BAGIAN 9. [VANILA]

1.3K 129 93
                                    

NOTE : Hai Gaes, cerita Vanila kembali lagi. Maaf ya udah tiba-tiba di unpublish cerita Valina, karena menurut aku ada beberapa alasan yang logis buat aku ubah beberapa alur cerita Vanila dan harus di unpublish.
______________________________________

Jangan lupa untuk vote dan komentar yaa gaes.

Selamat membaca 😙

Di dalam kelas, Vanila sudah tidak sabar untuk menunggu bel istirahat berbunyi. Terlihat bibirnya melengkung membentuk senyuman dari awal masuk kelas membuat Bella yang duduk disebelahnya menatap sahabatnya dengan pandangan curiga.

"Van, Lo gak gila kan?" tanya Bella membuat senyum yang ada di wajah gadis itu hilang.

Vanila menoleh ke arah Bella dengan pandangan kesal namun tidak lama. "Aku gak gila ya Bel. Aku tuh lagi senang, gak sabar buat ikut ekskul lukis di hari pertama," jawab Vanila dengan ceria.

"Jadi Lo udah fiks nih masuk ekskul lukis?"  tanya Bella dengan terkejut dan diangguki semangat oleh Vanila.

"Iya Bella," jawab Vanila bersamaan dengan bunyi bel istirahat berbunyi.

Vanila segera membereskan buku-bukunya dan beranjak dari tempat duduknya.

"Bella, mau ikut aku atau ke kantin?" tanya Vanila dengan semangat pada Bella.

Bella berpikir sejenak dan kemudian menggeleng kepalanya. "Gue ke kantin aja, nanti lain kali baru gue ke ruang lukis," jawab Bella.

"Yaudah, kalau gitu aku duluan ya," pamit Vanila.

"Iya, have fun," balas Bella dan setelah itu Vanila segera berjalan keluar kelas.

"Loh Abang?" kaget Vanila saat melihat Albert baru saja tiba di depan kelas.

"Kamu udah siap? Bella gak ikut?" tanya Albert sambil melihat ke dalam kelas terdapat Bella yang sedang menatap dirinya dan Vanila dari dalam kelas.

"Udah bang dan Bella gak ikut, katanya lain kali aja baru Bella ikut," jawab Vanila dan hanya dibalas anggukan oleh Albert.

Setelah itu kedua kakak-beradik itu berjalan menuju ruang lukis dan sepanjang koridor banyak tatapan siswa-siswi menatap ke arah mereka berdua. Terlebih Vanila yang dirangkul oleh Albert.

"Abang ke kantin gih, aku bisa sendiri kok," usir Vanila setelah tiba di depan ruang lukis.

Albert mencubit pipi Vanila dengan gemas. "Usir Abang nih ceritanya?"

Vanila memukul tangan abangnya untuk melepaskan cubitan dari pipinya yang terasa sedikit sakit. "Ihh, Abang mah. Ntar kalau pipi aku melar gimana?" gerutu Vanila sambil mengusap pipinya.

Albert terkekeh mendengar gerutuan Vanila. "Yaudah gih masuk, abang ke kantin dulu. Kalau butuh sesuatu, hubungi Abang," ucap Albert sambil mengacak rambut Vanila membuat gadis itu bertambah kesal.

"Iya Abang bawel, dah sana ke kantin," usir Vanila sambil membalikkan badan Albert dan mendorong punggung abangnya.

Albert segera melangkahkan kakinya menuju kantin. Wajah yang tadinya terdapat senyuman, mulai redup hingga menampilkan wajah tanpa ekspresi.

VANILA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang