09 Benarkah ini?

409 83 55
                                    

Pagi-pagi sekali, Yeri sudah bertamu ke rumah Hanbin. Bukan untuk menyambung tali silaturahmi, melainkan meminta putra sulung keluarga Kwon itu untuk berangkat kuliah bersama.

Rumah mereka memang berdekatan, karena itu sejak SMA, Yeri selalu berangkat bersama Hanbin.

Hingga kini.

"Yer, sarapan dulu." Ajak Chaerin, ibu Hanbin.

Yeri yang memang sudah kenal dekat dengan keluarga itu, tanpa basa-basi, langsung bergabung sarapan bersama.

"Apa kabar, To?" Tanya Yeri saat dirinya memilih duduk di samping Haruto. Pemuda itu menjawab dengan malas bahwa dirinya baik-baik saja. Yeri tidak sakit hati. Ia sangat tahu betul bahwa memang itu adalah sifat Haruto. Pemuda itu memang tidak begitu akrab dengan teman wanita abangnya.

Tak lama, Hanbin menyusul untuk sarapan bersama.

"Ada lu, Yer?" Tanya Hanbin.

Yeri tersenyum lebar, lalu menggoyang-goyangkan jaket denim Hanbin,"berangkat bareng, ya? Ya? Ya?" Ajak gadis itu. Ia bahkan membuat ekspresi menggemaskan yang memang hanya ia tujukan pada Hanbin.

"Aduh, gak bisa!" Jawab lelaki itu. "Gua mau jemput Dahyun. Lu tau sendiri kampusnya jauh, kudu berangkat lebih pagi gua sekarang."

Terlihat raut wajah Yeri kecewa.

"Dahyun? Siapa itu bang?" Tanya Chaerin pada putra sulungnya. "Pacar kamu?"

"Gimana ya ngejelasinnya?" Bingung Hanbin. "Iya deh, pacar." Ujarnya kemudian.

Hati Yeri kembali sesak saat Hanbin mengakui bahwa Dahyun adalah pacarnya ke hadapan keluarga pemuda itu. Impian Yeri untuk menjadi gadis pertama yang Hanbin kenalkan ke keluarganya, pupus sudah!

"Kok gak pernah dibawa maen ke rumah?" Kini sang kepala keluarga, Jiyong, yang bertanya pada putranya.

Hanbin meringis,"baru juga jadian, Pi..." ujar Hanbin asal.

"Ya kan, meski baru jadian, dikenalin ke keluarga juga gak masalah toh, bang? Papi sama Mami pengen tau, pacar kamu itu siapa? Gimana anaknya? Lagian emang papi ngelarang kamu sama Haruto pacaran, sampe ngumpet-ngumpet gitu." Ujar Jiyong.

Hanbin menganggukan kepalanya,"yaudah, nanti abang bawa kesini, tapi abang tanya dulu ke dia, ya?" Jawab Hanbin agar pembicaraan seputar Dahyun segera berhenti. "Ngomong-ngomong udah jam segini, abang berangkat dulu, ya? Takut kena macet, soalnya kampus Dahyun jauh." Ujar Hanbin sambil menyalami kedua tangan orang tuanya. "Yer, lu berangkat sama Donghyuk aja, ya? Sorry, gua buru-buru." Ujar Hanbin pada Yeri.

Yeri yang ditinggal Hanbin menghela napas panjang.

Ketika pintu rumah terdengar sudah ditutup, Chaerin lalu mendekatkan tubuhnya kearah Yeri kemudian bertanya,"Yer, kamu tau pacarnya Hanbin?"

Yeri yang tak ingin semua orang tau mengenai perasaannya dengan Hanbin, langsung tersenyum dan mengangguk pelan,"tau Tante, kemaren ketemu di Anyer."

"Si abang udah berani bawa pacarnya liburan ke Anyer? Beneran Yer?!" Kaget Chaerin. Kedua mata gadis yang usianya sudah tidak muda lagi itu mulai sembab.

"Tuh kan, Mi! Adek bilang apa? Abang tuh straight!" Kini Haruto yang buka suara.

"Ya kan, dia selama ini tuh, gak pernah ngomongin soal perempuan ke Mami... gak pernah cerita kalo punya perempuan yang di taksir... terus hari-harinya nongkrong gak jelas sama genknya... jadi Mami pikir..." Chaerin mengutarakan kekhawatirannya sambil berurai air mata. "Mami gak nyangka, kalo abang udah segitu serius sama pacarnya sampe dibawa liburan ke Anyer..."

Pacar BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang