17 - 180 derajat (2)

397 87 29
                                    

Hari ini karena kelas hanya ada satu, jadi Dahyun dan teman-temannya bisa pulang lebih cepat.

"Eh guys, nongkrong yuk!" Ajak Sinbi pada Dahyun, Kyulkyung, Moonbin, Mina dan Nayeon.

Nayeon menggeleng,"gak bisa gue. Udah dijemput mas pacar."

"Najis! Bucin banget sih lu Nay!" Kesal Sinbi.

Nayeon memeletkan lidahnya, berusaha menggoda gadis itu,"biarin. Masih mending gue ada yang bikin bucin, nah elo? Pfffttt"

Sinbi mendelikan matanya atas ucapan Nayeon barusan.

"Gue juga gak bisa guys..." ujar Mina. "Yoyo minta ditemenin nugas. Kan kemaren dia juga nemenin gue nugas. Jadi harus gantian.."

"Nih juga satu, bucinnya gak kelar-kelar ke Yunhyeong!" Kesal Sinbi. "Yaudah, yang lain bisa kan?" Tanyanya pada Dahyun, Kyulkyung dan Moonbin.

Kyulkyung dan Moonbin berseru semangat, tapi tidak dengan Dahyun. Gadis itu meringis saat Sinbi menatapnya ganas.

"Gue mau ke rumah Hanbin, Bi... kemaren dia nelponin gue puluhan kali dan gak keangkat soalnya ke silent... merasa bersalah banget gue... apalagi pas gue telpon balik, nomornya malah gak aktif." Jelas Dahyun tak enak hati pada Sinbi.

"Oiya Day, kemaren tuh lu dijemput sama siapa? Laki lu kesini, udah kayak anak ilang nyariin lu..." ujar Moonbin.

Dahyun terkejut. Hanbin menjemputnya? Apakah karena itu ia menelepon puluhan kali? Dahyun jadi merasa tambah bersalah.

"Tuh kan, Bi... dia pasti khawatir banget sama gue! Sorry ya, next time gue join deh!" Ujar Dahyun.

Sinbi mendengkus,"yaudahlah, mau gimana lagi? Temen-temen gue pada bucin, jadi gue harus terima..."

Dahyun berteriak kegirangan lalu memeluk Sinbi dan teman-temannya lain. Setelah itu ia memberentikan taksi dan masuk. "Pak, tolong anter ke Cluster Kenanga ya..." pinta Dahyun pada supir taksi.

.

.

.

Dahyun turun dari taksi dan menatap penuh kagum pada rumah yang disinyalir dihuni oleh Hanbin dan keluarganya.

Dahyun turun dari taksi dan menatap penuh kagum pada rumah yang disinyalir dihuni oleh Hanbin dan keluarganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagar rumah itu terbuka perlahan, lalu Dahyun masuk kedalamnya. Melihat penampakan rumah Hanbin, ada sebuah pertanyaan besar muncul di benaknya. Untuk apa Hanbin repot-repot menjadi pacar bayaran, jika rumahnya saja gedongan seperti ini?

Tak ingin membuang waktu, Dahyun mengetuk pintu rumah Hanbin, butuh beberapa kali, sebelum akhirnya pintu tersebut dibuka dari dalam.

Tak ingin membuang waktu, Dahyun mengetuk pintu rumah Hanbin, butuh beberapa kali, sebelum akhirnya pintu tersebut dibuka dari dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pacar BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang