"Pulang sama aku kan, sayang?" Tanya Bangchan saat dirinya dan Dahyun berjalan beriringan kearah parkiran.
Langkah Dahyun berhenti, ia lupa mengatakan pada Bangchan bahwa dirinya belum putus dengan Hanbin!
"Chan, gue lupa mau ngasih tau lo." Ujar Dahyun. Bangchan tersenyum menantikan ucapan Dahyun selanjutnya. "Gue sebenernya, belom putus dari cowo baru gue..."
Senyum Bangchan berubah. Ekspresi wajahnya langsung datar. Dengan tatapan tajam, ia menatap Dahyun,"kenapa?" Tanyanya. Terlihat nada tak suka disana.
"Ya, gue gak bisa mutusin dia." Jawab Dahyun asal.
"Tapi kok, lu bisa mutusin gua." Ujar Bangchan tepat sasaran.
"Yaa gue gak enak aja sama dia."
"Tapi kenapa lu bisa enak mutusin gua?"
"Chan, sorry, gue gak bisa...."
Bangchan menahan emosinya lalu kembali menatap Dahyun,"gua sayang sama lu, Day..." ungkap pemuda itu.
"Tapi gue udah jadi pacar orang lain."
"Gak masalah!" Ujar Bangchan. "Kalo lu masih sayang sama gua, gua gak peduli meski lu sekarang berstatus pacar orang lain."
Dahyun menahan senyum mati-matian usai mendengar penuturan mantan kekasihnya yang membuat ia melting. Apalagi saat tangan hangat Bangchan, menggenggam kedua tangannya.
"Jadi gimana?" Tanya Bangchan saat kedua pipi gadis itu bersemu merah. "Masih sayang kan, sama gua?"
Dahyun inginnya mengungkapkan apa yang ada dihatinya, tapi tak bisa, karena Hanbin buru-buru menghampirinya. Bahkan lelaki itu menarik lengan Dahyun, agar terlepas dari genggaman Bangchan.
"Daritadi diteleponin, ternyata ada disini." Ujar Hanbin. "Ayo balik, aku buru-buru mau ada urusan."
"Eh ntar dulu." Ujar Bangchan, mencegah keduanya pergi dengan berdiri di hadapan Hanbin. "Lo cowo barunya Dahyun?" Tanyanya dengan pandangan tajam.
Dan seakan mendapat saingan yang seimbang, Hanbin juga menatap tajam kearah Bangchan.
"Iya. Kenapa?" Ujar Hanbin dengan angkuh.
Bangchan tersenyum sinis,"gua Bangchan, cowonya."
"Mantan kali..." seru Hanbin tanpa merasa terintimidasi. "Gua udah tau dari Dahyun kalo dia punya mantan."
"Itu cuman status! Toh kenyataannya, Dahyun lebih cinta ke gua daripada lu!"
Hanbin menoleh kearah Dahyun masih dengan tatapan tajamnya,"bener, kamu lebih cinta dia daripada aku?"
Dahyun menatap kebingungan kearah Hanbin.
"Jawab Day! Kalo iya, yaudah kita putus aja! Ngapain di pertahanin kalo kamu masih terbayang-bayang sama mantan."
Untuk pertama kalinya dalam sejarah percintaan Dahyun! Dia takut pada lelaki lain selain Bangchan. Apalagi muka kesal Hanbin menurut Dahyun begitu natural, tanpa bisa ia duga, gadis itu menggeleng patuh, menjawab pertanyaan Hanbin dengan wajah bersalah.
"Aku gak masalah kalo kamu mau putus. Selesaiin aja semua sekarang!" Hanbin tak berhenti melemparkan bom kearah Dahyun.
Merasa ketakutan karena emosi Hanbin membuatnya kecil, Dahyun menyentuh lengan kekar lelaki itu dan mulai merengek,"engga...ya ampun, siapa sih yang mau mutusin kamu? Aku gak pernah niat kesana. Udah dong, jangan marah-marah terus. Kamu bikin aku takut..."
"Loh? Gimana sih? Katanya kamu mau balikan sama aku, Day?" Tembak Bangchan saat ia mulai mencium bau tak beres pada masalahnya saat ini.
Dahyun menggeleng,"sorry Chan, gue gak bisa mutusin cowo gue. Udah ya, tolong lo ngerti kalo hubungan kita udah selesai." Ujar gadis itu sebelum meninggalkan Bangchan sendirian.
Saat Dahyun dan Hanbin masuk ke mobil, saat itu juga sikap Hanbin kembali normal. Dahyun yang awalnya mulai merasa tak enak dan bersalah, mendadak kesal setengah mati.
"Ih gila, ya! Gue pikir lo marah beneran, Bin!" Kesal Dahyun dan Hanbin menanggapinya dengan tertawa keras.
"Kenapa emang? Natural banget, yak?" Tanya pemuda itu disela tawanya.
Dahyun mengangguk mantap. "Kebawa perasaan gue langsung. Sialan!"
Hanbin semakin tertawa keras,"jangan sampe kebawa perasaan, Day. Hubungan kita gak bakal sampe kesana. Inget, tujuan lu cuman buat liat perjuangan Bangchan."
"Iyaaaaaa..." jawab gadis itu cepat. "Eh Bin, lo mau langsung balik? Makan dulu, yuk?" Ajak Dahyun.
"Kemana?" Tanya pemuda itu sambil memgemudikan mobilnya keluar parkiran.
"Gue sih suka makan, jadi tinggal lo sebutin aja, mau makan apaan? Nanti gua ajak ke tempat makan favorite gue." Ujar Dahyun.
"Hm... kayaknya siang-siang gini enakan makan soto deh, Day..." usul Hanbin.
"Soto? Oke, gue punya tempat favorite makan soto Lamongan, kita kesana aja ya?"
Hanbin mengangguk, kemudian Dahyun mulai menunjukan arah jalannya.
.
.
.
"Hadeeeeeh... kenyang banget perut gua." Ujar Hanbin yang kini sudah bersandar di kursi sambil mengusap-usap perutnya.
Dahyun tersenyum,"kenyang banget?" Tanyanya.
"Kenapa emang?"
"Kita belum makan makanan penutupnya, Bin. Mau dessert." Ujar Dahyun.
Hanbin langsung menggoyangkan lengannya tanda tak terima,"gue gak demen makanan terlalu manis, Day."
"Ih, siapa juga yang mau ngajakin lo makan makanan manis, ini gue mau ngajak lo makan gelato. Kan enak tuh, sembari di jalan pulang, kita ngemil es krim."
Mata Hanbin berbinar. Memang saat ini entah mengapa cuaca Jakarta lebih terik dari biasanya. Tanpa babibu, Hanbin langsung bangkit dari duduknya dan membayar makanan dirinya dengan Dahyun.
Sesampainya di tempat yang dituju, Dahyun dengan santainya memesan, sedangkan Hanbin yang baru pertama kali, merasa kikuk. Tak lama, Dahyun kembali dengan dua buah es krim gelato di tangannya.
"Banyak banget belinya?" Tanya Hanbin.
"Ini satu buat lo." Ucap Dahyun lalu menyerahkan satu es krim kepada Hanbin. "Gue tau kalo lo pasti gak ngerti ginian. Bagi lo, es krim ya es krim aja. Makanya gue pilih yang di rekomendasikan buat cowok. Karena kan, lidah cowo sama cewe beda."
Hanbin tersenyum senang, lalu menerima es krim gelato dari Dahyun. Dengan langkah seringan kapas, mereka keluar dari toko es krim itu dan masuk ke mobil.
"Kok belom jalan?" Tanya Dahyun pada Hanbin.
"Bentar, gua abisin dulu es krimnya. Susah kan, gua nyetir. Kalo nunggu sampe di rumah lu, udah keburu cair." Jawab Hanbin.
Dahyun langsung mengambil es krim dari tangan Hanbin,"kan bisa gue yang pegangin. Udah sana nyalain mesin mobilnya."
Hanbin dibuat kembali tersenyum oleh Dahyun. Entah mengapa, setelah menghabiskan waktu hampir seharian, ia baru sadar, jika pola pikirnya dan gadis itu sama. Bahkan apa yang hanya Hanbin pikirkan di otaknya, juga dipikirkan oleh Dahyun, bedanya, gadis itu mengutarakannya sedangkan ia tidak.
Standar makanan enak bagi Hanbin juga sama dengan lidah Dahyun. Dari sini ia berpikir, jika suatu hari, ia kebingungan memilih makanan untuk makan siang atau makan malam, ia bisa menghubungi gadis itu untuk meminta rekomendasi.
Daripada pilihannya kembali jatuh pada ayam goreng tepung? Itu benar-benar tidak sehat, kan?
Tobecontinued...
MAKASIH UDAH MAMPIR, VOTE SERTA COMMENT💕
P.s :
Kok Dahyun makin cantik sih? Pusing gue😩
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Bayaran
FanfictionBagi Hanbin Yeri adalah sahabatnya, sedangkan Dahyun? Partner kerja, mungkin...? 🥇hanbindahyun 04.01.21 🥈 dahbin 08.01.21 🥈hyunbin 28.11.20 🥈hanbindahyun 12.17.20 #4 tzuwoo 28.11.20 Start : 14 Nov 20 End : 12 Jan 21