09

344 62 1
                                    

Osamu tak mengerti apa maksud gadis itu.
ia benar benar tak mengerti.

Semua pesan yang ia kirim ke ponsel gadis itu tak dibalas dan panggilannya pun tak diangkat.

Gadis itu lagi lagi menghilang seperti ditelan bumi.

Yuki menghilang dengan sangat tiba tiba membuat sebuah luka besar dihati Osamu.

Kenapa gadis itu selalu menghilang disaat ia mencarinya?

Kenapa gadis itu menghilang saat perasaannya ini sudah tak bisa dibendung?

Apa maksud dari gadis itu melakukan ini semua?

Apa dia hanya ingin mempermainkan perasaannya saja?

Osamu benar benar tak mengerti.

PLETAK!

Sebuah topi terlempar ke kepala Osamu membuat remaja berambut kelabu itu menoleh kesal pada si pelaku.

"HOI! KEN–Eh? ini kan topiku! kenapa ada di kau Tsumu?!"

"Aku meminjamnya kemarin"

"Kenapa tidak bilang! terus kenapa baru dikembalikan sekarang?"

"Aku baru ingat"

Osamu mendecih.

Atsumu memang suka meminjam barang barangnya yang ntah sampai kapan akan dikembalikan.

Osamu sangat kesal dengan kebiasaan Atsumu yang suka meminjam barangnya tanpa ada niat mengembalikan.

"Kau benar benar dekat dengan si Ketua kelas, Tsumu?"

Atsumu yang sedang duduk di kursinya membalikkan badan kearah Osamu yang sedang bermain ponsel dikasur bawah.

"Kenapa memang?"

"Digrup kelas sedang ramai sekali membicarakan nya terutama para fans fans mu yang menjijikan itu"

"Kau sendiri tidak sadar ya? kau juga punya fans yang tak kalah menjijikkannya dariku?"

"Cih, jangan mengalihkan topik"

"Aku tidak dekat dengannya–yah, meskipun kemarin aku sempat jalan dengannya sih"

"Lagipula dia bukan tipe ku"

"Dasar playboy so laku" timpal Osamu.

"Bocah galau diam saja!"

"HAH?!"

"Kau menunggu kabar dari Yuki kan?"

"Tapi nyatanya dia tidak memberimu kabar sedikit pun, sampai membuatmu harus terus memegang ponsel bodoh mu setiap saat"

"Berisik."

Atsumu hanya bersmrik melihat Osamu yang tak bisa mengelak dari ucapannya barusan.

{❄❄❄}

Akaashi yang sedang duduk santai disofa merasa terganggu dengan ponsel Yuki yang terus berbunyi.

"Yuki, ponselmu berbunyi terus dari tadi" ucap Akaashi pada Yuki yang sedang berada di dapur.

Yuki kembali dari dapur dengan beberapa cemilan dan duduk disofa bersama Akaashi.
ia kemudian mengambil ponselnya yang berada dimeja.

Cukup lama Yuki memandangi ponselnya sampai akhirnya menaruh kembali ponsel itu dimeja.

"Siapa yang menelpon mu?"

"Osamu. biarkan saja"

"Tidak kamu balas? sepertinya dia juga mengirimi mu pesan Yuki"

"Ya. dia menelponku sebanyak 93 kali dan mengirimi ku pesan lebih dari seratus"

"Eh? kenapa tidak kamu balas?"

"Tidak usah. biarkan saja"

"Kalian sedang ada masalah?"

"Hm. ya"

Yuki memilih langsung jujur pada Akaashi karena percuma saja berbohong nanti juga ketauan, pikirnya.

"Apa? ceritakan padaku"

Yuki pun menceritakan kejadian di stasiun.

Saat itu ia melihat Osamu yang sedang mengobrol dan tertawa berdua bersama gadis lain, sepertinya gadis itu satu sekolah dengannya.

Dan tentu saja hatinya sangat sakit melihat pemandangan itu. apalagi seolah olah Osamu melupakannya saat bersama gadis itu.

"Apa benar yang kamu lihat itu Osamu?"

"Apa maksud Nii-san? tentu saja dia, aku tidak mungkin salah lihat"

"Kamu tidak lupa kan? kalau Osamu punya kembaran?"

"K-Kalau itu sih..."

Ucapan Akaashi membuat Yuki kembali berpikir tentang kejadian itu. memang sih dihari itu ia tak tau apakah itu Osamu atau Atsumu karena rambut mereka tertutupi topi. jujur saja Yuki itu bisa membedakan mereka karena warna rambutnya.

"Kenapa kamu tidak langsung tanyakan saja padanya?"

"Tidak mau. aku sudah ter–"

"Yuki."

"Kamu harus segera selesaikan masalah mu dengan Osamu. kamu harus bicara dengannya, jangan begini."

"Kalau kamu seperti ini. ini sama saja seperti mempermainkan perasaan orang lain,
itu tidak baik"

Cukup lama Yuki terdiam sampai akhirnya beranjak dari sofa. "Akan ku pikirkan." ucapnya yang kemudian pergi meninggalkan Akaashi sendiri.

"Sebentar lagi interhigh! selesaikan masalahmu dengan Osamu sebelum interhigh!" teriak Akaashi sebelum Yuki benar benar menghilang masuk kedalam kamar.

{❄❄❄}

Yuki terduduk menatap keluar jendela yang hari ini sedang turun salju salju kecil dari langit.

Menatap keluar jendela dengan galau.

Kejadian kemarin membuat hatinya sakit sekaligus bingung. ia sendiri masih tak tau apakah itu Osamu atau Atsumu.

Bagaimana jika yang dikatakan Akashi benar dan itu semua hanya salah paham?

Ah, Yuki akan benar benar bersyukur jika itu terjadi.

Tapi jika nyatanya itu benar dan bukan salah paham hatinya pasti akan hancur saat itu juga.

"Ah! percuma saja jika dipikirkan malah membuatku tambah bingung dan berpikiran yang tidak tidak"

"Bagaimana ini?"

"Apa aku harus menemuinya dan meminta penjelasan?–ah! tidak tidak, itu terlihat seperti aku mengemis penjelasan darinya"

Terlalu mementingkan ego.

Dan keras kepala.

Itulah sifat alami Yuki yang sayangnya tak ia sadari dan malah membuatnya semakin jatuh dalam keegoisan.

to be continue...

WINTER || miya osamu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang