Siang itu, Xavier, Rafael, Ari dan Aji berkumpul di rumah Xavier. Semua murid dari sekolah Golden River High, pasti tau siapa mereka ber-empat ini.
Mereka adalah Critical Boys. Sekelompok cowok yang kerjaannya ngumpul bareng tapi tetap pintar.
Contohnya ada Xavier yang selalu malas-malasan tapi tetap menjadi juara matematika, Rafael yang juga suka tidur tapi jago fisika.
Untuk Ari ia itu terkenal dengan permainannya yang hebat di olahraga baseball, sedangkan Aji adalah salah satu murid bermultitalenta. Ia bisa memainkan beragam alat musik dan pintar mengambar.
Di rumah Xavier, mereka biasanya bercerita tentang hari mereka, atau bermain game yang Xavier punya.
Untuk hari ini Critical Boys memutuskan untuk bercerita tentang hari mereka lalu baru bermain game.
Tentu saja Xavier adalah orang pertama yang menceritakan harinya kepada teman-temannya.
Mereka semua sebenarnya sudah melihat raut wajah Xavier yang dari tadi berbinar seperti ada hal yang paling bahagia terjadi padanya.
Awalnya mereka takut, bagaimana jika Xavier sedang dirasuki?
"Xav? Lo mau cerita apa?"ujar Ari yang duduk di samping Aji.
"Kalian harus tau, gue kayaknya udah nemu cewek baru deh!"
"Loh loh, terus Icha gimana?"tanya Aji yang langsung meningkatkan nada bicaranya. Aji dari dulu mengincar seorang gadis bernama Icha, namun sayangnya Icha justru menyukai Xavier
Alasannya adalah karena Xavier terlihat lebih tampan, itu sih kata Icha. Padahal Aji tak kalah tampan loh. Aji memiliki kulit putih, senyumnya sangat manis bak anak kecil yang polos dan imut.
"Ah sudah deh, Icha bucin banget nggak suka,"ujar Xavier. Aji tersenyum lebar, cewek bucin adalah salah satu tipe cewek Aji.
"Berarti boleh lah buat gue?" tanya Aji, mendengar hal itu Xavier hanya mengangukan kepalanya cepat. 'yes!'batin Aji.
Walau teman-temannya dari tadi terus berbicara, Rafael hanya terdiam lalu mendengarkan. Sampai akhirnya Xavier menghampiri dirinya lalu menepuk pundaknya.
"Gimana Raf, lo tau nggak sih dia tuh cantik, rambutnya gelombang lucu banget, terus senyumnya manis banget,"ujar Xavier sambil mendeskripsikan Izora tanpa menyebutkan nama.
Rafael hanya menganggukan kepalanya, ia turut senang untuk sahabatnya. Namun deskripsi yang Xavier berikan tak asing baginya. Seharian itu Critical boys hanya bermain game seharian, tapi sesekali Aji menceritakan rencananya untuk mendekati Icha.
ミ☆
Hari itu adalah hari kamis. Izora mengenakan seragam khas baju kamis dari sekolah Golden River,yakni baju polo putih dan rok tartan hijau. Ia berkeliling di sekitar sekolah, berharap bisa menemukan kantin yang ia lupakan tempatnya dimana. Ia terlalu lama berjalan-jalan sampai tak sadar bahwa ia sudah berada di gedung yang salah.
Disitu banyak sekali ruangan ekstrakurikuler, sepertinya ia salah memasuki gedung. Ia berjalan menuju arah gedung sebelumnya, namun langkahnya terhentikan oleh suara alunan gitar yang sangat merdu.
Izora melihat bahwa pintu ruangan musik sedikit terbuka, ia melihat kalau ternyata di dalam sana ada cowok yang tampan sedang memainkan gitar dengan sangat indah.
Cowok itu memiliki rambut ikal yang lucu, tinggi badan yang kira-kira mencapai 170 cm, dan tentu saja mukanya yang sangat tampan. Ia terus memperhatikan cowok itu yang sedang bermain gitar di dalam ruangan musik sekolag mereka. Lagu yang dimainkan oleh cowok itu juga tak asing baginya.
Izora rasa lagu itu adalah lagu yang selalu ia nyanyikan beberapa tahun lalu. Izora tersadar bahwa cowok itu sudah berhenti memainkan gitarnya. Karena ia tak mau dirinya dikira mengintip, Izora pun pergi dari ruangan musik tersebut. Di jalan menuju kantin, Izora bertemu dengan teman sekelasnya. Karena merasa kebingungan akhirnya Izorapun bertanya kepada teman sekelasnya.
"Um.. Permisi.. Kantin ada dimana ya??"tanyanya dengan tangan yang ia kepalkan di belakang tubuh mungilnya.
"Ada di samping kelas itu." Kata seorang cewek berambut pendek yang menunjuk arah kantin.
"Terima kasih,"ujar Izora, lalu ia pergi menuju kantin tersebut.
Izora berjalan menuju kantin dengan perutnya yang keroncongan. Perutnya beberapa kali berbunyi membuat beberapa murid memperhatikannya. Sesaat ia sampai di kantin tersebut, kantin itu terlihat sangat ramai. Untung saja Xavier melihat keberadaan Izora.
"Hai Ra,"sapa Xavier ramah.
"Oh.. Hai Xav,"ujar Izora membalas sapaan dari Xavier dengan senyuman manis miliknya. Tentu saja hal ini membuat Xavier sedikit gugup tapi tetap merasa senang.
"Ra, duduk sama gue aja gimana?"tanya Xavier sedikit modus.
"Kantin lagi rame loh,"lanjutnya.
Izora memikirkan jawabannya terlebih dahulu. Jujur saja semenjak kemarin ia terlihat makan bersama Xavier banyak sekali kakak kelas maupun teman sekelas yang mengancamnya. Termasuk yang namanya Icha, menurutnya Icha sangat mengerikan. Tapi apa boleh buat, perutnya sudah berbunyi kencang dari tadi dan Izora sangat kelaparan.
"hmm.. Boleh deh.."
Xavier mengajak Izora ke meja yang sudah ada Ari, Aji, dan juga Rafael. Izora melihat satu-satu wajah mereka. Begitu terkejutnya ia saat melihat keberadaan cowok berambut ikal yang ia liat tadi di ruang musik.
"Loh Lo kan?"
(SUDAH DI REVISI)
ミ☆
Hai semuanyaaa, semoga suka sama chap yang ke tiga ini ya. Aku personally sedikit ngantuk dan gak punya banyak ide saat nulis ini, tapi semoga kalian suka deh.
01| Kalian team Xavier atau Rafael??
Love,K.A
BONUS!!!
Baju Sekolah Hari Kamis.
baju polo dan rok tartan hijau.
KAMU SEDANG MEMBACA
IZORA(✔️)
Ficção AdolescenteSEGERA TERBIT! - - - Dipertemukan seolah takdir, kedua sahabat ini selalu bersama. Namun karena suatu permasalahan, merekapun harus berpisah. Anindiya Izora, itulah nama gadis yang bisa mencuri hati sepasang sahabat diwaktu bersamaan. Xavier dan Ra...