21 - Dahyun dan Perasaannya

489 103 53
                                    

WARNING!
Akan ada beberapa bahasa kasar dalam part ini. Dimohon kebijaksanaannya dalam membaca✨


Hanbin menghirup dalam-dalam udara sejuk kota Bandung dari teras rumah. Meski kata banyak orang, Bandung yang sekarang sudah tidak sesejuk dulu, bagi Hanbin yang sudah terbiasa dengan sengatan matahari ibukota, ini sudah lebih dari cukup.

Dahyun datang dengan tangan yang memegang nampan. Diatasnya ada sebuah teko kecil berisi air jahe, dua buah cangkir, serta beberapa camilan ringan.

"Tante pamit tidur katanya." Ujar Dahyun saat meletakan apa yang ada di nampan, keatas meja kecil diantara bangku di teras rumah.

"Iyalah, malah kalo tante lu nemenin kita, gua-nya yang gak enak." Ucap Hanbin.

Lagi.

Keheningan menyeruak diantara Hanbin dan Dahyun. Agar tak terlalu merasa sesak atas keheningan yang ada, Hanbin menyesap pelan-pelan air jahe buatan tantenya Dahyun itu.

"Bin..." suara serak Dahyun mulai memecah keheningan. Hanbin berdeham untuk menanggapi panggilan Dahyun. "Gue, bakal jauhin Bangchan mulai besok. Nama dia bakal gue hapus dari hati dan pikiran gue. Gak adalagi Bangchan dalam kamus gue."

Hanbin menatap Dahyun bingung. Bukankah kemarin siang, gadis itu dengan tegasnya meminta untuk berhenti atas permainan api ini karena akan kembali dengan sang mantan?

"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Hanbin. "Perasaan kemaren siang, lu dengan kerennya bilang mau memperbaiki hubungan ini berdua. Kenapa sekarang..."

Dahyun terlihat akan kembali menangis, tapi berusaha mati-matian untuk tegar. "Gak bisa, Bin. Gue gak bisa bareng-bareng sama Bangchan." Ujarnya.

Alis Hanbin mengernyit,"yaa.. kenapa?"

"Lo inget cewe yang kita gak sengaja liat di blok N? Yang mesra-mesraan sama Bangchan?" Tanya Dahyun dan Hanbin mengangguk.

"Dia tadi datengin gue dengan putus asa. Dia bilang mau gugurin calon bayinya, Bin... mana tega sih gue, biarin dia bunuh calon anaknya, cuman demi kebahagiaan gue.."

"Tunggu... hubungannya sama elu? Jangan bilang...."

Air mata turun ke pipi Dahyun perlahan. Gadis itu lalu mengusapnya kasar, sehingga muncul bercak kemerahan lain di wajahnya.

"Bangsat!! Anjing!!" Umpat Hanbin. Ia bahkan reflek berdiri saking tak bisa menahan emosinya sendiri. "Dimana si bangsat itu, hah?! Kita datangin sekarang, Day! Dimana rumahnya si anjing, bilang sama gua?!!

 "Dimana si bangsat itu, hah?! Kita datangin sekarang, Day! Dimana rumahnya si anjing, bilang sama gua?!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanbin mengambil kunci mobilnya kasar lalu berjalan ke mobil. Ia berencana akan pulang saat ini juga, pergi ke rumah Bangchan, lalu menghajar pemuda itu hingga ia puas.

Namun belum tangannya menyentuh ganggang pintu mobil, Dahyun sudah menahan pemuda itu dengan memeluknya dari belakang. "Jangan kotorin tangan lo, Bin... please!" Pinta Dahyun.

Pacar BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang