BAGIAN 36. [VANILA]

77 4 0
                                    

⚠️KALAU ADA TYPO, TANDAI YA GUYSS⚠️

⚠️ JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMENN GESSS⚠️

⚠️Happy Reading, I hope U like ⚠️
___________________________________________

Vanila menatap abangnya dengan curiga dan kemudian menoleh ke arah Kenzo untuk meminta penjelasan.

"Gak ada apa-apa, lebih baik ke ruang musik sekarang," jawab Kenzo dan segera bangkit dari tempat duduknya diikuti dengan yang lainnya.

Albert yang melihat tatapan adiknya yang tidak percaya, segera merangkul Vanila. "Yang dibilang Kenzo benar kok, gak ada apa-apa. Tadi Abang sama yang lain lagi bahas foto yang Gerald kasih," ujar Albert meyakinkan adiknya.

Vanila menghela nafas dan mengangguk kepalanya yang menandakan dirinya percaya dengan yang dikatakan oleh Abangnya.

"Iya bang, gue percaya," balas Vanila membuat Albert menjadi lega.

Kemudian kedua bersaudara itu segera berjalan menyusul Kenzo dengan lainnya yang telah meninggalkan kantin menuju ruang musik.

Saat berjalan menyusuri koridor, tatapan Vanila tidak sengaja melihat Gerald yang sedang menatap juga kearahnya.

"Lihatin apa dek?" tanya Albert saat Vanila menghentikan langkahnya.

Vanila segera mengalihkan pandangannya dan menggelengkan kepalanya. "Gak ada apa-apa kok bang," jawab Vanila dan dibalas anggukan kepala oleh Albert.

Saat Vanila melanjutkan langkah kakinya bersama Albert, Gerald segera pergi dari posisinya sambil mengirimkan pesan kepada seseorang.

"Gerald or Blackorch?"

Gerald menghentikan kakinya saat mendengar suara yang tidak terdengar asing. Pria itu segera menyimpan ponselnya dan membalikkan tubuhnya.

Terlihat Shella dengan wajah angkuhnya menatap Gerald dengan tatapan remeh. Penampilan gadis itu terlihat beda dari biasanya. Rambutnya berwarna ungu gelap yang merupakan ciri khasnya membuat Gerald tertegun.

Melihat Gerald yang terkejut membuat Shella tersenyum miring. Gadis itu melangkah maju mendekat ke arah Gerald. Entah kenapa suasana disekitar mereka menjadi senyap dan hanya terdengar suara hembusan angin.

"Terkejut, heh?" tanya Shella dengan nada meremehkan.

"Lo sama Vabi memang udah lama keluar, tapi bukan berarti kejadian itu Lo berdua gak ada," ujar Shella sambil melipat tangannya.

Kemudian gadis itu memajukan wajahnya tepat di telinga Gerald. "Bagaimana kalau gue kasih petunjuk buat Vanila, kalau saudara kembarnya sendiri yang bekerja sama dengan bokap gue untuk kill sahabat kesayangannya?" bisik Shella sambil tersenyum miring.

Gadis itu menarik tubuhnya untuk melihat reaksi Gerald. Namun ternyata tidak sesuai dengan ekspektasinya, karena Gerald menatapnya dengan pandangan remeh.

"Silakan kasih petunjuk sebanyak mungkin. Bukankah itu lebih bagus buat mereka tahu lebih banyak tentang usaha-usaha gelap punya bokap Lo?" tanya Gerald tersenyum tipis melihat Shella yang mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Lo jangan lupa, kalau gue sama Vabi dulu hanya bocah polos yang termakan mulut manis bokap Lo. Jadi gue sama Vabi tidak sepenuhnya salah. Karena semua sumber masalah ada di bokap Lo," lanjut Gerald dengan wajah datarnya dan segera membalikkan badannya pergi meninggalkan Shella yang merasa kesal karena mendengar perkataan pria itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VANILA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang