BAGIAN 33. [VANILA]

41 5 2
                                    

⚠️KALAU ADA TYPO, TANDAI YA GUYSS⚠️

⚠️ JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMENN GESSS⚠️

⚠️Happy Reading, I hope U like ⚠️
___________________________________________

Setelah menelpon Vanila, Ayah Richard menatap layar laptop yang masih menyala. Bunda Nabila yang sedang menemani suaminya pun tampak khawatir.

"Yah, kalau itu beneran Vabi—," ucap Bunda menggantung dengan nada tidak yakin.

Ayah Richard menghela nafasnya pelan sambil menyandarkan tubuhnya di kursi kerja.

"Kita harus tanya Vabi lebih dulu, baru kita cari jalan keluar," jawab Ayah Richard tanpa mengalihkan pandangannya.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dan Ayah Richard segera menyuruh masuk. Tampaklah Vanila dan Albert yang masih mengenakan seragam.

"Kenapa yah?" tanya Albert saat merasakan sesuatu yang tidak beres melihat ekspresi wajah Ayah dan Bunda.

"Ka Vabi dimana?" Bunda Nabila tidak melihat kedatangan putra kembarnya.

"Gak tau Bun, tadi aku telpon ka Vabi. Tapi dianya gak aktif ponselnya," jawab Vanila sambil mengeluarkan ponsel dari saku rok-nya.

Albert menatap ayahnya yang terlihat cemas tidak seperti biasanya.

"Ada apa yah?" tanya Albert dengan tatapan curiga menatap ayah Richard yang tidak mengalihkan pandangan dari laptop.

"Hallo Ka Theo."

Mendengar nama putranya, Ayah Richard segera mengalihkan pandangannya menatap Vanila yang juga menatap kearahnya. Mengerti dengan tatapan Ayah Richard, Vanila segera memberikan ponselnya kepada ayah Richard.

"Ayah tunggu kamu di ruang kerja ayah. Sekarang," ucap Ayah Richard dengan nada tegas tanpa berbasa-basi.

***

Vabi yang sedang bersama-sama dengan Gerald di atas sebuah ring. Kedua pria itu penuh keringat dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Gila Lo Vab. Rencana bunuh gue heh," umpat Gerald sambil meminum sebotol air mineral dingin dengan sekali tegukan.

Vabi terkekeh mendengar umpatan dari kakak kelasnya. Pria itu segera berjalan keluar dari ring menuju tasnya yang berada di bangku panjang samping ring. Kemudian Vabi mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya yang sengaja dia matikan.

Ketika menyalakan ponselnya, Vabi mengerutkan keningnya saat melihat banyak panggilan telepon dari bunda dan Vanila.

"Tumben," gumam Vabi dengan penasaran dan hendak menelpon kembali Vanila. Namun ternyata saudari kembarnya menelepon kembali dan dengan segera, Vabi segera menjawab panggilan dari Vanila.

"Hm?" dehem Vabi saat mendengar suara Vanila.

"Ayah tunggu kamu di ruang kerja ayah. Sekarang," perintah Ayah Richard dari seberang telepon.

Vabi mengerutkan keningnya mendengar suara ayahnya yang tidak seperti biasa. Apalagi ayah Richard menyuruhnya untuk datang ke ruang kerja yang bahkan sangat sulit untuk masuk ke ruangan itu selain terjadi sesuatu.

"Kenapa Lo?" tanya Gerald melihat Vabi yang menatap ponsel.

"Gue gak tau ini firasat baik atau buruk. Bokap gue telpon," jawab Vabi sambil mengganti pakaian dengan cepat.

VANILA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang