai ini dulu Xav."
Xavier merasa sangat terharu, "Izora lo kayak bidadari deh," ujarnya dengan nada alay. Izora terkekeh mendengar Xavier. Rafael hanya terdiam melihat tingkah laku Xavier, lalu ia pergi menghampiri Izora.
"Sudah ya, gue ke kelas dulu. Jaga diri lo baik-baik ya Ra." Rafael yang tiba-tiba ada di samping Izora itu membuat Izora terkejut.
Rafael meninggalkan Izora dan Xavier yang masih membeku memperhatikan Rafael pergi. Setelah Rafael sudah lumayan jauh, Xavier memegang tangan Izora.
Hal tersebut membuat Izora sedikit terkejut. "Kenapa Xav?"
"Maaf,"ujarnya lesu.
"Kenapa lo minta maaf?"
"Karena gue, lo jadi incaran Icha dan kawan-kawannya." Izora tersenyum melihat Xavier yang kelihatan sangat bersalah, namun tetap saja ini bukanlah salahnya.
"Xav, ini bukan salah lo."
"Tapi.."
"Nggak ada tapi-tapi."
Xavier tersenyum lalu berdiri, "Yok, gue anterin ke kelas." Izora mengangguk. Xavier dan Izora sekarang sedang berada di depan kelas Izora. Banyak sekali mata yang melihat ke arah mereka,semuanya iri. Beberapa dari mereka menyoraki Izora dan Xavier.
"Cie, jadian gih!"pekik seorang siswa di dalam kelas.
"Iya jadian gih!" Hampir semua yang mengatakan itu adalah cewek yang suka Rafael, jadi jelas mereka mendukung Xavier dan Izora bersama.
Izora melambaikan tangannya kepada Xavier lalu masuk ke kelas. Setelah mengantar Izora masuk ke kelasnya, Xavier kembali ke kelasnya. Di depan kelas sudah berdiri Bu Emil dengan pengaris di gengamannya. "Udah selesai nyelamatin tuan putri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
IZORA(✔️)
Ficção AdolescenteSEGERA TERBIT! - - - Dipertemukan seolah takdir, kedua sahabat ini selalu bersama. Namun karena suatu permasalahan, merekapun harus berpisah. Anindiya Izora, itulah nama gadis yang bisa mencuri hati sepasang sahabat diwaktu bersamaan. Xavier dan Ra...